In A Relationship With Suho Exo

Chapter 2

Jangan lupa Vote and Coment.
Selamat membaca.

Aku segera pergi ke rumah sakit. Tuhan, Tolong, biarkan dia aman disini. Jangan bawa dia dari kami, aku mohon tuhan.

Aku memasuki rumah sakit dengan tergesa-gesa. Disana. Aku melihatnya berbaring di tempat tidur di dalam ICU, ia terlihat lebih kurus. Aku memperhatikan seluruh alat bantu yang menempel pada tubuhnya. Kenapa harus dia? Kenapa bukan aku?

"Dokter mengatakan bahwa kita akan membutuhkan banyak uang untuk transplatansi. Dia juga mengatakan padaku bahwa kita hanya diberi waktu sampai malam ini. Apa yang akan kita lakukan, MinHye?" Tanya eomma.

Perlahan aku menyeka air mataku. Aku tidak bisa untuk kehilangan dia, dia adalah alasan kenapa aku terus bekerja keras untuk masa depan kita.

Lalu aku ingat tawaran itu sebelumnya. Tidak!! Aku tidak akan mengambilnya, tidak mungkin.

Berhenti, Min Hye. Ini untuk Min Hyun, lakukan ini untuknya. Lupakan kesombongan sialan itu, dan terimalah tawaran itu.

"Katakan kepada dokter, bahwa kita menerima opsi transplantasi"

Mata eomma melebar, "Dari mana kita akan mendapatkan uang dalam jumlah yang besar Min Hye?"

"Ja-jangan khawatirkan tentang itu eomma." Aku memeluknya,
"Aku akan pergi. Katakan padanya bahwa aku sangat mencintainya begitu dia bangun."

Eomma menganggukkan kepalanya,
"Hati-hati dan segeralah kembali."

"Baik eomma."

Aku pergi ke parkiran dan memasuki mobil. Aku menekan nomor Kang Jae Hyun dan akhirnya ia menjawabnya.

"Yoboseyo? Ini aku, Song MinHye."

'Oh, nona Song. Apa yang bisa saya lakukan untuk anda?'

"Aku ingin berbicara."

'Arasseo. Gedung SM selalu menyambut anda.'

Aku mengakhiri panggilan dan langsung mengemudi ke gedung itu. Katakan padaku   bahwa apa yang aku lakukan ini adalah hal yang benar, tolong?!

Wajah Min Hyun terlintas di pikiranku. Ini untukmu, Min Hyun.

***

Aku masih terus berpikir, apakah aku harus benar-benar masuk atau tidak. Rasanya luar biasa jika aku akan memasuki gedung sialan ini lagi.

Aku mengatakan kepada diriku sendiri sebelumnya bahwa aku akan melakukan yang terbaik dan tidak akan terhubung lagi dengan perusahaan ini. Itu masih menyakitiku

Rasa sakit masih membekas di hati, pikiran, dan jiwaku. Dan aku berpikir bahwa itu akan selalu ada disana.

Aku juga masih ingat bagaimana perusahaan ini memghancurkan hidupku. Siapa yang tahu bahwa aku berada disini lagi, dan sial, aku sangat membutuhkan uang yang mereka tawarkan.