0.02| Kera Bikin Ketawa

4 1 0
                                    

Nadira menghela napas sejenak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nadira menghela napas sejenak. Hari ini benar benar menguras tenaganya. Mengingat kelakuan Hankra tadi sore membuat jiwa dan batinnya lelah.

###

Tadi sore

"Eh kenapa dek? Mana yang kecelakaan?"

Beberapa orang mengerubungi Hankra yang masih saja panik. Sedangkan Nadira berusaha menenangkan anak kecil. Hankra yang terengah engah kemudian menunjuk Nadira. Hankra belum bicara orang orang sudah mengira Nadira adalah pelaku penculikan atau pelecehan pada anak.

"Woy, mau diapain anaknya.... Jangan main kekerasan disini.... Hei penculik anak tuh... Cantik cantik tapi sukanya nyulik anak orang...Balikin tuh anak, mau masuk penjara?"

Nadira dan Hankra mendelik begitu saja. Sepertinya orang-orang salah paham. Nadira mendelik ke arah Hankra. Ini semua gara gara Hankra. Hankra tolol.

"Emmh, Gini ya bapak bapak, ibu-ibu. Saya bukan peculik, penjahat atau apalah. Saya di sini cuma ingin menolong anak ini yag tadi jatuh."

Seorang warga tidak percaya begitu saja pada Nadira, ia mengira Nadira berbohong dan menipu.

"Tapi kenapa adek ini teriak? Kalau jatuh kan tak perlu segitunya sampai teriak teriak. Ini pasti kamu bohongkan. Ngaku kamu!!"

Nadira menghela napas. Setelah ini ia akan membunuh Hankra. Nadira melirik anak tadi yang sekarang sedang bersembunyi di belakang Nadira. Nadira bingung harus berkata apa. Kepalanya sakit dan tangannya gemetar. Ia merasa sekarang dirinya sedang dihakimi oleh masa.

"Eh, maaf Pak, Buk. Ini memang salah saya, saya sudah panik sendiri. Temen saya bukan penculik kok. Maaf sekali lagi"

Hankra maju sambil menangkupkan kedua tangan ke depan dada dan menunduk. Orang orang itu akhirnya percaya, kemudian kembali ke aktivitasnya masing masing. Hankra bernapas lega. Sejujurnya ia juga takut jika dikerubungi banyak orang seperti tadi. Kayak mau dikeroyok aja.

Hankra melihat Nadira yang sedang menenangkan anak itu sambil mengelus kepalanya. Nadira sempat tertawa karena kelakuan Hankra kalau saja ia tidak ingat situasi, Nadira akan tertawa terbahak bahak melihat Hankra berteriak seperti orang banci tadi. Hankra melihat seorang ibu muda menghampiri mereka.

"Haduh Ais, Mama sudah bilang, kalau mau main bilang sama Mama. Ais kalau dibilangin bandel sih. Eh Mas, Mbak. Makasih sudah jagain anak saya. Maaf ya bikin repot"

Ibu tadi kemudian menggendong anak itu. Nadira melihat perhatian ibu itu kepada anaknya, membuat hati Nadira berdenyut.

"Dek Ais ayo bilang apa ke kakaknya?"

"Emm, Kak makasih sudah bantu Ais. Maaf Ais nakal"

Ais yang berada digendongan sang ibu, kemudian turun. Ia memberikan sebuah permen berbentuk hati dengan banyak taburan gula kepada Nadira. Permen Legend.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Travelling UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang