Tawaran.

4.3K 612 73
                                    

Typo, sebagian dari konflik.

.❤.

.

''Jungkookie, aku mendapatkannya'' Moonbyul yang baru sampai di apartemennya langsung berteriak senang setelah berhasil membuka pintu. Tangan kanannya dengan tegas terangkat keudara dihiasi sebuah benda tipis berwarna hitam disana. Mirip seperti seorang wasit sepak bola, bedanya dia tak membawa peluit.

Seorang lelaki yang sebelumnya fokus dengan acara televisi yang ditontonnya pun langsung menoleh kearah Moonbyul sambil tersenyum, memperlihatkan deretan gigi yang rapi miliknya. ''serius?'' sosok yang dipanggil Jungkook itu mencoba untuk memastikan sekali lagi.

''tentu, lihat ini! Aku dapatkan yang hitam."kata Moonbyul, membuat Jungkook menautkan alis heran.

"kenapa hanya satu? Bukankah dia kaya?" tanya Jungkook

"meski dia kaya, kau pikir mudah bagiku untuk mendapatkan uang darinya? Ini kali pertama aku mendapatkan yang berwarna hitam, biasanya dia akan memberiku yang berwarna hijau atau biru, itupun isinya tak sebanding dengan apa yang aku minta, dia itu pelit!"jelas Moonbyul

"tapi, dulu saat ibu masih hidup. Apapun yang ibu minta, dia selalu memberikannya secara cuma-cuma" jawab Jungkook

"ya, itu dulu sebelum dia mengenal Olivia dan memilih untuk pergi meninggalkan ibu. Dengar, tak usah kecewa aku hanya mendapatkan salah satu tabungannya, kita lakukan perlahan-lahan tapi pasti.'' Moonbyul melangkahkan kakinya masuk kedalam apartemen, kemudian duduk disebelah kanan Jungkook.

''hmm, kalau dipikir, kau ada benarnya juga. Aku tidak menyesal punya kakak sepertimu'' puji Jungkook lalu tertawa.

''buat apa kau menyesal? Seharusnya kau berbangga, karena kau memiliki kakak secerdik diriku'' Moonbyul menyombongkan diri.

''hei, hei kau pikir aku tidak cerdik begitu?'' Jungkook tak terima dengan apa yang barusan dikatakan oleh kakaknya.

''kau cerdik, tapi tidak secerdik diriku'' kata Moonbyul, ''ohh, jadi begitu? Kenapa tidak kau sendiri saja yang bekerja untuk membalas dendam ibu? Kenapa aku ikut diseret-seret begini, jika pada akhirnya kau meremehkan aku?''

''hei, ngambek? gitu aja ngambek! Tidak kok, aku hanya bercanda. Kenapa dipakai perasaan begitu? Maaf jika menyinggung, aku tidak bermaksud''

"Ck, aku jadi tidak mood untuk pergi bersamamu!'' Jungkook palingkan tubuhnya membelakangi sang kakak, tak lupa dengan tangan yang terlipat didepan dada, seperti seorang anak kecil yang sedang merajuk.

''hei, kau ini kenapa? Marah? Lihat dirimu! Seperti anak berusia duabelas tahun saja, ingat. umurmu itu sudah duapuluh lima, masih saja suka merajuk karena hal sepele''tegur Moonbyul

''ya karena kau yang membuatku seperti ini!''

''oke, baiklah. Aku minta maaf. Hentikan acara merajukmu itu, kita harus berkunjung ke makam ibu untuk melapor''

''tidak perduli, Pergi saja sendiri sana!. Aku akan pergi sendiri dan mengatakan pada ibu jika kau hanya memperalatku hanya untuk kepentinganmu sendiri''

''kepentinganku sendiri? Hei, sejak kapan aku melakukan itu padamu?''

''pura-pura lupa lagi? kau pikir karena siapa, aku menjadi buronan Seonghwa? Hanya karena keegoisanmu aku harus bolak baik keluar negri untuk menghindarinya.'' Jungkook sedikit menoleh untuk melihat reaksi kakaknya yang terlihat merengut. ''Jika saja kau tak menyuruhku untuk membunuh kakaknya setelah melahirkan. Mungkin aku sudah menikah dan hidup bahagia dengan wanita pilihanku''

The Devil and Me (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang