24. Janji dan pertemuan

381 68 10
                                    


"Aku tidak butuh sebuah janji, yang aku butuhkan sebuah aksi. Simpan janjimu kalau pada akhirnya kamu akan meninggalkanku juga," ucap Yoojung melepas pelukan Jaehyun. Dia bukan orang bodoh yang tidak tahu semua perhatian yang Jaehyun berikan selama ini.

Sejujurnya ia begitu bergetar saat Jaehyun terus menatapnya, memberikan perhatian yang jarang ia dapatkan. Getaran hati yang lama tidak terasa kini terasa kembali setiap Jaehyun melinsunginya. Hanya saja ...

Yoojung terlalu takut untuk terluka lagi.

"Yoo, tapi aku serius dengan ucapanku itu!" sentak JAehyun membuat Yoojung terdiam, ia mengulum bibirnya tidak tahu harus apa melihat Jaehyun yang seperti ini semakin membuatnya takut.

"Jae berhenti mengatakan sesuatu yang belum pasti, aku menghargai semua perhatianmu tapi tolong aku tidak ingin hanya mendengar janji saja,"

"Kalau begitu beri aku kesempatan untuk menunjukkan semua, menunjukkan kalau aku benar-benar akan melindungimu."

Yoojung tersenyum, ia mengangguk mengerti dengan kegigihan Jaehyun, "Aku mengerti, aku berterimakasih dengan semuanya dan aku hanya akan melihat bagaimana kamu menepati janji itu,"

Jaehyun mengernyit bingung, ia tidak mengerti apa yang Yoojung katakan pikirannya berkecamuk seolah tidak bisa menerima.

"Jadi, kamu memperbolehkanku untuk menjagamu?"

"Tentu, lagi pula kita selalu bersama aku yakin kamu bisa melindungiku sebagaimana aku melindungimu sebagai manajer, kitas ama-sama melindungi, bukan?"

"Tapi bukan itu maksudku, ak-"

"Jae, kita harus segera bersiap atau kita akan terlambat. aku memegang janji yang kamu ucapkan, aku mengerti dan memilih untuk saling menjaga seperti sekarang. Sudah, kita sekarang ke ruangan, oke?!"

Tanpa menunggu jawaban Jaehyun Yoojung pergi meninggalkan pemuda itu sendiri. Jaehyun hanya bisa menghela napas, melihat punggung Yoojung yang semakin menjauh membuat hatinya terasa begitu sakit. beberapa kali ia menghela napas menetralkan hati yang mungkin saja kini telah patah.

Baru kali ini ia menadapat penolakan.

"Ternyata seperti ini rasanya ditolak, apa sejak dulu aku keterlaluan menolak mereka dengan ucapan kasar?" gumam Jaehyun mengingat bagaimana ia memperlakukan seseorang yang datang mengungkapkan perasaan kepadanya.

"Yoo, tunggu!!" teriak Jaehyun pada akhirnya, ia memilih berlari mengejar Yoojung yang mulai menjauh.

Untuk saat ini mundur satu langkah untuk menyiapkan langkah yang begitu besar harus Jaehyun lakukan. Lagi pula waktu ia dan Yoojung masih lama, ia sudah bertekad akan membuat Yoojung jatuh hati padanya karena pada dasarnya hati yang selama ini Jaehyun jaga sudah berlabuh kepada gadis mungil itu, Kim Yoojung.

***

Yoojung menatap para member yang kini tengah melakukan gladi resik dengan tatapan sendunya. Ia tidak tahu sampai kapan menemani mereka berjuang, rasanya semakin ia banyak bertemu orang lain perasaan kehilangan justru semakin kuat. Ia tidak ingin kehilangan tapi pantaskah ia merasa seperti itu padahal ia tidak pernah memiliki apa pun.

Kak, aku tahu Kakak masih menginginkan dunia indah yang selama ini Kakak bicarakan. kenapa harus memaksakan diri menjadi seorang dokter kalau hati Kakak menginginkan dunia gemerlap itu?

Deg.

Yoojung meneguk liurnya sulit, ucapan Sera terakhir kali terngian lagi. Ia emnoleh ke kanan kiri merasa sesuatu yang aneh. Padaha ia sedang tidak merindukan Sera, tapi ucapan itu seolah terngiang jelas di kupingnya.

Brukk.

Yoojung terkejut, ia melihat Yuta yang terjatuh, secepat mungkin Yoojung berlari menghampiri Yuta dan memeriksa pergelangan kaki pemuda itu.

"kamu tidak apa?"

Yuta menggeleng, kini para staff juga sudah berkumpul. Yoojung melihat lampu yang tadi terjatuh, sepertinya Yuta melempar tubuhnya ke samping untuk menghindari lampu itu.

"YYAK!! Apa yang kalian lakukan?! Kenapa lampu sebesar itu bisa terjatuh? Apa kalian sudah memeriksanya?!" marah Yoojung menatap para staff yang kini menunduk takut. Yoojung mengantup bibirnya menarik napas dalam dan menghempaskannya kesal. Walau bagaiman juga para staff pasti sudah memepersiapkan semuanya dan mungkin mereka belum beristirahat sehingga kejadian ini terjadi.

Beberapa dari staff bergegas merapikan dan memeriksa semuanya lagi. AKibat kejadian itu gladi resik di hentikan, mereka tidak ingin ada kesalahan lagi.

"JIKA KALIAN TIDAK BECUS DAN MEMBAHAYAKAN ARTISKU, KALIAN SEMUA HARUS BERTANGGUNG JAWAB!!" teriak seorang manajer kepada staff yang tengah mengangkat lampu tadi.

Yoojung menoleh menatap seorang pria tinggi yang kini tengah memarahi staff tadi, Yoojung memang marah dan juga kesal, tapi mempermalukan seseorang di depan umum seperti itu tidak akan pernah ia lakukan.

"Yuta, kamu baik-baik saja?" tanya Yoojung lebih memilih memperhatikan membernya.

Taeyong yang sejak tadi memeriksa pergelangan kaki Yuta menghela napas lega. tidak ada yang terjadi beruntung Yuta memilih tindakan yang tepat.

"Bagus kalau tidak ada yang terluka sekarang kita ke belakang dulu, kalian harus beristirahat." ucap yoojung emngajak mereka pergi.

Tanpa banyak kata mereka semua mengikuti Yoojung. Jaehyun berjalan terakhir bersama Yoojung, ia seolah memikirkan sesuatu.

"Kenapa?" tanya Yoojung bingung.

"Aneh, kenapa lampu bisa terjatuh seperti itu. Ini acara besar tidak mungkin mereka melakukan kesalahan."

Benar memang itu juga yang sejak tadi Yoojung pikirkan tapi, berperasangka buruk hanya bisa membuat hati emreka tidak tenang. Yoojung berharap semua akan baik-baik saja.

"Jadi benar kamu bekerja sebagai manajer, Kim yoojung?"

panggilan itu membuat Jaehyun dan Yoojung menoleh ke asal suara. Yoojung mengernyit merasa tidak asing dengan pemuda di depannya.

"Siapa?" tanya Yoojung masih belum mengenali pemuda itu.

"Kim taehyung, kamu lupa?"

***


Yang suka Kwon Eunbi dari Izone dan Han Seungwoo Victon. bisa mmapir ke lapak Second Chance.

Up lagi kalau udah rameee haha

Love My Idol [Kim Yoojung X Jung Jaehyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang