Tunjukkan saja kamu memang peduli, tidak usah malu. Semua akan baik-baik saja.
~Selamat Membaca~
Enjel melihat dari jauh, "Oh my God, Oh my God. Itu bukannya Fazri ya? Itu dia jalan kesini ? Ahh dia mau nyamperin gua? Ah sweet banget sih!!!! Gua harus cantik nih!" Ucap Enjel sambil mempercantik diri.
"Haiii!" Sapa Enjel lebih dulu ketika Fazri berada tepat di depannya.
"Rose mana?" Tanya Fazri.
"Ada kok di dalem sama Anes." Jawabnya lembut.
"Fara?" Tanya Fazri lagi
"Ada juga di dalem." Lanjut Enjel.
"Ngapain mereka di dalem lama banget, dan Lo ngapain di disini?" Tanya Fazri, karena hanya Rose yang mengikuti ekskul basket.
"Gua lagi jagain pintu biar gaada yang masuk, mereka lagi berantem." Jawab Enjel masih santai sambil melingkuk-lingkukkan badannya agar terlihat imut didepan Fazri.
"Hah?!" Kaget Fazri yang membuat Enjel sadar dan memukul-mukul bibirnya untuk yang kedua kalinya.
Tanpa panjang lebar, Fazri langsung masuk nerobos kedalam toilet. Enjel yang terus mencegahnya untuk masuk tetap tidak bisa, tenaganya terlalu kuat.
Fazri terpelongo melihat kejadian di depannya. Rose yang menjenggut Fara dengan dua tangan, sedangkan Fara hanya menggunakan satu tangan karena satu tangannya lagi patah karna Fazri.
Fazri merasa iba. Ia merasa bersalah membuat tangan Fara patah, yang membuatnya tidak leluasa untuk membela diri.
Fazri langsung mendekat ke mereka berdua dan memisahkannya. Fazri menarik Fara untuk mendekat padanya.
"Lo apa-apan sih?" Tanya Fazri pada Rose. "Pengen jadi penindas hah?!"
Rose kaget, kenapa Fazri bisa ada disini dan membentaknya? Bukannya Fazri juga tidak suka dengan Fara?
"Awas-awas!" Revian menarik pergelangan tangan Fara dari genggaman Fazri.
Revian datang tiba-tiba dengan tas Fara yang sudah dipunggungnya.
Fara masih meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya.
Rose kesal. Kenapa semua pahlawan Fara datang menyelamatkannya?
Rose dan Anes melihat ke arah Enjel dengan tatapan seperti ingin membunuhnya. Enjel hanya menundukkan kepalanya takut.
"Lo diapain sama nih nenek lampir? Dan Lo ngapain disini? Gua kan udah bilang tunggu aja di UKS! Nih pake tasnya, gemblok di depan!" Ucap Revian sambil mengasih tas Fara karena melihat Fara basah kuyup di bagian dadanya.
Revian membantu Fara untuk memakai tasnya.
"Ayo pulang!" Revian menarik tangan kanan Fara keluar toilet.
Fara makin kesal dengan Revian, bukannya minta maaf karena datang telat, justru Fara malah kena marah karena tidak menunggunya di UKS.
Biasanya kalo di film-film romance si cowok pasti ngasih jaketnya kalau melihat ceweknya sedang kedinginan atau basah karena ketumpahan air di bajunya, ini malah dikasih tas untuk menutupinya. Tas cewek itu sendiri lagi. Padahal Revian sedang mengenakan jaket!
Memang sih, Fara bukan siapa-siapanya Revian. Tapi ya setidaknya gitu.
"Oh My God! Gua lupa belum bilang makasih sama Fazri! By The Way, ko Fazri bisa tau kalo gua ada di toilet?" Batin Fara.
KAMU SEDANG MEMBACA
AWFAKHA
Teen Fiction--- Biasanya judul sebuah buku memiliki makna dibalik cerita. Entah nama tokoh, istilah yang memiliki arti spesial, atau bahkan nama planet. --- Tetapi "AWFAKHA" tidak memiliki arti apa-apa. Melainkan kisah siswi SMA Negeri Erlangga yang memiliki ti...