5. Hari itu

357 63 19
                                        



Ini aga panjang.. mohon nyaman kan posisi dan silahkan maki aku kalo part ini mengecewakan huhu..




Happy reading





"urii dasi mannaa mmm mmm mmmm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"urii dasi mannaa mmm mmm mmmm.." Seongwoo tengah bersenandung sambil sesekali mengecek roti yang sedang dia panggang.

Tidurnya benar-benar nyenyak semalam, apalagi dengan nuansa kamar yang sangat membuat Seongwoo nyaman.

Dia terus bersenandung sampai tidak menyadari keberadaan Daniel. Memang sepertinya membuat terkejut orang lain adalah hobi Daniel.

"Sepertinya kita butuh melakukan beberapa perjanjian." ucap Daniel mengejutkan Seongwoo.

"Kamjaggiya." Seongwoo memegang dada kirinya dan menutup matanya saat terkejut. "Bisakah kau tidak mengagetkan ku sekali saja." ucap Seongwoo kesal.

"Kau saja yang berlebihan." Jawab Daniel acuh dengan dirinya yang sibuk membuat secangkir kopi. Seongwoo menatap nyalang kearah Daniel. "Aku tahu aku tampan, tidak usah melihat ku hingga kagum seperti itu."

Seongwoo tertawa remeh. "Dalam sekali lihat pun sudah  dapat dipastikan aku yang lebih tampan. Untuk apa aku terpesona pada wajah tua mu itu." Daniel mengabaikan ucapan Seongwoo.

Seketika Seongwoo menyadari usianya sendiri, dia bahkan mungkin lebih tua dari Daniel. Tapi Daniel mungkin saja bukan manusia.

"Aku ingin bertanya sesuatu." ucap Seongwoo, memecahkan keheningan.

"Satu pertanyaan dibayar dengan sarapan pagi, dua pertanyaan bersihkan rumah, tiga pertanyaan cuci bajuku." Daniel berjalan menuju meja makan ditengah rumah yang menghubungkan nya dengan dapur.

Seongwoo tercengang mendengar jawaban Daniel, apa tadi hanya satu pertanyaan harus dibayar dengan sarapan? Memang tidak semua lelaki tampan itu berotak normal.

"Apa kau gila? Aku disini menyewa rumahmu bukan sebagai pembantumu. Lagipula jika aku bertanya tidak usah meminta persetujuan darimu dulu." Seongwoo menyusul lalu duduk didepan Daniel.

"Jika kau tahu mengapa kau menanyakan itu padaku?" Daniel sibuk dengan ponselnya dengan sesekali meminum kopi yang dia buat tadi.

Seongwoo kesal dibuatnya, dia lagi-lagi terlihat bodoh didepan Daniel "Baiklah. Aku hanya ingin kau menjawab pertanyaan ku tempo hari saat kita bertemu di café."

Daniel melirik Seongwoo sekilas, lalu kembali fokus pada ponselnya "Memangnya kita pernah bertemu sebelumnya?"

"Jangan mengalihkan pembicaraan. Aku tahu kau menyadari keberadaanku, karena itu aku bertanya, kau pasti bukan manusia."

"Lagi-lagi, sudah ku bilang, jika kau tahu mengapa kau bertanya." jawab Daniel masih tidak melihat kearah Seongwoo.

Seongwoo yang mendengar jawaban Daniel pun kembali penasaran dengan siapa sesungguhnya sosok didepan nya ini, tanpa berpikir panjang Seongwoo pun mendekati kursi tempat Daniel duduk.

Still (Ongniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang