÷an4 |Tanpa Sadar|

40 4 4
                                    

~Selamat membaca~

"Lima menit lagi latihan kelar, suruh anak-anak pendinginan sekarang ya." Bisik coach basket kepada Fazri.

"Oke coach." Jawab Fazri.

"Latihan dah kelar, pendinginan sendiri-sendiri aja, tapi disini!" Ucap Fazri kepada semua anak basket.

Sekolah sudah mulai sepi, karena sekarang sudah menunjukkan pukul lima sore.

Semua anak yang mengikuti ekstrakulikuler sudah berhaburan keluar sekolah dan pulang menuju rumahnya masing-masing.

"Lo kenapa belain Fara tadi? Lo mau malu-maluin gua depan dia hah?!" Tanya Rose pada Fazri setelah melihat Fazri ingin menaiki motornya.

Fazri menghela nafas kasar. Ia tidak jadi menaiki Margaret, motornya itu.

"Lo masih punya malu?" Tanya Fazri balik,

"Fazri! Denger baik-baik! Gausah sok jadi pahlawan kesiangan deh Lo! Bukannya Lo benci juga sama si Fara? Gausah munafik." Jawab Rose tak terima.

"Awalnya gua pikir juga gitu, ya tapi ternyata.." Fazri menggantungkan ucapannya sambil mengangkat bahunya dan mulai menaiki Margaret dan meniggalkan Rose yang belum selesai memakinya.

"Awas ya Lo!" Batin Rose.

---×---

"Itu di taman depan lagi dibangun lapangan basket ya Ra? Tinggal pasang ring mah sebentar." Tanya Revian sambil menghampiri Fara yang sedang duduk di sofa ruang tamu dengan membawa cemilan di tangannya.

Cemilan milik Fara.

Revian belum pulang, ia ditahan oleh Felisha untuk pulang. Lagipula Felisha dan Bundanya Revian yaitu Bunda Reva juga sudah contact-an kalau Revian akan pulang telat.

"Ya paling dua Minggu lagi kelar, kenapa emang? Awas aja Lo jadi main kesini terus!" Jawab Fara.

"Ih apasih sensi banget dah." Ucap Revian sambil sedikit tertawa.

"ya emang kenapa kalo gua main terus? Mama Felish juga gabakal keberatan yeh!" Ucap Revian lagi.

"Kata siapa mama bolehin? Pede banget." Jawab Fara sewot.

"By the way, Lo masih aktif club basket? Ko gua dah lama ga liat Lo ikut tanding-tanding lagi?" Tanya Revian.

Yap! Fara sebenarnya anak basket, sejak dua SD ia mendalami basket, bahkan Fara sudah memenangkan banyak piala the best player beberapa kali dan piagam-piagam.

Tetapi tidak mau mengikuti ekstrakulikuler basket putri di Erlangga karena disana ada Rose. Padahal Revian siap kapan saja melindunginya, tapi ia tetap tidak mau merepotkan Revian.

Bukannya Fara takut, ia hanya malas berhubungan dengan Rose.

"Masih kok, cuma mama izin ke coach Ardi buat bolehin gua fakum buat pertandingan putaran besok. Eh kebetulan juga kan tangan gua patah, ya jadinya fix deh." Jawab Fara agak lesu.

"Ohh, yauda fokusin dulu sama kesembuhan Lo deh. Nanti kalo udah sembuh kita main basket bareng ya di lapangan taman depan!" Pinta Revian dengan girang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AWFAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang