Aku duduk terpengkur di halte bus dengan pandangan kosong. Sesosok pria yang biasanya mewarnai hari hari ku, sekaligus menghancurkan duniaku memenuhi isi kepalaku saat ini. Ku keluarkan ipod kecil dari saku celana, ipod kecil pemberian dari pria itu yang isi nya penuh dengan rekaman permainan piano nya. Na jaemin, sesosok pria tangguh yang sangat menyukai piano dan hujan. Na, Aku rindu, sangat rindu.
Aku memainkan sebuah lagu dari Yiruma yang berjudul Kiss The Rain seperti yang pernah ia mainkan untukku saat hujan di kala itu. Aku menutup mata secara perlahan, dan menikmati percikan air hujan yang menyejukkan serta bernostalgia dengan kenanganku. Bagaimana senyuman itu mengembang disaat pertemuan yang tentu saja bukan pertemuanku yang pertama dengan nya, bagaimana kuatnya dia hidup di dunia yang kejam. Na, Aku sangat mencintaimu, namun rasa bersalah ku lebih dominan. Aku rindu kamu na, ingin bertemu, tapi aku malu ,Aku malu akan kenyataan yang menimpa kita berdua. Kenapa Tuhan begitu jahat mengatur skenario seperti ini pada kita? Aku tak ingin yang lain na, Aku hanya ingin kamu. Ingin kamu selalu ada didalam hidupku.
_oOo_
"Kim Hyun Ji, bangun sayang".
Aku membuka mataku perlahan, dapat kurasakan cahaya sang fajar menusuk tepat di retina ku. Sudah pagi rupanya. Perlahan aku mencoba bangkit dari tidur, menatap lamat lamat wajah wanita paruh baya yang selama 19 tahun ini bersusah payah mengurus dan membesarkan ku, dialah wanita hebat sepanjang masa, Bunda.
"Selamat pagi Bunda."
"iya sayang, selamat pagi juga. Sudah sana bangun, sarapan sama ayah dan juga kakak mu. Jangan lupa hari ini adalah hari pertama kamu di sekolah baru mu, jangan sampai telat".
"iya Bunda bawel."
"mulutnya."
Aku berlari kecil menghindari bunda yang mulai beranjak ingin mencubitku. Menuruni anak tangga satu persatu dan bergegas menuju meja makan, kulihat kedua pria itu duduk dengan tenang di sana. Apalagi kalau bukan menungguku.
"Ya ampun dek, kamu baru bangun?belum mandi lagi, jorok ih baru bangun nggak cuci muka langsung makan."
"Bunda kak jungwoo bacot lagi nih pagi pagi, tampol jangan?" teriak ku pada Bunda, kak Jungwoo hanya mendecih kasar sedangkan Ayah hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua anaknya.
Kebiasaan kami selalu begini setiap pagi. Aku yang bangun tidur langsung bergegas ke meja makan untuk sarapan, dan kak Jungwoo yang setiap pagi nya selalu mengoceh karena aku tidak cuci muka dulu sebelum sarapan. Sepertinya disini bukan aku yang selalu bangun kesiangan, tapi kedua pria ini yang selalu sudah siap di saat aku baru bangun. Ayah siap untuk pergi kerja, dan kak Jungwoo yang siap untuk pergi ke kampus. Hari ini merupakan hari pertamaku masuk ke sekolah baru dan begitu juga kak Jungwoo,hari ini merupakan hari pertama di kampus baru nya. Kak Jungwoo bukan Mahasiswa pindahan, kak Jungwoo emang baru masuk kuliah di tahun ini, dan aku yang merupakan anak pindahan dari SMA terkenal di Cheonan. Kami sekarang tinggal di Seoul. Kata Ayah selain karena jaraknya lebih dekat dari kampus kak Jungwoo, juga karena urusan pekerjaannya. Aku tidak tau urusan pekerjaan seperti apa itu, karena ku pikir itu urusan orang dewasa yang tak seharusnya aku ketahui bukan?
"Hari ini kak Jungwoo yang mengantarmu karena Ayahmu harus segera tiba kekantor untuk rapat."
"siap bunda."
***
"Kamu jangan nakal di sekolah, jangan berbuat onar, jangan-"
"iya kak Jungwoo ku yang banyak bacot, tenang aja adek mu ini bisa jaga diri dengan baik. i'm a good girl."
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Jingga di Kota Seoul | Na Jaemin
Fanfiction[SLOW UPDDATE] "Kita sudah terikat bahkan sebelum kita dipertemukan"