Daniel telah sampai diakhir penantiannya, kini dia sudah menemukan sesosok malaikat yang dia tunggu selama ini. Sosok yang merubah hidupnya begitu banyak dan mengantarkan nya pada penantian yang begitu panjang.
Hanya penantian, tetapi tidak berusah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Park Jihoon sialan, menyuruhku berbelanja di pagi hari." Seongwoo berjalan dengan sebal (?) sambil sesekali melihat sekitar, berjaga-jaga dari manusia gila yang selalu berhasil merusak harinya, selain Jihoon tentu saja. "Sepagi ini, si gila itu tidak mungkin muncul bukan?"
Tidak lama kemudian, Seongwoo sampai di depan mini market tempatnya akan berbelanja. Sebenarnya ada yang lebih dekat tapi Seongwoo selalu berakhir dengan berbelanja disana, karena si penjaga mini marketnya yang selalu bisa dibodohi oleh Seongwoo. Yah, sangat tipikal Seongwoo lengkap dengan otak kriminalnya.
"Waw!! Bagaimana bisa aku bertemu dengan manusia paling menyebalkan di pagi hari yang cerah dan indah ini." sambut Sungjae, si pelaku yang Seongwoo sebut sebagai makhluk gila perusak harinya. Wajah Seongwoo seketika mengeras, lalu menatap Sungjae tajam.
"Seharusnya aku yang berkata begitu. Untuk apa kau berada disini pagi-pagi sekali. Lagi pula pagi ini tidak cerah, bodoh." Seongwoo memukul kepala bagian belakang Sungjae cukup keras. Bagus sekali dia muncul, Seongwoo jadi bisa melampiaskan kekesalannya terhadap Jihoon.
“Ahh--!" Sungjae mengusap bagian kepala yang dipukul Seongwoo, memang Seongwoo tidak main-main saat memukulnya. "Mengapa kau memukul ku?? Kau memang selalu mengajakku bertengkar."
"Tentu saja itu salahmu sendiri yang sudah merusak pagiku. Minggir! Aku mau masuk." Seongwoo menabrak bahu Sungjae lalu masuk kedalam mini market.
"Mini market ini milik ku jika kau lupa." Sungjae pun masuk juga masuk menyusul Seongwoo tepat di belakangnya.
"Ya, ya, ya." Jawab Seongwoo asal. Sungjae memang selalu membual tentang banyak hal, salah satunya ini. Dia mengaku jika dia pemilik mini market. Sudah gila, tukang menghayal, hidup pula.
"Seongwoo! Apa kau mendengarku." Sungjae masih saja menganggu Seongwoo yang tengah memutari rak tempat makanan ringan yang dipesan Jihoon. Tanpa memperdulikan Sungjae, Seongwoo terus saja berkeliling. "Yakk!! Seongwoo! Kau benar-benar mengabaikanku? Lihat saja aku tidak akan memberikan potongan harga padamu!" mata Seongwoo membelalak, anak ini memang selalu bisa mengancamnya.
"Jika kau berani melakukannya, maka kupastikan kau tidak akan bisa bernafas esok hari." Sungjae tertawa mendengar ucapan Seongwoo.
"Kau selalu mengancamku seperti itu, tapi besoknya aku selalu bangun dengan perasaan bahagia." Seongwoo memutar matanya malas, Sungjae memang sudah tidak bisa ditangani hanya dengan ocehan.
Sungjae terus saja menganggu Seongwoo, sampai mereka tidak menyadari keberadaan seseorang yang baru saja masuk ke dalam mini market.
"Sungjae-ya mengapa kau tidak menjaga kasir?" Tanya seseorang yang baru datang itu, yang tengah berdiri didepan kasir.
"Ohh… Paman Yoon. Kau datang? Mengapa tidak memberitahuku dulu?" Sungjae kelabakan saat seseorang yang dipanggil Paman Yoon, yang ternyata adalah Jisung itu datang.