#03 Silsilia

12 4 0
                                    

   Pertama kali aku membuka mataku, aku melihat warna biru muda yang menenangkan hati. Warna biru yang luas seperti tidak ada batasnya. Lalu, ada beberapa bagian berwarna putih lembut dengan bentuk yang bermacam - macam. Cuacanya benar - benar bagus. Tidak masalah bagiku jika harus melihat langit ini berjam - jam lamanya, aku tidak akan bosan.

   Aku duduk dari tempatku berbaring tadi. Ini dimana? Tempat ini belum pernah kukunjungi sebelumnya. Asing. Kata itulah yang tepat untuk menggambarkan bagaimana aku dan tempat ini. Apakah ini surga? Tempat seperti ini terlalu bagus untuk duniaku yang isinya kebanyakan orang - orang jahat. Sejauh mataku memandang, hanya hijau yang dapat kulihat. Hijau yang luas, seperti tidak ada habisnya.

   Aku mencoba untuk berdiri. Baju yang kukenakan juga masih baju tidur malam tadi. Sedangkan kakiku tidak beralaskan apa - apa. Udara di tempat ini membuatku nyaman. Sejuk. Sejuk sekali. Aku masih celingak - celinguk melihat sekitar. Ada beberapa pohon besar di sekitarku. Aku tidak tahu pohon apa itu. Besar sekali, dan juga rindang.

   Aku mulai melangkahkan kakiku. Tidak tahu ke mana tujuanku. Apa aku sedang bermimpi? Tapi aku tidak pernah mengalami mimpi yang terasa begitu nyata bagiku. Aku mencoba untuk berlari.

   Tidak lama aku berlari, sampai aku melihat manusia selain diriku. Dia perempuan. Rambutnya panjang dan sedikit ikal, hitam pekat. Dia memakai gaun berwarna putih. Anak perempuan itu jongkok memetik bunga yang ada di sana.

   Aku tidak bisa melihat wajahnya, dan juga aku masih belum berani untuk menghampiri anak perempuan itu. Sekarang aku di sini, bersembunyi di balik salah satu pohon besar.

   Tampaknya ia sudah selesai dengan kegiatannya. Anak perempuan itu berlari, akupun juga buru - buru mengejarnya, tetapi tetap menjaga jarak sejauh mungkin agar tidak ketahuan.

   Aku ingin memanggilnya, kurasa tidak ada salahnya bertanya padanya tentang tempat ini. Aku menarik napas panjang untuk meneriakkan kata Hei! , tapi tidak jadi, karena dibalik pohon besar di depan sana, ada seorang wanita.

   Aku kembali bersembunyi. Sekarang aku dapat melihat jelas wajah wanita itu. Aku tidak tahu tepatnya, aku yakin umur wanita itu sekitar 30-an atau lebih. Dia cantik, rambutnya juga panjang. Wanita itu tersenyum kepada anak perempuan tadi. Anak perempuan tadi memberikan wanita itu bunga yang ia petik. Aku tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan dengan jarak sejauh ini.

   Sepertinya mereka bukanlah orang jahat, aku memutuskan untuk mendekat. Aku melangkah, tetapi mereka masih belum menyadari keberadaanku. Cuma perasaanku saja atau apa, tetapi semakin aku mendekat semakin aku merasakan panas yang menyengat tubuhku. Aku berlari ke arah mereka. Aku sudah dekat, tetapi percakapan mereka masih tidak terdengar olehku.

   Aku merasa sangat lelah, sampai - sampai aku tidak sadar tempat ini tiba - tiba berubah seratus delapan puluh derajat dari tempat tadi. Aku benar - benar terkejut, aku melihat sekitar, benar - benar berbeda. Langit biru dengan awan yang indah, kini hanya mendung yang terlihat.

   Saat aku melihat wanita dan anak perempuan tadi, entah apa yang terjadi, anak perempuan itu terbaring lemah. Dan wanita tadi, duduk bersimpuh sedang menangis. Apa yang terjadi?

   Seingatku, jarak kami tadi masih jauh, tetapi sekarang aku bisa melihat dengan jelas wanita dan anak perempuan itu. Kira - kira hanya 3 meter jarak kami. Sekarang aku juga bisa mendengar wanita itu. Dia menjerit histeris.

   "Anakkuu!... anakku.. an..ak..kuu..." Wanita itu menangis sambil memeluk tubuh anak perempuan itu. Apa anak itu adalah anak wanita ini?

   Aku mencoba mendekat, tetapi wanita itu langsung menatap tajam ke arahku.

   "Jangan! Berhenti di sana! Ini semua karenamu! Ini salahmu! Anakku direnggut dariku karena wanita iblis itu!" Dia begitu marah. Apa dia marah kepadaku? Tapi apa salahku?

Devil ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang