Chapter 3

61 6 3
                                    

Jangan lupa Vote and Coment.
Selamat membaca.

***

Flashback on.

"MinHye, kamu belum pulang?" Tanya co-trainee ku.

Perlahan aku menggelengkan kepala dan tersenyum padanya,

"Aku masih menunggu JunMyeon. Dia masih di dalam." Kataku,

Ya, aku menjalin hubungan dengan JunMyeon. Kami mulai sebagai teman dan sekarang kami disini, bersama.

Seseorang menutup mataku dan duduk disampingku, "Coba tebak siapa?"

"JunMyeon.." gumam ku.

Dia mencium pipiku, "Apa kamu kedinginan?" Katanya sambil menggenggam tanganku.

"Aku bosan." Kataku cemberut

"Apa kamu tidak akan menyapaku?" Tanyanya.

"Untuk apa."

Aku bertingkah seolah seperti tidak tahu, bagaimana aku bisa melupakan hari ulang tahunnya ini.

Dia berdiri, "Kaja!"

Dia memanggil taksi dan kami masuk. Aku akan tidur di rumahnya malam ini. Ya, orang tuanya membolehkan aku tidur disana, tentunya di kamar yang berbeda. Hari ini, orang tuanya tidak ada dirumah karena mereka mengadakan pertemuan di luar kota, mereka pergi dengan saudara JumMyeon.

Ketika kami sudah sampai dirumah, aku menuju kamar tamu tempat yang biasanya aku gunakan untuk tidur dan mandi sebentar. Pelatihan hari ini sangat melelahkan.

Ketika aku keluar dari kamar, aku melihat JunMyeon duduk di sofa sambil menonton tv. Aku memperhatikan dia sudah berganti pakaian. Aku menyusul duduk disampingnya,

"Selamat ulang tahun." Aku berbisik

Dia menoleh,
"Terimakasih."
Dia memberi sebuah kecupan dibibirku,
"Tetaplah disisiku."

Kami pergi ke kamarnya dan berbaring di tempat tidurnya, aku sangat terkejut ketika ia menciumku tepat dibibir. Itu berbeda. Rasanya seperti listrik mengalir ke seluruh tubuhku.

Astaga!! Aku ingin berhenti, tetapi kenapa sebaliknya? Aku merespons dan membalas ciumannya. Apapun yang terjadi malam ini, aku tidak akan menyesali apapun karena aku melakukannya dengan dia.

Aku akui, sesuatu terjadi diantara kami berdua malam itu.

***


Sudah beberapa minggu sejak malam itu terjadi. Aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Rasanya aku sangat malas untuk bangun, dan merasakan perutku memilin, aku buru-buru pergi ke kamar mandi lalu muntah.

"Ya ampun. Katakan bahwa aku salah."

"Apa yang salah?" Tanya ibuku

Aku mencuci muka dan tersenyum padanya, "tidak eomma, aku hanya berpikir bahwa aku makan sesuatu yang salah."

Hari itu aku memutuskan untuk tidak menghadiri pelatihan dan pergi ke apotek. Rasanya aku ingin ditelan bumi ketika aku meminta alat tes untuk kehamilan. Mereka memberi tatapan menghakimi dan bermakna.

"Ini untuk adikku." Aku berbohong. Aku tidak mempunyai adik perempuan. Aku langsung pulang ketika sudah mendapatkan alat itu dan langsung aku gunakan.

Air mata mengalir dipipiku ketika aku melihat hasilnya. Sial.

Dua garis merah.

Aku melihat instruksi dan hasil tes berulang-ulang.

Positif.

Apa yang akan kulakukan sekarang? Hidupku hancur. Bagaimana aku akan memberitahu orang tuaku tentang hal ini? Appa pasti kecewa kepadaku. Sangat kecewa.

JunMyeon.

Benar.

JunMyeon akan membantuku. Dia akan senang denganku. Dengan ini.

Aku mendengar teleponku berdering.

JunMyeon memanggil...

"Yoboseyo?"

'Mari kita bertemu' katanya

Dia merindukanku? Aku tersenyum dengan pikiran itu.

"Dimana kita akan bertemu? Ada yang ingin aku katakan padamu."

'Di tempat biasanya. Aku juga punya sesuatu yang ingin aku katakan padamu.'

Setelah panggilan ditutup, aku segera bersiap-siap untuk pergi. Aku harus terlihat cantik didepannya.

***

"Aku ingin putus denganmu." Dia langsung berkata

Apa???!

"Kamu pasti bercanda kan?" Aku tertawa canggung.

"Tidak. Aku serius. Aku akan segera debut, dan SM mengatakan kepadaku dan yang lainnya bahwa kami tidak dapat memiliku hubungan karena menandatangani kontrak."

Apa apaan? Aku pikir...aku pikir dia akan... Omong kosong! Aku sangat bodoh!

"Jadi kamu memilih perusahaan sialan itu daripada aku?" Atas anakmu?

"Ya." Katanya singkat

Plak!!

Aku menamparnya dengan keras. Aku tidak ingin bertemu dengannya lagi. Aku melenggang pergi dan memutuskan pulang ke rumah.

Aku mengunci diri di kamar selama beberapa hari. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana dengan hidupku. Bagaimana aku menghadapi ini sendiri? Tanpanya disampingku?

Flashback off.

Pergilah dari kehidupan ini dengan perusahaan sial itu!! Aku tidak akan pernah membiarkanmu melihat anakku. Tidak akan pernah!!

.

.

.

.

.

.

.

.

.

In A Relationship With Suho ExoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang