Daniel telah sampai diakhir penantiannya, kini dia sudah menemukan sesosok malaikat yang dia tunggu selama ini. Sosok yang merubah hidupnya begitu banyak dan mengantarkan nya pada penantian yang begitu panjang.
Hanya penantian, tetapi tidak berusah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alunan musik klasik mengalun indah di seluruh penjuru café, menenangkan hati para pengunjung yang sedari tadi memenuhi seisi café. Entah karena daya tarik tersendiri ataupun memang café tersebut membuat nyaman para pengunjungnya.
Tapi sepertinya ada satu alasan yang lebih masuk akal dari semua itu. Tentu saja, karena pemilik café yang senantiasa hadir mengisi counter pemesanan.
"Ice americano satu. Mohon menunggu sebentar." ucap sang pemilik café atau yang kita tahu adalah Daniel diakhiri dengan senyuman manisnya yang membuat pengunjung betah berlama-lama disana.
"Lama pun tidak masalah." jawab pengunjung tadi dengan nada menggoda. Daniel hanya membalasnya dengan senyuman.
Daniel sudah biasa sekali digoda oleh para pengunjungnya. Bagaimana tidak, Daniel itu sangat tampan, tinggi jenjang dan memiliki senyuman yang manis sekaligus mematikan. Definisi sempurna seorang pria idaman semua pecinta keindahan (?).
"Sajang-nim, biar aku saja yang menjaga disini." ucap salah satu pegawai magang disana, Daehwi.
"Tidak apa-apa Daehwi, aku akan kembali pergi, jadi aku bisa berjaga sebentar." Daehwi mengangguk sebagai jawaban. Bos nya memang yang terbaik.
Pintu masuk café terbuka untuk kesekian kalinya, menampakkan Jisung, asisten Daniel yang datang berkunjung.
"Hyung! Sudah kubilang untuk tetap berdiam diri di rumah. Mengapa kau kemari?"
Jisung berjalan dengan santai menuju salah satu kursi lalu mendudukan dirinya disana. "Mengapa kau senang sekali mengurungku di rumah Daniel?"
Daniel menyusul Jisung, lalu duduk tepat didepannya. Meninggalkan pelanggannya tadi bersama Daehwi.
"Bukan mengurung, aku kan sudah bilang kalau itu bagian dari liburanmu."
"Kau mencurigakan." selidik Jisung.
"Apa maksudmu, hyung." Daniel menghindari tatapan Jisung.
"Ayolah Daniel, jujur saja. Kau tahu sesuatu bukan. Aku tahu itu bukan hanya liburan yang kau maksud. Pasti ada sesuatu yang akan terjadi padaku. Jadilah kau melarangku untuk pergi keluar."
"Kau terlalu banyak berimajinasi. Untuk apa aku mengurusi hal itu? Aku hanya memberi liburan."
"Benarkah???" Jisung mendekatkan dirinya pada Daniel dengan nada menggoda. Daniel nampak acuh, mengabaikan ucapan Jisung lalu sibuk membuka ponselnya. "Kemarin, aku bertemu dengan teman baru." lanjut Jisung saat tidak mendengar jawaban dari Daniel.
"Teman baru?" alis Daniel terangkat heran.
"Ya. Teman baru. Aku bertemu dengannya di depan mini market dekat dengan apartemen Sunday."