Mt. Pangrango - The day

96 16 6
                                    

Pukul 02.30 dini hari. Keadaan di basecamp brodator sudah sangat ramai. Hari ini, hari yang ditunggu-tunggu oleh semua anggota.

Keberangkatan menuju gunung Pangrango untuk melakukan pendakian.

"Ceklist alat dulu, woy." itu suara Refka. Dia memang menjadi penanggung jawab logistik.

"Langsung berangkat aja sih, ribet amat segala cek cek." Sakha menyilangkan tangannya di depan dada. Cemberut.

"Eh, goblok, ntar kalau ada apa-apa disana dan ternyata ada perlengkapan penting yang gak kebawa gimana?" telunjuk Apid terarah untuk menoyor kepala Sakha.

"Medis siap?" tanya Aran sambil menatap ke arah Keenan dan Zerka. Mereka ditugaskan menjadi medis. Pertanyaan itu dijawab dengan anggukan dari kedua orang tersebut.

"Udah ayo buruan, kita ngejar waktu. Korlap mana korlap?" Refka celingukan mencari seseorang.

"Lah emang udah ditentuin tugasnya?" tatapan heran dan pertanyaan yang diajukan oleh Rafa kepada Refka dijawab dengan keterkejutan PJ Logistik itu.

"EH, GOBLOK! WOY, ARAN!" teriakan Refka menggema di basecamp. Aran datang tergopoh-gopoh dengan dua buah carriel di tangannya.

"Apaan, sih?! Gue masih ribet ini."

"Rapat dulu bentaran, dongo. Kita belom bagi-bagi tugas." Aran mengangguk mengiyakan.

"SEMUANYA KUMPUL SEBENTAR!" teriak Aran. Seketika semua yang sedang beraktivitas langsung terdiam dan mendekati sumber suara. Memang benar-benar ketua kita ini.

"Rapat sebentar. Sekitar 20 menit untuk nentuin tugas masing-masing. Ehm, mungkin ada beberapa yang nggak dapet tugas." Jelas sang ketua.

Akhirnya mereka duduk di ruang tamu dengan tidak beraturan. Waktu yang sedikit tidak memungkinkan mereka untuk melakukan rapat formal. Jadi, ya asal-asalan.

"Disini ada beberapa jabatan. Koordinator lapangan, Humas atau Pj Komunikasi, Pj logistik, DU, Pj Navigasi, Sekretaris, Bendahara dan Pj dokumentasi." Aran menghentikan bicaranya sebentar, menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, lalu melanjutkan membagi-bagi jabatannya.

Kira-kira jabatannya seperti di mulmed.

Setelah jabatan sudah diberikan dan masing-masing tugas sudah diberitahu, mereka semua kembali melanjutkan persiapan yang sempat tertunda.

Tepat pukul 05.45, mereka berangkat menuju Terminal Kampung Rambutan menggunakan tronton (truk TNI). 2 jam lebih di perjalanan, mereka sampai di Pertigaan Cibodas. Ya, pendakian kali ini melewati jalur via Cibodas. Lalu menyewa 2 angkot yang mengantarkan langsung ke Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango atau Pos pendakian.

"Hadeh. gila anjir." Davan membuka suaranya saat pertama tiba di pos pendakian untuk istirahat sejenak.

Julian menoleh. "Ngapa lo, der?" ucapnya sambil menepuk punggung Davan berkali-kali. Ia terkekeh.

"Capek gue." keluhnya.

"Halah, makanya kalau lagi fisik yang bener." tiba-tiba Reynald menyahut.

"Yeu, nyaut aja lo." Davan mengalihkan pandangannya ke arah Rega, sang korlap. "Istirahat berapa menit, coy?" tanyanya.

Rega melihat jam di pergelangan tangannya, "Sekitar 15 menitan. Sekalian nunggu Sergio sama Aran yang lagi Koordinasiin ke Balai sini."

"Oh, oke."

Rega bangkit dari duduknya, menatap teman-temannya yang terlihat lesu.

"Woy, semangat napa. Puncak masih 3000 mdpl lagi, jangan males-malesan gini dong." Rega selaku korlap menghela nafas kasar sambil bertolak pinggang.

"Baru berangkat aja kecapekan, gimana nanti di jalur?" tanya Geez.

"Ayo semangat, semangat!" seru Rega.

"Sekarang sini gue cek dulu denyut nadi lo semua." itu suara Keenan selaku Pj Medis. Ia tampak teliti memeriksa denyut nadi teman-temannya satu persatu.

Aran keluar dari gerbang Balai Besar bersama Sergio dan langsung menghampiri gerombolannya. "Gimana? Aman semua?" tanya Aran.

Keenan mengacungkan jempolnya seraya tersenyum, "Aman, bos."

"Gue ulangin sekali lagi tentang tugas-tugas dari masing-masing jabatan ya. Korlap, tugas lo ngontrol semua pergerakan, waktunya, jalurnya, dan kelengkapan anggota. Humas, tugas lo ngasih kabar atau menghubungi orang Basecamp tentang keadaan kita setiap kali berhenti di pos yang berbeda. Logistik, lo memastikan kelengkapan alat-alat dan gue mau jangan ada alat yang tertinggal. Dapur umum, udah pasti masak sesuai menu yang tertera. Navigasi, tersesat atau nggaknya kita tergantung kalian, gue harap para navigator melakukan tugasnya dengan sangat teliti. Sekretaris, lo nyatet apa yang perlu di catet selama perjalanan. Bendahara, lo pegang uang kita-kita. Dokumentasi, ya pasti udah jelaslah. Tugas lo mendokumentasikan kegiatan kita. Buat konten di utube. Dan terakhir, Medis. Kalau ada yang luka itu tanggung jawab kalian. Tapi sebisa mungkin kita harus meminimalisir segala kemungkinan untuk terluka. Gue tegaskan sekali lagi, hati-hati dalam memilih jalur. Paham semua?" pertanyaan itu mengakhiri penjelasan dari Aran. Wah panjang betul.

"Paham!" sahut mereka kompak.

"Oke, sekarang angkat Carriel kalian masing-masing, kita langsung naik." seru Aran.

"Berdoa dulu, goblok." itu suara Fais.

"Ohiya. Baik semuanya, sebelum memulai perjalanan ini ada baiknya kita berdoa terlebih dahulu agar perjalanan kita diberikan keamanan, kenyamanan serta kita semua bisa kembali pulang dengan selamat tanpa kurang satupun. Berdoa dimulai." Sergio memimpin doa diikuti oleh yang lainnya.

"Berdoa selesai." seketika semuanya mengangkat kepalanya lalu saling menatap.

"Siap semuanya?" tanya Aran.

Mereka menjawab serempak. "SIAP."

Aran tersenyum simpul, lalu berbalik mulai berjalan.

"Perjalanan dimulai."

•••

Ada hadiahnya nih
tebak coba apa? yang bisa tebak dengan benar nanti kaga dapet apa apa

AOWKAOWKAOWK

SALAM BRODATOR!

TBC.

BRODATOR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang