08 Guardian Angel

81 5 4
                                    


Aku bersender di ranjang ku seraya menyeruput segelas cokelat hangat. Kulihat keadaan diruang tv tadi sudah membaik. Ayah maupun bunda kembali berbicara seperti biasanya. Apa benar bunda menangis hanya karena ayah tak sengaja memecahkan bunga kristal kesayangan bunda? Ha? Hanya? Ku pikir itu hal yang wajar. Bagaimana tidak, bunda sangat menyayangi bunga kristalnya itu. Mungkin rasa sayangnya terhadap bunga kristalnya lebih besar dibandingkan ke kedua anak nya. Bunda ke bunga kristalnya itu sama seperti ibu ibu komplek yang takut kehilangan tupperwarenya.

Hujan diluar sana menarik perhatianku sehingga membuat ku beranjak bangun dari zona nyaman dan duduk di depan jendela hanya untuk menatap langit yang akhir akhir ini selalu menumpah ruahkan air nya. 

"Kenapa akhir akhir ini sering hujan ya?" Gumamku ntah pada siapa. 

"Aku suka hujan"

Seketika kalimat tersebut terlintas di benak ku. Na Jaemin, ntah kenapa setiap melihat hujan aku selalu teringat pada nya. Hujan, dentingan piano serta earphone putih sangat berkaitan erat dengan nya. Masih banyak yang ingin ku ketahui dari pria itu. Siapa dia, bagaimana masa lalunya, apa hubungan dia sama aku, dan masih banyak pertanyaan lain nya. Aku merogoh ponsel didalam saku celana ku, mencoba memainkan satu instrumen piano karya yiruma yang berjudul letter seperti yang pernah dimainkan nana sebelumnya di ruang aula sekolah. Na, aku rindu. Wajar kah aku merindukan seseorang yang baru kukenal sepertimu?

Aku menopang dagu di atas tangan kiriku, tangan kanan ku mencoba mengapai air hujan yang jatuh dari langit, dingin dan berhasil membuat bulu kuduk ku meremang. 

"Ngapain sih kamu?"

Aku menoleh, ku dapati kak jungwoo berdiri di belakang dengan setelan anti dingin nya.

"Sok sok dramatis banget ngelihat hujan sambil denger lagu gituan" ucap nya yang terdengar seperti ledekan di telingaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sok sok dramatis banget ngelihat hujan sambil denger lagu gituan" ucap nya yang terdengar seperti ledekan di telingaku.

"Bacot ah, ayo katanya mau ke toserba beli cumi" 

"Yah ayo, pakai dulu jaket nya, kamu tuh lemah kena dingin aja sakit" 

"Iya bawel"

***

Kak Jungwoo memarkirkan mobil nya tidak jauh dari pintu utama toserba. Dia kemudian turun dari mobil dan membuka kan aku pintu layak nya princess seperti di cerita dongeng anak anak.

"Silahkan turun tuan putri" ucapnya seraya menyodorkan tangan nya.

Aku mengapai tangan halus kakak ku,"terima kasih wahai pangeranku",dan kemudian turun dari mobil.

Setelah itu kami tertawa bersama. 

"Udah ah jangan banyak drama, hujan ni"

"Ih kan kak Jungwoo yang mulai"

Kak Jungwoo mendecih. Dia kini mengangkat tangan kiri nya hingga diatas kepalaku, bermaksud agar hujan tidak membasahi ku. Syukurnya hujan sudah mereda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Langit Jingga di Kota Seoul | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang