Jika orang lain bisa pergi ketempat yang jauh, tempat yang mereka sukai, tempat yang mungkin sangat ramai dan menyenangkan. Tapi, itu seperti ide yang buruk untukku.
Sekarang rasanya begitu dingin, yah.. Aku lupa menutup tirai jendela yang sejak tadi kubiarkan terbuka.
Sudah sejam aku hanya memainkan
Handphome miliku, yang kulihat sejak tadi hanyalah tempat yang sangat indah di Maldives, taman bunga terbesar di Belanda, sampai makanan paling lezat di Itali.Aku sangat suka tempat itu, tapi aku tidak bisa berada dikeramaian.
------
Orang lain mungkin akan berpikir bahwa aku adalah seorang penyendiri, tak banyak bicara, tak punya teman, tak bisa bergaul. Kalian salah jika berpikir seperti itu.
Aku masih sama dengan yang lainnya. Mempunyai sahabat, sekolah, dan melakukan hal yang ku suka.
Hanya saja aku sedikit berbeda, bagi orang lain.
Sendiri memang sedikit menakutkan, apalagi jika sangat gelap. Tapi aku sangat suka sendiri, ditempat yang tenang dan tak terlalu terang.
Aku punya alasan untuk ini, karna hal itu aku menjadi suka sendiri dan menjadi tak biasa dengan ramai.
Karna telah terbiasa melakukan segalanya sendiri aku jadi tidak bisa percaya pada orang lain, kecuali ketiga sahabatku. Dan tentunya keluargaku.
Ohh iya.. Kalian belum tau namaku, Baiklah akan kuperkenalkan.
Aku Dyara Larasati Malaka, biasa dipanggil Rara. Sekolah di SMA Trisakti. Aku berada dikelas 12 IPA 1 dan aku adalah anak paling bungsu dikeluargaku, akau punya 2 orang kakak laki laki dan 1 kakak perempuan. Kata ayahku harus adil, kalau anak laki ada 2 anak cewe harus juga 2. Yahh itu kata ayahku, dan sedikit lucu untuk ku pahami.
------
Hari ini sangat sesak. Keramaian diluar sana membuatku seperti tercekik, ragaku luruh ke tempat nyamam ini. Yahh.. tempat yang paling ku suka didunia ini, "Kamar".
Sudah jam 3 sore, sepertinya hari ini benar sangat melelahkan. Aku sampai tidak bisa melakukan aktivitas tidur siangku yang sangat berharga.
Rara......!!!
Mataku membelalak, seprtinya suara itu tak asing. Ternyata benar, dia orang yang ku kenal, kedua sahabat baikku. "Ra.. Yuk kita pergi" wanita dengan rambut panjangnya yang diikat setangah itu mengajakku keluar. "Iyah yukk Ra" Timpal Ririn.Kedua sahabatku ini kalau udah ada maunya yah gini, suka maksa. Mereka adalah sahabat baikku yang sangat terpercaya.
Ririn lianmasita dan Afni Srisyam. Mereka adalah sahabat yang aku punya, sahabatku paling baik, merekalah yang paling bisa mengerti diriku.
-----Dengan merekalah aku bertahan disekolah, mereka tau aku tak suka keramaian makanya kami punya tempat untuk mengahabiskan waktu. Yaitu, Perpustakaan. Bukan karna kami kutu buku, itu karna tempat itu sangat nyaman, tentram dan tentunya tak banyak siswa disana.
Kami juga sangat suka berdebat, entah karna pelajaran, menu makanan, pakaian yang digunakan dan banyak lagi.
Hari ini masih sepi, karna masih jam 6 pagi. Aku memang selalu kesekolah pada jam begini, agar belum terlalu ramai.
Kurapikan bangkuku lalu duduk, dan mengambil buku pelajaran yang akan di ujiankan sebentar. Kelasku sudah bersih, karna setiap pulang sekolah selalu ada mang mang yang bertugas buat nyapu setiap ruangan dan halaman sekolah.
Aroma udara pagi yang segar selalu membuatku nyaman. "Bugbugbug" suara kaki yang seperti tergesa gesa datang dari arah depan kelasku. Refleksku seketika, aku menunduk dan berpura pura membaca buku dihadapanku.
Pria tinggi dengan kakinya yang panjang, dan aroma parfum yang begitu menyengat, baju yang disetrika sangat rapi dan menggunakan tas punggung bermerk itu, mencoba mendekatiku.
Kalian tau hatiku itu lemah, aku tidak terbiasa dengan suasana ini. Aku benci berada disuasana ini, seseorang tolong aku. Hatiku terus saja mengoceh, rasanya ingin kusumpal mulutnya pake rumus matematika. Yahh ampun hati nggak punya mulut rupanya.
Maaf yah..ceritanya agak sedikit garing😁😁, soalnya masih belajar nulis cerita yang kayak gini.
Terima Kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT
Fiksi UmumJika melakukan segalanya sendiri adalah hal yang sulit bagi orang lain, maka itu tidak untukku. Menurutku tak perlu terlihat dengan jelas agar bisa dikenal. Aku hanya butuh ketenangan bukan ketenaran. Sendiri bukan berarti tak bahagia.