sambungan...

2 1 0
                                    

Dikamar 20.30 wita,

Dengan ditemani novel RINDU dari Tere Liye salah satu pengarang favoritku dan sajian music dari DVD Recorder yang membawakan lagunya One Okr Rock-Whereever you are, lengkap sudah suasana yang aku inginkan.

Tok...tok..tok

"Hana... ini mbak" panggil mbak Ririn—kakak kedua ku—dari seberang pintu.

"Masuk aja, gak dikunci" jawabku bosan. Baru juga mau sendiri, sudah diganggu pikir ku malas.

Ia masuk dan duduk disebelah ku "Kamu kenapa?" Tanya nya tanpa basa-basi

"Kenapa apanya?" Tanya balikku

"Jangan bohong, tadi Nur bbm mbak nanya kabarmu. Soalnya, dia telpon kamu tapi nomor mu gak aktif. Ada masalah apa? Cerita lah, setidaknya bisa nenangin pikiran mu".

Aku menatap mbak dan langsung bangun dari tidurku mengatur posisi duduk berhadapan dengan mbak.

Mbak Ririn, Ririne Ayu Kirana nama lengkapnya. Kuliah di Institud Agama Islam Negeri, jurusan Tarbiyyah-PAI(Pendidikan Agama Islam) semester 5. Perempuan kedua yang aku idolakan selain Bunda. Bidadari bumi yang berhijab syar'i mengikuti syariat Islam, nan cantik. Aktif di berbagai perkumpulan Muslim di kampus dan sering mengajar anak-anak dikomplek dengan sukarela.

"Tadi ada temen sekelas mau minta pendapat aku masalah cowok, dia lagi suka sama cowok remaja masjied nya katanya cowok itu baik, soleh, dan senyuman nya bikin ia jatuh cinta. So, aku hanya ngasih pendapat kalau dia harus nge jauhin cowok itu. salah nggak kalau aku ngomong gitu?" kata ku menjelaskan. Mbak tersenyum mendengarnya, ahhh senyuman mbak bisa nenangin.

"Kalau buat mbak perkataan mu gak salah, tapi cara mu mungkin yang salah. Sampai teman mu ndak menerimanya"

"Iya sih, aku memang agak kasar. Tapi, mereka terlalu berlebihan mengungkapkan cinta itu dengan perilaku. Agak jengkel aja, trus Nur bilang aku itu sering gak serius kalau ngomong masalah cinta. Bukannya gak serius, tapi memang mau nikmati masa remaja tanpa embel-embel cinta monyet" jelas ku. Mbak tersenyum kembali, kalau aku cowok sudah aku lamar mbak. Tapi, aku tahu diri Astaghfirullah, sadar han. Aku sudah gila bisikku.

"Mbak ngerti kok masalahnya, intinya kamu tetap harus minta maaf sama teman itu ngomong baik-baik kasih alasan kenapa kamu nyuruh dia ninggalin cowok itu. Nanti kapan-kapan ajak teman-teman mu ke tempat ngajar mbak. Disana banyak buku tentang bagaimana mengatasi cinta monyet, kita juga bisa sharing loh" ucap mbak memberi solusi

"Insyaa Allah" jawabku tersenyum "makasih mbak, atas solusinya dan mau jadi teman curhatku" tambahku

"Iya, sama sama. Jangan lupa minta maaf sama mereka, sama Nur juga dia khawatir sama mu. Mbak mau lanjut buat tugas. Assalamu'alaikum" ucap mbak mengakhiri pembicaraan dan keluar dari kamar ku.

"Wa'alaikumussalam" jawabku. Selepas kepergian mbak, aku mengambil handphone di atas meja samping ranjang mulai meng-aktifkan nya dan berencana meminta maaf pada Nur. Kalau pada Adel, mungkin lebih baik berbicara langsung.

CCHCerita Curahan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang