Chapter 5

46 5 0
                                    

Jangan lupa Vote and Coment.
Selamat membaca.

-

Flashback on

"Apa ini??!!" Ayahku melihat tes kehamilan itu.

Mataku melebar, aku takut, air mata perlahan mengalir dipipiku. Aku berusaha membuka mulut dan menjelaskan semuanya, tapi itu tidak berhasil. Jantungku berdegup kencang, dan aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Sial! Bagaimana bisa aku lupa menbuangnya!

Dia mendekatiku dan meraih wajahku,
"Katakan padaku!! Apa kamu hamil!!?" Teriaknya.

Aku melihat eomma menangis di sofa, tangisanku semakin menjadi,

"Y-ya, Ap-pa."

Lalu dia menamparku. Tamparan yang memang pantas aku terima, suaraku bergetar, hatiku hancur. Aku takut apa yang akan terjadi selanjutnya.

Aku melihat appa mengepalkan tangannya, dan meninju tembok di belakangku. Tangannya berdarah, aku mencoba meraihnya,

"App..pa"

Dia mendorongku, "Kau sangat memalukan di keluarga ini! Aku tidak membesarkanmu sebagai seorang budak! Aku menyekolahkanmu untuk tidak jadi seorang pelacur!"

Aku terluka dengan apa yang dia katakan. Aku bukan pelacur, itu adalah pertama kali aku 'melakukannya', dan itu tidak dengan siapapun selain JunMyeon. Aku ingin menahan diri untuk tidak menangis, karena itu tidak baik untuk bayi, tapi aku tidak bisa melakukannya.

"Hentikan!" Aku mendengar eomma berbicara.

"Tidak!!!"

Appa menunjukku, "Aku tidak percaya kau putriku, aku tidak mengakuimu mulai sekarang. Aku ingin kau keluar dari rumah ini sebelum fajar!!" Dia menamparku lagi, aku merasakan cairan darah dibibirku.

Aish..bibirku berdarah. Appa keluar dari ruang tamu, sedangkan eomma memelukku. Aku menangis dipelukannya,

"Eomma..", aku berulang kali mengatakan itu sambil menangis,

eomma mengelus punggungku, "lupakan apa yang appa mu katakan, dia hanya marah."

"Apa kamu tidak marah denganku eomma?"

Dia menyeka air mataku dan memegangi wajahku, "aku marah, tapi aku tidak tega untuk menyakitimu. Sekarang pergilah ke kamar." Dia tersenyum dan mengantarkanku ke kamar. Dan akhirnya dia tidur disampingku.

***

Aku terbangun karena merasakan seseorang menarik rambutku,

"Beraninya kamu masih disini!!" Aku melihat appa ku memelototiku,

"Aku akan memberimu satu jam untuk berkemas, atau aku akan mengeluarkanmu dari rumah ini hidup atau mati!"

Aku diam dan mengangguk sambil menangis. Dia menamparku sekali lagi dan pergi keluar, eomma? Aku hanya melihatnya menangis lagi.

Aku mulai mengemasi barang barangku. Dimana aku akan tinggal? Aku melihat jam dinding, jam 3.36 pagi.

"Ambil ini MinHye." Eomma memberiku uang.

"Ini untukmu dan untuk bayimu. Sewa apartemen di dekat sini, aku akan sering mengunjungimu."

Aku mengangguk dan memeluk eomma dengan erat, aku sangat senang memiliki eomma yang sangat perhatian kepadaku.

Aku turun dengan membawa koperku, aku melihat Appa berdiri di ambang pintu.

"Berikan aku ponsel dan seluruh kartu kartumu."

Aku menatapnya, bagaimana anda bisa melakukan ini padaku, Appa?  Dengan terpaksa aku mengambil tab, iPod, ponsel dan kartu ku padanya. Aku menahan agar air mataku tidak keluar, aku menoleh ke eomma dan memeluknya sekali lagi,

"Saranghae eomma." Bisikku

Lalu aku keluar dari rumah ini

***


Aku hanya berjalan di jalanan yang sepi ini, aku menyentuh perutku. Kita akan melewati ini sayang, tenang saja, oke?

Aku menyeka air mataku yang hampur keluar. Malam, lebih tepatnya pagi ini sangat dingin, akan berbahaya bagi bayi jika aku tetap diluar ruangan. Aku memutuskan untuk tinggal di sauna sekarang ini.

Aku menghembuskan nafas, ketika aku duduk di lantai. Lantainya keras seperti biasa, aku tidak terbiasa dengan ini. Jangan khawatir MinHye, setidaknya untuk 3 jam kedepan.

-

Aku bangun, dan pergi keluar. Aku harus mencari apartemen itu, tapi sebelumnya aku harus makan dulu. Aku harus kuat untuk bayiku.

Setelah beberapa jam menarik koperku dan mencari apartemen, akhirnya aku menemukannya. Itu kecil, tapi yang termurah dari pada yang aku lihat sebelumnya itu sebabnya aku menyetujuinya.

Pemilik memberiku selimut untuk tidur nanti. Aku senang karena dia baik, dia bahkan mengatakan kepadaku bahwa aku boleh mencari pekerjaan dulu sebelum aku membayarnya. Dia bertanya kepadaku mengapa mencari tempat dan mengapa aku hidup sendiri untuk usia yang sangat muda ini. Dia menuduhku bahwa aku melarikan diri dari rumah, tapi aku menyangkal. Aku mengatakan padanya bahwa aku di usir dari rumah karena ada masalah.

Aku harus mencari pekerjaan. Aku harus bisa, aku harus lebih baik dari ini.

Flashback off.

.

.

.

.

.

In A Relationship With Suho ExoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang