#04 Tentang Mimpi dan Wanita Mengerikan

5 1 0
                                    

10:17 Ags 2013  


   Aku tidak bermaksud membelanya. Dan aku juga tidak akan lupa apa yang dilakukannya waktu itu. Perkataannya masih membekas sampai saat ini.

 

"Sudah lima tahun sejak kejadian itu, lalu setelahnya kami tidak pernah bertemu lagi. Lagi pula saat itu kami masih kekanak-kanakan. Mungkin sekarang Silsilia sudah berubah?"

   "Ya semoga saja. Lalu kamu kenapa? Wajahmu pucat, kamu seperti orang sibuk yang tidak punya waktu untuk tidur! Benar ya?"

   "Benar. Tidurku tidak nyenyak belakangan ini, aku mengalami mimpi buruk." 

"Mimpi yang bagaimana? Apa kamu bertemu hantu di dalam mimpimu? Seperti apa rupanya? Jangan katakan memang ada arwah yang sedang menghantuimu Anna! Jika benar ayo aku antar kamu ke orang pintar sekarang!"

  "Tenanglah Meli, bukan seperti itu. Tidak ada hantu..."

   "Lalu apa?"

   "Pertama aku bertemu anak perempuan dalam mimpiku, anak itu setinggiku..."

   "Kamu mengukur tingginya Ann?"

  
   Jika saat ini tidak banyak orang, sudah kulempar Meli dengan garpu  dari tadi! Menyebalkan!

   "Tentu saja tidak Meli, aku hanya mengira-ngira, dan aku yakin mungkin anak itu seusiaku, bisa kurang atau lebih sedikit. Anak itu muncul dalam mimpiku. Aku seperti mengenalnya. Saat itu aku tidak bisa melihat jelas wajahnya, tapi penampilannya sangat menyeramkan. Bajunya lusuh, rambutnya berantakan. Lalu tidak hanya itu, ada seorang wanita dan anaknya yang juga muncul dalam mimpiku. Wanita itu meneriakiku, dia marah sekali padaku. Dan wanita itu terus saja menyebut-nyebut iblis."

   "Kamu harus meyakinkan dirimu sendiri Ann, itu hanya mimpi. Hei, semua orang mengalaminya, bahkan ada yang tujuh malam mengalami mimpi buruk, lalu malam kedelapannya dia baik-baik saja dan bisa melupakan mimpi itu. Jika kamu ketakukan hanya karena sekali dua kali bermimpi buruk, kamu sudah berlebihan Anna."

"Bukan hanya mimpi. Belakangan ini juga aku merasakan sesuatu yang aneh, sejak... ditemukan.. mayat Pak Edi di halaman belakang rumahku..."

      Meli menatapku beberapa detik, aku belum menceritakan apa-apa tentang Pak Edi  kepadanya. Meli pasti terkejut sekali.

"Apa katamu Ann?"

"Seminggu yang lalu Pak Edi ditemukan tewas oleh Kila di halaman belakang rumahku."

"Ya Tuhan! Yang benar saja?!"

"Sayang sekali, itu benar Meli,"

"Apa yang terjadi Ann?"

"Pagi-pagi sekali Kila yang menemukan tubuh Pak Edi yang bersimbah darah, lalu pihak kepolisian mengatakan itu akibat kecerobohan Pak Edi dalam menggunakan mesin pemotong rumputnya."

"Bukankah itu tidak masuk akal? Maksudku... bagaimana bisa? Aku tahu Pak Edi sudah lama bekerja untuk keluargamu, dia orang yang baik,"

"Aku juga memikirkan hal yang sama Meli. Semenjak hari itu aku sering merasakan sesuatu yang aneh, aku sering tiba-tiba merinding sendiri. Bahkan merasakan adanya kehadiran seseorang."

Devil ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang