Hujan 3/3 (Minho & Changbin)

2.1K 199 115
                                    

Now playing Downpour - I.O.I







💧

"Kau tau Changbin, dari sekian banyak lagu hujan yang pernah kita dengarkan. Lagu inilah yang paling aku benci, namun selalu aku dengarkan selama satu bulan terakhir ini", Changbin memandang Minho disamping nya, pemuda yang lebih tua itu tampak begitu aneh bagi Changbin. Ia menautkan alisnya bingung.

"Kenapa dengan lagu ini? Aku pikir ini adalah lagu yang paling kau sukai", Changbin mengambil ponselnya, berniat untuk mengganti lagu lainnya karena ia pikir Minho tak menyukainya. Namun, Minho dengan cepat menahan pergerakan Changbin.

"Jangan diganti, aku ingin mendengarkan nya sekali lagi bersamamu", Changbin mengangguk lalu membiarkan ponselnya berada diatas pangkuannya.


"Aku menyukainya namun begitu membencinya, aku benci pertemuan yang selalu berakhir perpisahan. Kau tahu seperti salah satu makna lagu ini, aku takut jika harus sendirian. Terkadang hujan begitu menakutkan, dibawahnya banyak orang saling bertemu lalu saling meninggalkan. Sama seperti hujan pada umumnya, mereka datang lalu pergi meninggalkan jejak yang terkadang membuat kita harus teringat akan hujan yang baru saja datang. Itu menyakitkan"

"Dan itulah yang terjadi padaku, aku berterima kasih pada hujan karenanya aku bertemu denganmu", Minho menatap Changbin dalam, satu tangannya ia gunakan untuk menggenggam tangan Changbin.

Changbin menatap pada tangan dingin Minho yang menggenggam tangannya erat, ia lagi-lagi mengernyit tak mengerti. Lalu kembali beralih pada Minho.

"Lagu ini menamparku, aku yang tadinya berpikir kalau aku akan baik-baik saja menjadi merasa benar-benar buruk. Aku tahu aku tak akan baik-baik saja, tak akan pernah. Hujan memaksaku untuk terus mengingat, mengingat bekas yang ia tinggalkan di muka bumi yang terasa menyakitkan. Kenangan pahit yang membuat ku merasa sesak" ingin sekali rasanya Changbin memprotes pada Minho yang terlalu banyak tersenyum padanya. Changbin bukannya tenang, malah semakin dibuat merasa khawatir akan Minho.

"Bisakah kau mengatakan sesuatu yang bisa aku mengerti? Sungguh, aku tak paham akan apapun. Kau tidak akan sendirian Minho, kau bilang kau sudah baik-baik saja kan? Kau memintaku untuk tidak khawatir padamu, namun kau malah membuat ku semakin cemas. Ada apa sebenarnya? Tak bisakah kau memberi tahu ku?", Protes Changbin, ia ingin mematikan lagu yang sedang mereka dengarkan. Namun lagi-lagi, Minho menahan tangannya.

"

Lain waktu Changbin, lain waktu. Akan aku ceritakan. Sekarang kau pulanglah", ternyata bus mereka telah berhenti. Sudah saatnya bagi Changbin untuk turun dari bus.

"Tidak! Kalau kau tidak menceritakan nya padaku, aku tidak akan turun! Tolong Minho, jangan membuat ku menjadi orang bodoh seperti ini, aku tahu kau tak baik-baik saja", entah kenapa Changbin merasa ingin menangis saat itu juga. Melihat Minho dengan senyuman dari bibir pucatnya membuat Changbin merasa sakit.

"Aku kan sudah berjanji, kau tak perlu khawatir Changbin. Aku baik-baik saja sungguh, sudah ku katakan besok aku akan pulang. Aku tidak apa-apa", Minho berdiri lalu menarik Changbin agar pemuda itu ikut berdiri.

"Dipertemuan selanjutnya, kau benar-benar harus menceritakan nya padaku. Akan aku tagih janjimu, dan jika kau tak datang aku yang akan mencarimu sampai ketemu. Kau tak berhak membuatku merasa seperti ini Minho! Kau membuatku merasa tak nyaman", Changbin mengomel saat ia akan turun dari bus, Minho yang berada dibelakangnya tertawa. Ia hendak mengantar Changbin.

"Baiklah, tapi maukah kau juga berjanji padaku?", Saat Changbin turun dari bus, Minho dari ambang pintu bus mengacungkan jari kelingking nya pada Changbin.

"Apa?"

"Jangan menangis, entah untuk alasan apapun. Juga jangan menyesal akan apapun. Aku... Aku menyayangimu", ucap Minho tulus. Wajah Changbin memerah saat Minho mengatakan bahwa pemuda itu menyayangi nya, ia tak tahu harus merespon seperti apa.

Saat Changbin akan menautkan jari kelingking nya, bus tiba-tiba saja berjalan. Membawa Minho menjauh. Minho menarik tangannya, ia lalu melambai pada Changbin.

"Hati-hati Changbin!! Pulanglah dengan selamat!", Minho berteriak sambil melambaikan tangannya pada Changbin, dan Changbin tak bisa menyembunyikan rona merah pada wajahnya. Ia ikut melambaikan tangannya pada Minho.

"Uri ije annyeong!!", Teriak Minho lagi membuat Changbin yang tadinya tersenyum sambil melambaikan tangannya perlahan menurunkan tangannya dan senyum diwajahnya mendadak pudar.

Kalimat yang dilontarkan Minho itu adalah salah satu penggalan lirik dari lagu yang baru saja mereka dengar, dari jauh ia dapat mata Minho berair. Ia yakin pemuda itu menangis, namun masih tersenyum padanya. Changbin tak sebodoh itu untuk tidak mengerti maksud dari apa yang Minho katakan, mendadak lutut Changbin lemas dan ia limbung ke tanah. Pandangannya mengabur kala Minho dari jauh sana melontarkan sebuah kalimat lagi padanya. Dengan senyuman yang sungguh demi apapun Changbin benci melihatnya. Senyuman yang membuat hatinya perlahan terkikis.

"Maafkan aku"


-the End-

[22]SEO CHANGBIN ft K.idols - Soft/Uke/BottTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang