Tiga hari setelah aku memakan anak itu, berita kehilangan pun tersebar. Tapi anehnya, di berita yang tersebar terdapat 2 orang yang hilang. Jangan-jangan ada yang melakukan hal yang sama sepertiku? Atau memang hanya kebetulan? Tapi sudahlah, yang harus kupikirkan adalah bagaimana supaya aku tidak ketahuan.
Aku sedang berjalan menyusuri hutan tempat aku memakan seorang anak waktu itu. Aku melihat seorang laki-laki yang merintih kesakitan.
Nampaknya ia baru saja berkelahi dengan seekor babi hutan. Meskipun babi hutan itu telah mati dan rasa kepuasan telah terlihat di matanya, ia tentunya tetap merasakan sakit pada perutnya. Banyak darah tertumpah dari perut lelaki itu. Rasa hausku akan darah dan rasa laparku akan daging muncul lagi. Ditambah, aku ingin memperbanyak koleksiku. Bukankah bagus jika aku memiliki beberapa organ untuk menemaniku tidur?Aku melihat sebilah kayu yang cukup besar tergeletak di sampingku. Mungkin dengan kayu itu aku dapat membunuh lelaki itu dan memakannya. Rasa nafsuku mengalahkan akal sehatku.
Aku segera mengambil kayu itu dan memukulkannya pada punggung lelaki itu.Lelaki ini kuat sekali.
Ia tidak mati saat aku memukulnya. Tapi ia terlihat sangat ketakutan melihat kehadiranku. Ia mencoba berdiri sekuat tenaga, dan berusaha berlari menjauh dariku. Aku tak ingin kehilangan dia, dia milikku sekarang. Tangan kananku segera menarik baju berdarahnya.
Begitu ia jatuh, tak segan-segan aku mencekik lehernya. Kucabik-cabik wajahnya menggunakan gigi taringku.