C4

1.4K 200 43
                                    

Xiaojun terdiam di kamarnya. Dia memikirkan pemuda yang bermain judi dengannya empat bulan yang lalu. Dia selalu merasa familiar dengan pemuda itu

"Aku rasa aku mengenal orang itu" gumamnya entah pada siapa

"Siapa orang itu? Dia mengenalku, padahal aku tak mengenalnya. Siapakah dia?" Xiaojun berpikir dengan keras sampai maniknya tak sengaja melihat foto lama yang terdapat dua orang di dalamnya. Dirinya dan seseorang

Xiaojun beranjak mengambil foto yang berada di atas meja samping lemari yang tak jauh dari ranjangnya

"Kenapa dia mirip dengan dia?" Xiaojun masih binggung. "Jangan jangan ..."

Xiaojun meraih laptop yang berada tak jauh dari foto tersebut lalu menyalakannya dan mulai mengetikkan sesuatu

Setelah beberapa menit dia tersenyum. "Sudah kuduga, itu pasti dirimu" Xiaojun menatap foto yang berada di samping laptopnya

"Bagaimana bisa aku tak ingat padamu, Kunhang?" Xiaojun menatap layar laptop dengan foto itu bergantian

...

"Akhirnya kau datang"

"Ada apa? Aku sudah rela terbang dari China ke Korea hanya untuk menemuimu. Jadi katakan ada apa?"

"Dia kembali"

"Dia siapa?"

"Kunhang"

"Mana mungkin? Bukankah dia bilang tak kan kembali lagi?"

"Ya. Tapi dia telah kembali. Dan dia berhasil merebut Yangyang dariku"

"Yangyang? Bukankah dia dan Xiaojun kembali ke Busan setelah itu?"

"Itu memang benar tapi setahun kemudian mereka berdua kembali ke Seoul karena ayahnya tiada. Jadi mereka tinggal disini sekarang"

"Baiklah, jadi apa yang kau mau?"

"Bisakah kau membantuku dalam rencana ini? Rencana untuk menghancurkan Kunhang dan Yangyang"

"Baiklah, apa rencananya?"

...

"Yangyang" Hendery masuk ke kamar yang di tempati Yangyang. Dia melihat Yangyang tengah tidur

Dia melihat jam yang ada pada dinding kamar menunjukkan pukul 16.25 ini masih sore, dan Yangyang sudah tidur? Dia bahkan belum memakan makan siangnya

Hendery berjalan mendekati Yangyang yang tertidur lalu mencoba membangunkannya

Dia duduk di tepi ranjang. "Yangyang, ayo bangun. Kau belum makan siang" tak ada pergerakkan dari Yangyang

Dia menyentuh lengan Yangyang berniat untuk membangunkannya. Tapi dia merasakan tangannya terbakar

Lalu dia menyentuh kening dan juga leher Yangyang ternyata panas. "Ya ampun Yangyang, kau demam!! Bagaimana ini?!!" Hendery panik bukan main

Baru empat bulan Yangyang di rumahnya dan sudah deman saja. Mungkin karena Yangyang tidak mau memakan makanan yang di antarkan Hendery setiap harinya

"Ayo Yangyang bangun, aku akan membawamu ke dokter" Hendery hendak beranjak mengambil kunci mobil tapi ada tangan yang menahan lengannya

"Disini saja" Yangyang berusaha membuka matanya dan melihat Hendery sayu. "Kau harus ke dokter Yangyang"

"Tidak mau" Yangyang masih memegangi lengan Hendery. "Disini saja, peluk Yangyang sampai tidur" Hendery menahan nafasnya

Cobaan apa ini? Mengapa Yangyang nampak imut sekali? Oh, dia hampir lupa satu fakta tentang Yangyang

Jika Yangyang sakit dia tak mau pergi ke rumah sakit atau bertemu dokter, dia hanya ingin di peluk sampai tidur

Hendery kembali duduk di tepi ranjang. "Sini tidur sama Yangyang. Peluk Yangyang sampai tidur" Yangyang menarik narik tangan Hendery untuk menuruti kemauannya sambil mengerucutkan bibirnya lucu. Mau tak mau Hendery berbaring di samping Yangyang lalu memeluk pemuda manis itu

Kapan lagi Hendery bisa merasakan di peluk Yangyang seperti ini?

"Yangyang kau harus makan, demam mu akan semakin naik jika kau tak mau makan" Hendery mengelus rambut belakang Yangyang

"Tidak mau. Yangyang hanya mau di peluk sampai tidur sama Kunhang hyungie" kapan terakhir kali Yangyang memanggilnya Kunhang hyungie? Sudah lama sekali itu

Hendery merasakan ada kupu kupu yang menggelitik di dalam perutnya. Dia senang karena Yangyang kalau sedang sakit akan manja

"Baiklah baiklah. Kunhang hyungie akan memeluk Yangyang sampai tidur" Hendery terkekeh kecil dengan perkataan yang di katakannya pada Yangyang lalu merengkuh tubuh mungil Yangyang dalam pekukan hangatnya

Yangyang mengusakkan kepalanya pada dada bidang Hendery. Mencari kenyamanan untuk berada pada dekapan pemuda itu

Setelah di rasa Yangyang sudah tidur dia mengecup bibir merah muda milik Yangyang itu

Hanya menempel tak lebih tapi cukup lama. Dia melihat wajah yang amat manis itu lalu mencium puncak kepalanya

"Yangyang aku masih mencintaimu, bahkan aku mencintaimu dari dulu hingga sekarang. Maafkan aku tiga tahun yang lalu. Maafkan aku karena sikapku, karena perkataanku, dan karena semua perlakuanku padamu tiga tahun yang lalu. Aku sungguh menyesal telah mempercayai orang itu di banding mempercayaimu. Aku benar benar menyesal. Maafkan aku Yangyang" tanpa sadar cairan bening mengalir begitu saja melewati pipinya

Ia terisak pelan, mencoba menahan agar isakannya tak membangunkan Yangyang yang tengah tertidur pulas di dekapannya

"Aku menyayangimu Yangyang. Aku jatuh cinta padamu. Entah dulu atau sekarang perasaan ini masih sama, sama sama mencintaimu. Saranghae Yangyang" Hendery mempererat pelukannya pada Yangyang

"Nado saranghae Kunhang hyungie. Aku juga menyayangimu. Aku juga mencintaimu" Hendery terkejut Yangyang membalas perkataannya

"Maaf karena tak mempercayaimu lagi. Maaf karena menghiraukan keberadaanmu disini. Maaf karena aku berusaha melupakanmu" Yangyang makin masuk kedalam pelukan Hendery

Hendery mempererat pelukannya dan merasakan bajunya basah. "Seharusnya kau tak meminta maaf padaku. Aku lah yang seharusnya meminta maaf padamu Yangyang" Yangyang melepaskan pelukannya dari Hendery lalu mendongak menatap mata hitam itu

"Aku sudah memaafkanmu. Untuk apa kau meminta maaf lagi?" Yangyang tersenyum walaupun cairan bening itu masih mengalir melewati pipinya

Hendery menghapus air mata yang mengalir di pipi Yangyang. "Terima kasih telah memaafkanku Yangyang. Terima kasih juga telah mau mencintai namja sepertiku" lalu merengkuh Yangyang dalam pelukan hangatnya

































----------------
Mau buat Yangyang benci Hendery lebih lama tapi gak bisa

Hate «HenYang»✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang