Obito's Baby

3.2K 149 11
                                    


Ini kembali kemasa pas Kakashi habis di'eksploitasi' Asuma.

.

Obito sering menangis, jika sudah berhubungan dengan Kakashi. Seperti saat ini, punggung tegapnya berguncang karena tangis tanpa suara. Setiap kali dia merawat Kakashi yang seperti ini -lemas kehabisan tenaga- dadanya serasa diremas tangan raksasa, sesak luar biasa.

Seandainya orang-orang diluar sana menghargai tubuh kekasihnya, walau hanya sedikiiiiiit saja, Obito pasti tidak sesedih ini.

Tangan pucat itu dia kecup dalam. Ya Tuhan seandainya Obito bisa, dia akan melindungi lelaki didepannya ini dari tangan-tangan yang berniat menjamahnya. Namun apa daya, dia tak kuasa. "maaf..." sekali lagi, punggung tangan digenggamannya dia kecup dalam-dalam, air matanya mengaliri tangan yang dia kecup. "maafkan aku..."

klik!.

Pendengaran Obito yang super tajam mendengar bunyi pintu terbuka. Batinnya meraung putus asa, salah satu hal yang dia benci dari apartemen Kakashi, Hampir SEMUA orang TAHU kode KUNCINYA. Oh Kami-sama, bolehkah dia membunuh seseorang sekarang juga?. Mengusap kasar air matanya, dia siap siaga. Menghela nafas berat. Kepala di tegakkan. "tolong pulanglah, dia sedang istirahat"

"pulang?" mendengus kasar. "kau yang pulang, pecundang. Aku mempertaruhkan hidupku untuk kunci apartemen ini. Sebelum kubobol lubang pemiliknya, aku takkan kemana-mana. Jadi sebelum aku menghajarmu, cepat keluar!"

Obito mengepalkan tangannya, ingin sekali dia menyobek mulut biadab itu, "kembalilah lain waktu", atau jangan pernah kembali, tambahnya dalam hati.

"Fuck, minggir kau!. Hanya lubang Kakashi yang kuperlukan, Aku tak ada urusan denganmu. " derap langkah mendekat.

Gigi Obito bergemelutuk. cukup!, gudang kesabarannya tidak seluas samudra. Berbalik cepat menatap tajam pada tamu tak diundang, 'bukan warga Konoha'. Dia menyeringai penuh dendam, 'cukup bagus dijadikan pelampiasan'.

"menyingkir, at...AAAAARRRRRRRGGGGGHH! " si tamu terpincang-pincang memegangi pahanya yang berlubang, banjir darah segar, "bajingan!"

Secepat kedipan mata, Obito menembakkan revolver kedap suara. "kau butuh lubang?" dia mendesis, "bagaimana jika kubuatkan?.... ", Obito mengarahkan revolver-nya lagi, ".... tepat diatas matamu!", seringai sadis sebagai pemanis.

"kau!", si tamu melotot tak terima, kuda-kuda siap menerjang.

Obito menarik pelatuknya.

Memutar haluan, nyali tak sebesar badannya yang kekar. "Asshole!, tunggu saja pembalasanku!", si tamu keluar dari apartemen Kakashi dengan terpincang-pincang.

Obito menghela nafas, lalu duduk kembali di kursi belajar yang tadi dia tarik ke dekat ranjang. "aku berhasil menjagamu kali ini, sayang", tangan pucat diusap penuh perasaan. mata nanar cermin penyesalan.

Klik!.

"Ya Tuhan, siapa lagi kali ini!" Obito menggeram.

.

.

"wow...wow...wow..." si tamu part-2 mengangkat tangan mendapati sebatang benda mengancam nyawa ditodongkan padanya.

"Gai?" Obito menurunkan revolver-nya.

"apa itu tadi, sobat?" Gai menghampiri Obito was-was.

"ada bajingan yang ingin menjamah kekasihku." Obito mengangkat bahu.

"hum?" pose berfikir, "berani sekali dia, ya?"

"bukan warga Konoha, kurasa. "

"oh... " Gai mengangguk-angguk Faham, jika ada yang berani mendekati Kakashi saat ada Obito didekatnya pasti bukan warga Konoha, semua orang tahu kalo burung 'panas' itu ada yang punya.

Bott! KakashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang