0.06 | ride horse

1.8K 166 14
                                    

.

.

.

Mingyu semakin mengeratkan pelukannya, ia ingin Hyunjin berhenti menangis. Rasanya Mingyu ingin menghajar dirinya sendiri karena telah membuat airmata indah milik Hyunjin berderai begitu saja karenanya.

"Maafkan aku Putri... " ucap Mingyu selembut mungkin agar memberikan afeksi menenangkan pada Putri indah kita ini.

Hyunjin reflek memeluk perut Mingyu, karena tubuh mereka yang berdempetan. Pipi Hyunjin menempel tepat didada Mingyu. Dan Hyunjin juga dapat merasakan degupan jantung yang kencang saat pipinya bersentuhan dengan sang Prince. Hyunjin berusaha menggigit bibirnya mati-matian. Ingin menjerit karena orang yang disukainya dulu juga menyukainya.

Ini terlihat seperti fangirl yang ingin menjerit saat melihat idola kesayangannya tersenyum tepat padamu. Tak bisa didefinisikan rasa bahagianya.

Elusan hangat yang diberikan Mingyu membuat Hyunjin nyaman sekali. Kini ia sudah seperti kucing saja yang tengah dimanjakan oleh majikannya.

Hyunjin tak habis pikir, ini baru pertama kalinya dia seperti ini. Sangat bahagia. Tetapi begitu mengingat kenyataan bahwa ia tengah bermimpi, rasanya harapan Hyunjin jatuh seketika. Ia tidak tahu harus bagaimana, bahagia dengan kepura-puraan ini atau mengikuti alurnya saja seperti air yang mengalir.

Itu membuat Hyunjin merasa lemas sekarang. Ia jadi merasa sedih, lalu nanti saat bangun kebahagiannya akan pudar begitu saja bukan?

Hyunjin tersenyum miris. Yah setidaknya-didalam mimpi dia harus bahagia.

Sang pangeran melepaskan pelukannya, kini ia dapat melihat mata Hyunjin yang mulai memerah. Dengan sigap, Mingyu mengusap jejak airmata itu menggunakan Ibu jarinya dengan lembut. Mingyu berusaha sekuat tenaga menahan senyumannya. Bagaimana tidak, hatinya merasa gemas sekali saat melihat sang putri dengan mata bengkak habis menangis. Lucu sekali.

Ditambah pipinya yang agak dilembungkannya. Membuat Mingyu gatal ingin menggigit pipi tembam itu.

"Jangan menangis lagi oke? Maafkan aku telah membentakmu." Mingyu mengelus surai Hyunjin.

Hyunjin mendongak, lalu menggelengkan kepalanya.

"Tidak, ini salahku. Akulah yang terlalu cengeng, aku memang tidak berguna." Hyunjin menundukan kepalanya, rasanya tak sanggup menatap mata Mingyu yang serasa menelenjanginya.

"Jangan berkata begitu okay? Kau dicintai oleh semua orang. Termasuk diriku sayang, Hey-lihat aku" Mingyu menarik dagu Hyunjin agar dapat bertatapan dengannya. Mingyu menggenggam sebelah tangan Hyunjin dan meletakkan dipipi Mingyu, sehingga Hyunjin bisa merasakan hangatnya Mingyu.

"You're mine babe." Lalu satu kecupan dipunggung tangan Hyunjin Mingyu berikan. Hyunjin terperenjat, merasakan getaran aneh yang mengaliri dirinya. Ratusan volta listrik seakan mennyengat tubuhnya dengan tiba-tiba.

Kata-kata yang Mingyu berikan membuat Hyunjin tak bisa berucap apa-apa. Kebahagiaan Hyunjin seolah melambung dengan tinggi, bergerak paling cepat menggapai langit biru. Hatinya bergejolak, perasaannya menjadi aneh. Apakah ia harus bahagia? walau kenyataannya ini hanyalah sebuah mimpi.

Demi apapun, Hyunjin baru merasakan apa definisi bahagia itu-setelah sekian lama ia tak merasakannya.

Hyunjin tersenyum kepada Mingyu, sembari mengaitkan rambut kebelakang telinga. Yeah, bahkan gerak-geriknya sekarang sudah seperti perempuan saja. Mengaitkan rambut kebelakang telinga saat dirinya merasa malu.

.

.

.

.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Soft Cake | kmg•hhjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang