^_^ Happy Reading ^_^
.
.
.
Tok
Tok
Tok
Chanyeol menoleh saat pintu kamarnya terbuka dan sang adik muncul dari balik pintu itu.
"Apa aku mengganggumu?"
Chanyeol menggeleng kecil sambil masih menatap ponselnya. Banyak panggilan dan pesan singkat dari sang istri yang masuk ke ponselnya.
"Sejak kau tiba disini, ponselmu terus berbunyi. Aku tak berani menerima panggilannya atau pun membalas pesan singkat itu."
"Ehm." sekali lagi Chanyeol tersenyum kecil dan berdiri dari duduknya. "Aku harus kerja sekarang."
"Oppa! Bisakah aku mengatakan sesuatu? Ada yang ingin kusampaikan."
Chanyeol menatap adiknya, lalu mengangguk kecil.
"Aku meminta maaf untuk semua yang terjadi pada Baekhyun eonnie kemarin. Aku tahu bagaimana perasaannya dan aku memahami kalau sampai dia mengatakan semua itu padamu. Aku sudah bicara pada eomma, mencoba memberitahu dia bahwa saat ini dan untuk selamanya, yang kau cintai hanya Baekhyun eonnie."
"Kau tak perlu melakukan itu Yerim-ah."
"Mewakili eomma, aku minta maaf oppa."
Chanyeol membuang nafasnya perlahan. "Aku tak mengharap permintaan maaf dari eomma. Aku hanya berharap dia bisa menerima Baekhyun sebagai menantunya. Tak perlu menyayangi Baekhyun seperti dia menyayangi Soobin, aku hanya ingin, eomma bisa menghargai Baekhyun. Bukan hal mudah bagiku memenangkan hatinya setelah badai besar yang menimpa rumah tangga kami, Yerim-ah. Kalau sekarang aku diminta meninggalkannya, aku akan memilih pergi membawanya jauh dari negara ini. Biarlah hanya ada kami dan kebahagiaan kami. Tak apa aku dianggap anak durhaka, asal ada dia di sisiku, itu sudah cukup."
Yerim menitikkan air matanya. Cinta itu benar-benar sudah tumbuh membesar dihati kakaknya untuk Baekhyun.
Di balik pintu kamar Chanyeol, seorang perempuan paruh baya yang sudah melahirkan kakak beradik yang saat ini berada di dalam kamar itu, tersisa kecil.
Betapa dia sudah sangat kejam pada anak dan menantunya. Dia dulu yang ikut memaksa Chanyeol menikah dengan Baekhyun, dia pula yang kini ingin memisahkan keduanya. Padahal waktu sudah berlalu dan perasaan mereka juga sudah berubah. Dia yang masih sangat berharap Chanyeol akan bahagia dengan Soobin, sedangkan kebahagiaan putranya saat ini hanya Baekhyun.
Tegakah dia melihat anaknya untuk kedua kalinya hancur karena berpisah dengan orang yang dicintainya.
Dia tak ingin menjadi manusia kejam, dia bukan ibu yang kejam.
Tiga puluh menit kemudian.
Suasana sarapan pagi di rumah orang tua Chanyeol, berlangsung dalam kebisuan. Chanyeol takzim menikmati sarapannya tanpa berniat membuka percakapan. Sedangkan sang adik, hanya mampu menatap sang kakak dalam diam. Dan ibu dari dua orang itu, sesekali melirik Chanyeol tapi masih belum berani membuka suara.
"Ehem. Oppa!"
"Aku sudah selesai, aku berangkat dulu." Chanyeol meletakkan sendoknya dan berdiri dari duduknya, namun tanganmu di tahan sang ibu saat dia hendak melangkah pergi.
"Kau bisa mengajak Baekhyun ke restoran Chanyeol-ah. Eomma akan membuatkan bimbibap seperti yang dia inginkan."
Chanyeol menatap ibunya, lalu mengangguk kecil. "Aku berangkat!" Chanyeol berlalu begitu saja setelah menarik tangannya dari genggaman sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I decided to stop [END]
أدب الهواةMencintainya dengan begitu gila, sampai aku lupa bahwa bahagia, tak harus selalu dengannya. Aku memang orang paling egois, bagiku... mencintai ya berarti harus memiliki. Aku tak peduli dia tak bahagia denganku, aku tak ambil pusing dia tak bicara ap...