Mamayukero

155 27 35
                                    

Kelas XI MIPA 1 tengah diramaikan oleh konser dadakan yang dibuat oleh empat orang lelaki tampan yang tidak punyabotak.

Rafa, Fais, Angkasa, dan Sergio.

Fais berdiri diatas meja dengan tangannya memegang sapu seperti memegang gitar.

Rafa yang menyembulkan kepala di kanan kiri Fais sesuai irama lagu.

Sergio yang naik turunin badan sambil megang kemoceng seperti megang mic.

Dan angkasa yang mencabut salah satu anggota sapu lidi untuk dijadikannya sebagai alat agar dia bisa menjadi dirijen.

MAMAMAMAMAYUKERO

MAYUKERO

MAMAMAMAMAMAMAYUKERO

MAYUKERO MAYUKERO

MAMAMAMAMAYUKERO

TING!

Tepuk tangan gemuruh terdengar di dalam kelas yang rusuh itu. Empat orang yang baru saja menggelar konser saling berangkulan dan menunduk.

Seolah-olah memegang mic, Sergio dadah-dadah sambil senyum sok ganteng.

"Makasih yang udah mau nonton konser kita." ucap Sergio.

"Goreng-goreng, masak-masak, kumis-kumis, Bemallee." ucap satu kelas serempak.

"Kami dari BEMALLEE mengucapkan sama-sama."

Sorak-sorakan ditujukan kepada keempat lelaki yang katanya sangat tampan itu.

Oh jelas, ada gua nya -author

Kelas membubarkan diri. Empat orang tadi bergegas menuju kantin karena merasa haus.

Yaiyalah jelas. Itu nyanyi kaya neriakin maling bangsat.

Setelah membeli minum, mereka duduk di meja biasa. Meja yang udah dicap milik brodator itu loh goblok masa lupa.

"Kok tenggorokan gue panas, yak?" ucap Sergio sambil mengibaskan kemejanya.

"Ada iblisnya itu, makanya jangan maksiat mulu lo, memek." Fais meneguk minuman coklatnya.

"Eh asu."

Tiba-tiba datanglah makhluk tak kasat mata. Joan, zarel, ano, dan ganesha.

"Woi." panggil Joan

Mereka semua berdiri lalu bertos ria ala Brodator chibi-chibi hahaha.

"Abis darimana lo pada?" tanya Rafa kepada 4 orang yang baru datang tadi.

"Dari gudang belakang. Kata Aran kita disuruh bersihin biar bisa dipake buat nongkrong." Zarel menyalakan rokok lalu mulai menghisapnya pelan pelan.

"Lah, ngapa kaga ada yang ngasih tau kita?" tanya Angkasa

"Berisik konser mulu lo berempat anjing." Ganesha memajukan mukanya kesal.

"Kan bisa teriak tolol." sinis Rafa

Ano langsung berteriak. "TOLOL."

Mereka menatap Ano heran.

"Kenapa? Bener kan?." ucapnya santai

"Kelewat bener lo goblok." Joan yang nggak santai.

"Gue nggak heran sih. Punya temen kaga ada yang bener udah nggak kaget." Sergio menyenderkan kepala ke bahu Angkasa dan memejamkan mata.

Tiba-tiba ada suara hp berdering. Itu hp Joan.

"Eh, Genta nelpon." Joan menatap satu-persatu wajah jelek di hadapannya.

"Angkat goblok." ucap Zarel.

Joan menggeser ikon hijau di hp nya sehingga telepon tersambung.

"Halo, gen?"

Halo. Lo dimana?sama siapa?lagi ngapain?

"Wets, satu-satu lur. Gue di kantin, bareng Zarel, Ano, Ganes, Fais, Rapa, Sergio, sama Angkasa. Lagi nyantai."

Ke halaman belakang sekarang! Cepet!

"Kenapa? Ada apa?"

Regax berantem sama Ajelpin

•••

Di halaman belakang sekolah tengah dipenuhi oleh para laki-laki yang tampan.

Terdengar suara saling memukul yang berasal dari dua orang yang berkelahi.

Dan suara orang berteriak untuk melerai.

Bugh

"Lo tau kan gue suka sama dia?!" teriak seorang lelaki berperawakan gagah nan tampan. Ajelpin.

"Gue juga suka dia, Je." dan lelaki yang baru saja tertonjok dan terjatuh itu adalah orang yang kita kenal. Regax.

"Gue siapa lo, gax? Gue siapa lo?!" Ajelpin memegang kerah seragam Regax.

"Gue salah iya, gue minta maaf." Regax menunduk bersalah. Ia harusnya tau, Ajelpin sahabatnya. Tapi hatinya berpikiran lain. Hatinya terus memberontak dan berteriak kalau dia juga berhak bahagia.

"Gue nggak bisa liat ini, gue nggak bisa."

Semua mata tertuju ke sumber suara. Rael.

"Ini tuh literally basicly sad banget gitu omg." Rael mengusap air mata palsunya dengan gaya anak alay.

Kontan semua yang ada disitu ingin muntah mendengarnya.

CWEH.

•••

SORI KALO PENDEK YA. SESUAI JANJI GUA NIH DABEL APDET YA NGARET DIKIT SI WKWK


SALAM BR0DAT0R!





Tbc.

BRODATOR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang