"Eh neng manis kenapa ada disini?"
Midam menoleh malas. Tak sampai 2 detik, pemuda manis itu membelalakkan matanya.
"Se-seobin?"
Seobin tersenyum manis. Pria tampan itu menganggukkan kepalanya kecil.
"Iya, Seobin. Siapa lagi?"
Midam berusaha mempertahankan raut datarnya.
"Ngapain lo disini?"
Seobin tersenyum kecil,"Kak bisa kita bicara empat mata? Aku mau ngomong sesuatu."
Midam masih mempertahankan raut datarnya, berbanding terbalik dengan hatinya yang sudah jungkir balik, salto, meroda, guling depan-belakang, sampai guling lenting.
"Kenapa enggak disini aja?" Tanya Midam tanpa menoleh kearah Seobin.
Seobin mengusak rambut Midam, membuat wajah empunya mulai memerah.
"Jangan, ini perpustakaan. Enggak boleh berisik!" Bisik Seobin.
Midam mengangguk kecil,"Yaudah ayo." Jawabnya singkat. Lalu membereskan buku-bukunya dan berjalan mendahului Seobin.
"Aku minta maaf ya kak. Aku udah emang kayak cowok brengsek yang ninggalin kakak gitu aja waktu itu. A-aku udah enggak bisa mikir apa-apa lagi waktu itu. Papa aku sakit dan beliau butuh aku. Juga soal rumor tentang aku yang pacaran sama anak sekolah sebelah, itu sama sekali enggak bener. Aku cintanya cuma sama kakak. Dari dulu sampai sekarang."
Midam tersenyum, sesekali tertawa kecil mengingat penjelasan Seobin tadi. Ternyata pria tampan itu tidak pernah ingin mempermainkannya. Midam begitu senang, sampai-sampai dendam yang selama ini disimpannya telah menguap entah kemana.
Dahi Junho berkerut bingung. "Lo-" Telunjuk Junho mendorong pelan dahi Midam. "-sehat?"
Midam tertawa kecil, sesuatu yang jarang dilakukannya. "Apasih Junoo," Lalu, kembali melanjutkan kegiatan mengaduk-aduk tak jelas Jus Jambunya.
"Lo kenapa sih kak? Kalo ada hal nyenengin kasih tau kek, giliran nangis-nangis aja baru dateng ke gue!" Gerutu Junho sambil menatap Midam dengan bergidik ngeri.
"Apaan senyum-senyum sendiri. Kayak diajak balikan si Seobin bangsat aja." Lanjut Junho asal.
Midam menatap Junho kaget. "IH, KOK JUNO TAU?!"
Junho menoleh,"Tau apa?"
"TAU KALO AKU DIAJAK BALIKAN SEOBIN!"
Junho hanya mengangkat bahu tak peduli.
Namun tiba-tiba Junho mendelik, "HAH? GIMANA, GIMANA?"
Midam mengangguk semangat. "Iya, aku diajak balikan!"
"SERIUS?!"
Midam menutup mulut Junho. "Jangan keras-keras!"
Junho mengangguk singkat. Matanya menatap Midam seolah berkata 'ayo-lanjutin-yang-tadi!'
Midam mengerucutkan bibirnya. "Ya sebenernya enggak balikan sih. Cuman tadi dia tiba-tiba dateng dan jelasin ke aku alasan dia pergi. Ternyata papanya sakit tau!"
Midam memukul bibir Junho yang hendak memotong ceritanya.
"Terus juga, soal dia pacaran sama cewek sekolah lain itu enggak bener! Kamu tuh main fitnah aja, sebar hoax tau! Dasar lambe turah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ ex - ft.pdx101 ❞ [d i s c o n t i n u e]
Fanficwe ; something that (may) couldn't be. ☡bxb ☡harsh word [hiatus bentar ya]