Kehidupan tak ayal bak lakon sandiwara.
Ada yang melucu, menangis, terpingkal, menjerit, mencaci, lalu meringis.
Tikus-tikus got selalu menjilati comberan tanpa malu.
Nenek moyang bahkan bergidik jijik melihat pelakon sinting yang rakus pajak rakyat jelata.
Negeri yang dulu nirwana berubah neraka yang menggoncang kahyangan para dewa berdoa.
Hei kalian!
Para dedengkot pengeruk bumi pertiwi demi kantong-kantong pribadi.
Kau bahkan tak mengenal Tuhanmu dengan baik.
Hamba Tuhan tak pernah serakah demi perut-perut buncit yang kau ternaki!
Kau yang katanya kesatria tapi tak acuh pada yang sudra.
Tanpa iba, kau tarik upeti pada setiap jiwa.
Sadarkah kau!
Bumi pun enggan kau pijaki, terlebih untuk kau tinggali.
Enyah kau keparat!
Perampok uang rakyat.
Ya, kalian adalah si jalang terlaknat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Rasa
PoetryTentang aku yang tak mampu bicara Tentang rasa yang menjadi kata Tentang kamu yang ku jadikan luka Tentang semua yang ku lumat tak tersisa Tentang konspirasi dunia yang membuatku tak berdaya