C3

1.5K 225 27
                                    

Empat hari setelah itu Yangyang tak pernah keluar dari kamar. Bahkan makanan yang di antarkan padanya tak pernah di sentuhnya sedikitpun

Tentu itu membuat Hendery kesal. Tapi dia bisa apa? Dia hanya bagian dari masa lalu Yangyang yang menyakitkan

Seberapa keras pun usahanya untuk menghindar, dia akan di pertemukan kembali dengan bagian masa lalunya

Dia sudah bertemu dengan Xiaojun. Tapi bodohnya Xiaojun tidak mengenalinya sama sekali. Dan sekarang dia bertemu Yangyang karena ingin menyelamatkan pemuda itu. Hendery berharap dia tidak akan pernah bertemu dengan dia yang sudah menghancurkan segalanya

Mencoba kembali mengetuk pintu kamar yang di tempati Yangyang adalah yang di lakukan Hendery saat ini. "Yangyang? Bolehkah aku masuk?" tak ada jawaban dari dalam

Hendery langsung masuk dan mendapati Yangyang yang tengah melamun kan entah apa itu. Dia melihat makan siang yang di sediakannya masih utuh di atas nakas sebelah ranjang

"Huufft" Hendery menghela nafas pelan lalu mengambil piring di atas nakas sebelah ranjang lalu duduk di pinggir ranjang yang di tempati Yangyang. "Kenapa kau tak memakan makan siang mu?" pertanyaan di hiraukan oleh Yangyang

"Apakah kau ingin keluar? Jalan jalan bagaimana?" dia mencoba membujuk Yangyang namun tak berhasil. "Baiklah, kau tidak mau keduanya"

"Lalu kau mau apa? Kau mau pulang" seketika Yangyang menggeleng sebagai jawaban. Dan itu membuat Hendery bingung. "Kenapa? Bukankah kau tak mau bersamaku?"

Yangyang diam lalu tak lama kemudian membuka mulutnya. "Aku memang tak mau bersamamu, tapi aku lebih tak mau dengan orang yang sudah mengkhianati kepercayaan yang telah ku berikan"

Perkataan Yangyang menjadi boomerang tersendiri bagi Hendery, dia terdiam lalu mencoba berbicara lagi pada Yangyang. "Sekarang kau makan dulu ya? Atau kau ingin apa? Biar aku buatkan"

Yangyang diam tak bergeming. "Baiklah" Hendery mengeluarkan sesuatu dari balik saku celananya. "Setidaknya ganjal perutmu supaya tak terlalu lapar" katanya seraya memberikan sebatang coklat yang amat di sukai Yangyang

"Makanlah. Aku tahu kau suka dengan coklat itu" Hendery bangkit dari duduknya. "Jangan menahan lapar terlalu lama, magh mu bisa kambuh nanti" Hendery menatap pada Yangyang yang juga tengah menatapnya lalu tersenyum dan setelah itu pergi keluar dari kamar dan menutupnya

Yangyang memandangi coklat yang ada di hadapannya dengan pandangan kosong

"Ini, makanlah coklat ini. Aku tahu kau lapar, tapi karena kau tak mempunyai uang kau menahan lapar mu dengan berdiam diri di kelas"

Anak yang di beri coklat itu hanya memandang binggung pada orang yang memberinya coklat

"Bagaimana kau bisa tahu?"

"Aku mengetahui semua tentang mu"

"Baiklah. Terima kasih, ini coklat kesukaanku"

"Makanlah. Kalau begitu aku kembali ke kelas. Ngomong ngomong namaku Kunhang. Sampai jumpa Yangyang"

Tanpa di sadarinya air mata turun melewati pipinya yang lembut. Dia terisak pelan

Dia menghapus air mata yang ada di pipinya. Berharap agar air mata itu berhenti mengalir, namun air matanya tak mau berhenti mengalir. Bahkan isak tangisnya semakin keras

"Mengapa di saat aku ingin melupakan semuanya aku malah bertemu dengannya?" lirihnya entah pada siapa

Yangyang mengambil coklat yang ada di depannya lalu kembali terisak. "Kenapa dia masih mengingat hal sekecil ini?"

"Bagaimana coklatnya yang tadi?"

"Enak. Bagaimana kau bisa tahu itu coklat kesukaanku?"

"Aku tahu semua tentang mu"

Ingatan masa lalu berputar di otaknya. Semakin mencoba dia melupakannya semakin banyak ingatan itu kembali menghantuinya

"Kenapa dia bersikap baik padaku saat semuanya telah berubah? Kenapa dia datang di kehidupanku saat aku sudah mempunyai sedikit kepercayaan? Kenapa dia ingin membantuku lagi? Kenapa?" gumamnya entah pada siapa

"Itu karena dia mencintaimu. Dia menyesal karena bersikap seperti itu padamu tiga tahun yang lalu. Jadi maukah kau memaafkan ku tentang kejadian tiga tahun lalu?" Hendery berada di ambang pintu kamar yang di tempati Yangyang menjawab semua pertanyaan yang di lontarkan oleh Yangyang

"Bagaimana bisa aku mamaafkan mu Sedangkan kau juga belum bisa memaafkan hingga tiga tahun lamanya?" lagi lagi perkataan Yangyang menyakiti hatinya

"Kau juga bilangkan bahwa kau sudah tak mempercayaiku lagi. Lalu kenapa aku harus memaafkanmu? Karena memaafkanmu sama dengan memberi kepercayaan padamu. Sedangkan kepercayaanmu padaku hilang karena kejadian tiga tahun yang lalu. Kau sendiri yang mengatakan itu padaku tiga tahun yang lalu"

Seperti di tancap oleh ribuan pisau di hatinya, sakit sekali. Sesakit inikah Yangyang tiga tahun yang lalu?

"Juga kau bilang ingin menyelamatkan ku dari Kun kan, lalu kau berjudi dengan Xiaojun? Lebih baik aku bersama Kun daripada bersamamu yang hanya bisa menghancurkan kepercayaanku"

"Jika kau bersama Kun, dia akan mempekerjakanmu di bar. Dia juga bisa menjualmu di bar itu"

"Setidaknya orang di bar tidak pernah menghianati kepercayaanku"

Hendery terdiam di ambang pintu kamar yang di tempati Yangyang. Sebegitu kejamnya kah dia tiga tahun lalu, sampai Yangyang lebih memilih di bar daripada bersamanya?































---------------
Aku yang nulis juga binggung ini gimana

Hate «HenYang»✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang