Part 03

14.6K 1.2K 97
                                    

^_^  Happy Reading  ^_^

.

.

.

Joy memeluk Baekhyun dengan sangat erat. Hari ini adalah keberangkatan Baekhyun ke Swiss.

Saat ini dia dan anggota keluarganya yang lain mengantar kakaknya itu untuk pergi ke salah satu negara yang cukup dingin di benua biru itu.

Joy berulang kali menanyakan, apakah benar Baekhyun akan ikut Chanyeol? Jawaban Baekhyun hanya anggukan kecil. Kenapa? Saat pertanyaan itu ditanyakan, jawaban Baekhyun membuatnya tak bisa melayangkan protes.

"Dia yang menginginkannya Joy."

"Dan kau akan kembali terjebak dengan perasaan cinta butamu? Eonni! Kenapa kau harus rela masuk ke lubang yang sama dua kali. Kau sudah sesakit ini."

"Aku mencintainya. Aku benci dengan kenyataan bahwa sampai dengan saat ini, aku masih sangat mencintainya."

"Eonni!"

"Aku ingin, sangat ingin bisa pergi darinya. Tapi... Setiap kali melihatnya, begitu berat hati ini ingin melangkah pergi meninggalkannya. Aku...."

Joy mengeratkan pelukannya pada tubuh sang kakak. Dia tak ingin melihat Baekhyun sedih. Dan dia sadar, apa yang dikatakannya akan semakin membuat Baekhyun sedih.

Bodoh! Umpatnya dalam hati, kenapa kakaknya bisa sebodoh ini hanya karena perasaan cintanya.

Joy tak tahu dan mungkin belum pernah mengalami, bahwa rasa cinta tak hanya membutakan hati, tapi juga melumpuhkan pikiran. Logika tak akan berperan baik saat cinta sudah terlanjur menyapa dengan indahnya.

Si pecinta kadang lupa, bahwa tak selamanya cinta akan berakhir indah.

"Aku hanya akan mendoakanmu, kebahagiaanmu. Pulanglah dengan senyum bahagiamu satu hari nanti eonni." bisik Joy yang diangguki Baekhyun.

Sore ini, Joy dan kedua orang tuanya serta ibu dan adik Chanyeol, melepas keduanya di bandara internasional Incheon.

Chanyeol sedang berbincang dengan ayah Baekhyun. Sepertinya sangat banyak yang mereka bicarakan, karena sejak kedatangan mereka di bandara tadi, Chanyeol tak beranjak dari sisi ayah Baekhyun.

Diberitahukan kepada seluruh penumpang Korean airlines dengan nomor penerbangan KA604, tujuan Swiss, di harap segera masuk ke kabin pesawat.

Pesawat akan berangkat empat puluh lima menit lagi.

Chanyeol menyudahi perbincangannya dengan ayah mertuanya. Sekali lagi dia berpamitan sebelum menghampiri Baekhyun.

"Kita berangkat!" ujarnya pada Baekhyun.

Mereka berpelukan pada anggota keluarga yang lain.

Lalu setelah itu, keduanya mulai berjalan menuju ke pintu keberangkatan luar negeri.

Baekhyun menolehkan kepalanya, untuk terakhir kali dia menatap kedua orang tua serta adiknya.

Kali ini dia kembali bertindak egois. Memilih pergi meninggalkan orang tua dan adiknya, demi bersama pria yang sangat dia cinta yang juga telah tega menggoreskan luka yang begitu dalam di hatinya.

Lambaian tangan kedua orang tuanya, terasa begitu menyayat hati.

"Aku hanya mengharapkan doa eomma. Doakan kami bahagia."

Kalimat itu yang diucapkan Baekhyun saat dia pamit pada sang ibu untuk ikut Chanyeol, kemarin lusa.

Sang ibu sempat keberatan dan bahkan memohon pada Baekhyun untuk meninggalkan Chanyeol. Tapi bukan Baekhyun namanya kalau langsung menuruti kemauan ibunya. Perempuan itu menolak, dia masih enggan meninggalkan Chanyeol meski sebenarnya sangat ingin.

I decided to stop [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang