Buatlah orang mencintai kita karena kebiasaan kita, tanpa harus ada yang ditutup-tutupi atau dibohong-bohongi.
~Selamat Membaca~
Mumpung Fazri lagi ke toilet,
"Fahri kesayangannya Faraa!! Liat nih Fara masak buat bawain Fahri bekel!! Dimakan yaa??" Fahri masih saja sibuk dengan game di handphone-nya. Jangankan nengok, melirik saja enggan. Karena menurutnya Fara itu sama sekali tidak menarik.Karena Fahri tidak suka menjadi pusat perhatian, "Fahri!!!!!!!!" Teriakan Fara yang membuat satu kelas menjadi terfokus ke mereka berdua. Berhasil! Fara berhasil membuat Fahri melihatnya. Walaupun dengan mata seperti singa yang sedang menerkam santapannya. Tapi Fara senang, ia berhasil!
"Apansi Lo?!" Fahri kesal karena semua pasang mata melihat ke arah mereka berdua. "Ih Fahri jangan marah dulu, liat Fara bawain bekel buat Fahri, diterima ya?" Fara menggunakan jurus mata binar dengan tangan yang menyodorkan tempat makan. Walaupun Fara tau, Fahri tidak mungkin tergoda olehnya.
"Gua terima, tapi Lo balik ke habitat Lo ya?!" Fara hanya menganggukkan kepalanya dengan girang. "Yaudah taro aja." Ditaronya tempat makan bewarna kuning dengan gambar hati ditengahnya. Fara masih belum meranjak dari tempatnya, ia masih ingin melihat muka Fahri yang sedang asik bermain game. Ganteng banget!
"Ngapain Lo disini?" Fara memutar bola matanya malas. Tanpa melihat muka orang itu, Fara juga tahu, pasti itu suara si anak bebek yang habis dari toilet, Fazri. Fara menghela nafasnya dan perlahan menoleh ke arah orang yang memiliki suara itu, "Benar bukan? Itu suara Fazri." Batin Fara.
"Fahri aja ga repot, kenapa jadi Lo yang repot?" Balas Fara dengan nada sinis. Fara berakting. Didalam hatinya ia beristighfar, ia takut sekali Fazri akan melontarkan kata-kata yang membuatnya sakit hati.
Fahri tidak asing melihat mereka bertengkar, sudah biasa, apalagi setiap Fara sedang mendekati Fahri.
Fahri tau, Fazri suka mengganggu Fara karena senang dengan perubahan ekspresi Fara yang drastis. ketakutan tapi sok berani.
"Pergi." Kata Fazri dengan nada judesnya. "Gamau!" Ucap Fara tidak mau kalah. "Gua bilang pergi ya pergi!" Fara yang mendengar Fazri membentaknya, membuatnya berpikir "Seberapa hina dirinya di mata Fazri?"
"Fahri kesayangan Fara, jangan lupa dimakan yaa!! Jangan dibagi-bagi sama si anak bebek ini!" Ucapnya sambil menunjuk Fazri. "Yeh siapa juga yang mau, masakan Lo kan gaenak yang ada nanti gua muntaber lagi!" Fara yang mendengar Fazri menghina masakannya tadi, rasanya ingin sekali mencengkokkan hasil masakannya kedalam mulut Fazri agar dia terpelongo dengan rasannya.
Ahirnya Fara memutuskan untuk pergi karena tidak mau bertengkar lama-lama dengan Fazri. Tapi Fara tidak benar-benar pergi. Ia berdiri kebelakang Fazri sambil memasang muka-muka konyolnya.
Benar saja, Fara mulai meledekinya dari belakang.
Saking asiknya Fara dengan muka konyol yang ia buat, tanpa sadar Fazri sudah membalikkan badannya dan melihat aksi yang sedang Fara lakukan.
Tidak, Fazri tidak menggangunya atau memarahinya, melainkan ikut memasang muka-muka konyol membalas Fara.
Satu kelas tertawa, Fara bingung, "Kok ramai?" batinnya. Ahirnya Fara membuka matanya dan mendapati muka Fazri terpampang tepat didepan wajahnya. Fazri melakukan persis seperti apa yang sedang ia lakukan. Fazri berhenti. Fara malu.
"Apansi Lo anak bebek?! ikut-ikut aja!" Fara menghentakkan kaki kesal lalu benar-benar balik ke habitatnya. Semua murid hening. Fazri yang melihatnya hanya mengeleng-geleng kepala bingung. "Ada cewek kaya gitu." Ucap Fazri pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AWFAKHA
Novela Juvenil--- Biasanya judul sebuah buku memiliki makna dibalik cerita. Entah nama tokoh, istilah yang memiliki arti spesial, atau bahkan nama planet. --- Tetapi "AWFAKHA" tidak memiliki arti apa-apa. Melainkan kisah siswi SMA Negeri Erlangga yang memiliki ti...