C11

679 83 8
                                    

"Yangyang pulang!" Yangyang teriak setelah masuk ke dalam rumah milik Hendery

"Xiaojun Hyung! Yangyang bawa makanan!" Yangyang menaruh makanan yang tadi dia bawa di meja ruang tamu

"Xiaojun Hyung?" Yangyang menatap bingung ke arah seisi rumah

"Kunhang Hyungie!" Yangyang berteriak memanggil Hendery

"Iya? Ada apa?" Hendery berjalan memasuki rumah ke arah ruang tamu

"Xiaojun Hyung nggak ada" Hendery mengernyit bingung

"Mungkin di kamarnya" Hendery lalu berjalan ke arah kamar Xiaojun yang berada di bawah tangga di ikuti dengan Yangyang yang berjalan di belakangnya

Hendery membuka pintu kamar itu, dan kamar itu kosong. Hendery lalu masuk ke kamar itu

"Tuh kan, Xiaojun Hyung hilang" Yangyang menatap sedih ke arah Hendery

Yangyang duduk di ranjang Xiaojun. Yangyang lalu melihat ada sebuah kertas, ia lalu mengambil kertas itu

Yangyang membaca kertas itu

Jika kau ingin Hyung tercinta mu ini selamat, datang ke pabrik tak terpakai di pinggir kota sendirian

Jika kau datang bersama Kunhang Hyungie mu itu, bersiap saja melihat Hyung tercinta mu mati di tangan ku

"Yangyang kenapa?" Hendery menepuk pundak Yangyang

Yangyang lalu menyerahkan kertas yang di bacanya pada Hendery. Hendery lantas langsung membaca kertas itu

"Ayo kita pergi" Hendery menggandeng tangan Yangyang agar mengikutinya

Tapi Yangyang menggelengkan kepalanya. "Di kertas itu tertulis Yangyang harus datang sendirian, Yangyang nggak boleh datang bersama Kunhang Hyungie"

"Kunhang Hyungie akan tetap datang bersama mu. Di kertas itu hanya tertulis tidak boleh datang bersama Kunhang Hyungie kan?" Hendery menyeringai

"Kunhang Hyungie mau apa?" Yangyang menatap bingung ke arah Hendery

"Tentu saja menyelamatkan Hyung mu yang juga sahabat ku"

...

Yangyang menginjakkan kakinya di pabrik yang di maksud

Yangyang lalu masuk ke dalam pabrik itu, pabrik ini sedikit lebih menyeramkan daripada yang di pikirkan Yangyang

Ting

Ponselnya berdenting menandakan pesan masuk. Yangyang langsung membuka pesan itu

Ke lantai dua ruangan paling pojok

Yangyang langsung berlari secepat mungkin ke arah sana, dia tidak ingin Hyung nya terluka

Yangyang mengatur nafasnya saat tiba di depan ruangan yang di maksud. Setelah selesai mengatur nafas ia menendang pintu itu

Brak!

"Lepaskan Hyung ku!" Yangyang berteriak setelah masuk ke dalam ruangan itu

Betapa terkejutnya dia saat melihat Renjun yang menyayat pipi Xiaojun dan Kun yang berdiri memperhatikan

"Sudah sampai?" Renjun membuang pisau yang di gunakan menyayat Xiaojun, lalu menghampiri Yangyang

"Kau datang sendiri? Baguslah" Renjun berdiri di hadapan Yangyang

"Tidak, ada seseorang yang ikut dengan ku ke sini" Yangyang menyeringai ke arah Renjun

"Jadi kau ingin Hyung mu mati sekarang?" Renjun menatap tajam Yangyang

"Hyung ku tidak akan mati dengan cara seperti ini, justru kau yang akan mati malam ini juga" Yangyang menatap tajam Renjun

Lalu seseorang memasuki ruangan itu

"Kau memang ingin Hyung mu mati sekarang dengan membolehkan Kunhang Hyungie mu itu ikut?" Renjun balik menatap tajam Yangyang

"Tidak. Aku ke sini bersama Hendery, bukan Kunhang Hyungie" Yangyang menatap Renjun menantang

"Kau menulis di surat bahwa Kunhang Hyungie tak boleh datang. Tapi di sini aku datang bukan sebagai Kunhang Hyungie, melainkan sebagai Hendery" Hendery menyeringai ke arah Renjun

Renjun terdiam sejenak. Rencananya tidak seperti ini seharusnya, bagaimana ia bisa lupa kalau Hendery itu punya banyak akal?

Dor!

Prang!

Kaca di ruangan itu pecah karena terkena tembakan, dan pelurunya hampir mengenai Kun yang berdiri tak jauh dari kaca

"Menyerah lah, karena pabrik ini telah di kepung oleh polisi" Hendery mengambil pistol yang ada di saku jasnya dan menodongkan pistol itu pada Renjun

Begitu pula dengan Yangyang yang mengambil pistol dari celananya dan menodongkan pistol itu ke arah Kun

"Kau menembak ku, maka aku akan menembak Hyung mu" Kun mengambil pistol dan meletakkannya tepat di kepala Xiaojun

Xiaojun bergerak gelisah saat pistol itu menyentuh kepalanya

Hendery yang melihat itu menyeringai, lawannya licik juga

"Bagaimana? Masih mau menembak kita?" Renjun menatap sombong ke arah Hendery

"Yangyang, tembak saja" Hendery memberi perintah pada Yangyang

"Tapi--"

"Tembak saja, Xiaojun pasti selamat. Percaya pada ku" Yangyang melihat ke arah Xiaojun yang menganggukkan kepalanya

Dengan sisa keberaniannya dia mengarahkan pistol itu ke kepala Kun

Yangyang menatap Hendery dan Xiaojun bergantian. Setelah siap ia lalu menarik pelatuk pistol tersebut

Dor!

Dor!

Yangyang menutup matanya, lalu hening. Yangyang mencoba membuka matanya perlahan

Yang di dapatinya adalah Kun yang tergeletak bersimbah darah yang mengucur dari kepalanya, Xiaojun yang entah bagaimana caranya memegang pistol yang di pegang Kun tadi, dan Renjun yang keluar dari ruangan itu dengan cara tertatih

"Xiaojun Hyung!" Yangyang langsung memeluk Xiaojun erat

"Lepaskan dulu lakban di mulutnya Yangyang" Yangyang langsung melepaskan lakban di mulut Xiaojun

"Hyung tak apa?" Xiaojun menganggukkan kepalanya

"Hyung tak apa, untung saja tadi tali yang mengikat tangan Hyung lepas. Jadi Hyung dapat mengalihkan arah pistol Kun ke arah Renjun" Xiaojun tersenyum menatap Yangyang

"Hyung kenapa bisa di culik?" Yangyang bertanya khawatir

"Lebih baik kita keluar dulu, Renjun melarikan diri. Dia bisa melakukan apapun tanpa pengawasan kita, dia bisa saja menghancurkan pabrik ini langsung" Hendery berucap, Xiaojun dan Yangyang mengangguk menyetujui

"Sebentar, kenapa di sini bau gas?" Xiaojun menajamkan indra penciumannya

Hendery dan Yangyang juga menajamkan penciuman mereka

"Sial!" Yangyang dan Xiaojun seketika menoleh ke arah Hendery

"Kurasa Renjun membocorkan gas yang ada di pabrik ini! Kita harus keluar! Pabrik akan terbakar!"











--------------
Mumpung lagi ada ide

Hate «HenYang»✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang