Chapter 18

14.8K 247 9
                                    

WARNING! DILARANG KERAS BAGI PEMBACA DIBAWAH UMUR KARENA CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA. BIJAKLAH DALAM MEMILIH CERITA.

ps: adegan dewasa saya buat dalam kata-kata yang sopan.

̷̿̿═

"Kau terlihat sangat menyedihkan."

Suara bernada mengejek itu menghentikan aktivitasnya. Mike menoleh dan menemukan gadis dengan dress berwarna merah mempesona tengah menatapnya datar.

Melayangkan senyuman miring kepada gadis itu, Mike kembali bercumbu. Cukup lama sampai akhirnya ia menyuruh wanita itu untuk pergi. Ia bangkit dan berdiri dihadapan Devlin.

"Kau terlihat sangat cantik. Aku sempat tidak mengenalimu di aula pelelangan." Jemari Mike bergerak mengelus pipi Devlin.

Gadis itu menepisnya dengan kasar. "Jangan sentuh aku, kau kotor."

Mike tertawa. Tangannya memegang dagu Devlin sementara ibu jarinya mengusap bibir merah itu. "Mulutmu sangat beracun, sayang. Hei pelayan, sini! Beri aku satu botol tequilla." Ia melambaikan tangan pada seorang pelayan pria.

Devlin hanya diam memperhatikan kelakuan pria itu. Setelah mendapati apa yang ia mau, Mike meneguk langsung minuman itu dari botolnya. Ia tersenyum sinis. "Bodohnya aku tetap menyukai mulut beracunmu itu seperti aku menyukai dirimu."

"Daripada kau mengatakan omong kosong itu, kenapa kau tidak melihat saja kondisi mantan kekasihmu?"

"Apa kau cemburu?"

"Tidak." Devlin menjawab tanpa ragu. "Aku hanya memberi saran pertanyaan padamu."

Sekilas wajah Mike tampak kecewa, kemudian berganti ekspresi bimbang. "Hm entah? Aku tidak ingin melihatnya. Sudah cukup aku menyelamatkannya. Itu saja, yang terpenting sekarang aku bersamamu."

Gelagat Mike yang mulai mabuk, tubuhnya sedikit limbung. Pria itu meneguk tequillanya sampai botolnya kosong. Ia cegukan sebentar lalu tangannya bergerak menyentuh pinggul Devlin tapi secepatnya gadis itu mundur.

Mata Mike terlihat sayu. Dia bahkan memeluk sembarangan wanita. Sedangkan Devlin memanggil salah seorang pelayan yang lewat dan menyuruhnya untuk membawa Mike keluar klub. Namun Mike bersikeras untuk tetap disana.

Devlin membuang napas jengkel. Tanpa mempedulikan Mike, gadis dengan rambut cokelatnya yang tergerai itu memilih kembali duduk ke meja bar dan menjauhi pria itu. Dia sudah paham bagaimana kelakuan seorang pria jika sedang mabuk.

Itu berbahaya.

Gadis itu duduk disebelah dua orang pria yang sedang berbincang. Dentuman musik begitu menggelora, menghentak ruangan dan menimbulkan gairah tersendiri bagi pengunjungnya.

"Beri aku satu sloki The Winston lagi, aku mau ke toilet dulu." ucap Devlin pada sang bartender. Pria itu mengangguk dan Devlin berjalan pergi menuju toilet.

Tak lama kepergian Devlin, seorang perempuan datang dan duduk ditempat Devlin sebelumnya.

"Vodka." pinta perempuan itu.

Bartender mengangguk dan segera mengambil pesanannya. Setelah kembali, ia bertanya. "Apa ini minuman milik seorang gadis yang memakai dress merah?"

"Ah, iya. Itu miliknya. Kau mengenalinya?"

The Baby Boss With Hot Bodyguard #BOOK1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang