Chap#03

1 1 1
                                    

Di bawah terik matahari, tengah berdiri ditengah lapangan sekolah yang luas sambil melihat langit diatasnya yang membentang luas diangkasa. Jessy dan Karen menghampiri Ammy untuk menariknya ke pinggir lapangan. Ammy merasa bersyukur kalau dia meminta ke Ethan untuk keluar dari rumah, ia tidak mau menghabiskan waktunya di rumah saja. Dunia sangat luas sayang kalau tidak dilihat dan dipelajari.

"Lo ngapain sih di tengah lapangan?" tanya Jessy setelah menarik Ammy dari tengah lapangan.

"Tau tuh," sahut Karen. Ammy hanya tersenyum dan kembali ke kelas, tidak mungkin kan kalau Ammy bilang dia senang bisa keluar dari rumah.

Di kelas seperti biasa rame, kecuali Mika, lagi-lagi dia memakai headset seperti tidak pedulikan sesuatu. Padahal saat istirahat pertama, reaksi mukanya saat Ammy memberinya roti lucu. Ammy duduk disebelahnya dan mencabut salah satu headset Mika.

"Sekali-kali lo gabung sama mereka," seru Ammy sambil tersenyum. Salah satu headset Mika yang berada ditangan Ammy, ia langsung merampasnya lagi.

"Bisa gak sih lo gak usah gangguin gue. Lagipula gue males kumpul sama mereka yang kayak monyet, nanti gue jadi ikut-ikutan," marah Mika. Ammy tetap saja membalasnya dengan tersenyum.

"Kalo lo gak mau sama mereka, biar gue aja yang sama lo," ceplos Ammy tanpa memikirkan terlebih dahulu. Ucapan Ammy membuat Jessy dan Karen kaget.

"Lo serius Mi?" tanya Karen dengan nada terkejutnya.

"Hah? Gue sama lo? Gue ogah temenan sama lo bisa-bisa gue jadi monyet kek mereka," jawab Mika dengan judes. Hadapin Mika yang ucapannya pedas hanya perlu dengan sabar dan tekad yang kuat seperti Ammy.

"Gak punya temen itu kan gak enak. Kesepian. Emang lo mau kesepian? Kalo gue sih pernah ngalamin jadi gue gak mau lo ngalamin hal yang sama kayak gue," jawab Ammy.

"Terserah lo," jawab Mika dengan singkat.

Mulai saat itu, Ammy selalu bersama Jessy, Karen dan Mika. Saat dikantin, enggak disangka Mika akan nurut dengan Ammy, karena menurut Mika, dia udah gak bisa nolak apa yang dikatakan Ammy. Orang-orang yang kaget karena Mika yang disebut "Pangeran Ice" menjadi nurut dan bisa tersenyum dengan Ammy. Ammy pun dijuluki sebagai seorang "Penyihir" karena Ammy seperti menyihir Mika yang sikapnya seperti itu menjadi berubah.

"Ammy, lo dijuluki 'Penyihir' loh," ucap Jessy menghampirinya dan Mika.

"Penyihir? Iya juga ya, tapi dijuluki penyihir bagus juga ya. Seorang anak yang baru datang langsung menaklukkan sang pangeran ice, seperti itu. Lagipula sama-sama gak kesepian lagi," seru Ammy dengan cerita dan senyum polosnya.

"Kesepian? Jadi, kami yang selama ini selalu sama lo itu cuma ilusi?" Sahut Karen sambil menggepak meja Ammy.

"Kagak lah, ada kalian sama Mika. Kenapa harus kesepian lagi," seru Ammy.

"Ammy, lo nanti pasti akan nyesel jadi temen gue," ujar Mika sambil tersenyum. Ammy pun tertawa, suasana ini sangat hangat. Dia tidak pernah cerita ke Ammy, kenapa dia bisa bersikap dingin. Semua orang punya privasi masing-masing. Sejak Ammy ingin jadi teman Mika, dia jadi tidak terlalu dingin seperti sebelumnya. Mungkin hanya Ammy yang bisa membuatnya seperti itu.

Setiap hari yang Ammy laluin sangat menyenangkan, akhir-akhir ini Ammy selalu membawa bekal dua porsi. Dua porsi untuk siapa? Tentu saja untuk Ammy dan Mika, kok Mika? Karena Mika gak pernah bawa bekal dan jajan, jadi Ammy kasian liatnya kayak kucing kurus yang belum makan berhari-hari, selain itu ada alasan yang lain....

"Lo udah gak pernah ke kantin, gak makan, yang ada minum mulu, bisa kembung tu perut" ledek Karen sambil mengunyah sandwich miliknya.

"Biarin, urusannya sama lo apa, gw mau makan ato minum itu hak gw," jawab Mika sambil melet. Tiba-tiba Ammy langsung inisiatif dan berdiri.

"Kenapa gak minta nyokap lo ato pembantu lo bawain bekel?" tanya Jessy.

"Lo pikir gue masih kecil kayak lo. Gue itu tinggal sendiri, mana sempet bikin bekel," jawab Mika.

"Kalo gitu gue bikinin lo bekel bikinan gue. Lumayan gue bisa masak," seru Ammy sambil tersenyum, Mika langsung menoleh ke arah Ammy dan melihat mata Ammy yang berbinar-binar.

"Hah? Lo bikinin dia ngapain meningan lo minta koki lo aja. Lagipula lo gak usah ngotorin tangan lo buat bikinin bekel buat dia," gerutu Jessy. Karen hanya bisa menonton sambil memakan sandwichnya, sedangkan Mika langsung seringai.

"Iri lo?" tanya Mika. Jessy langsung tersinggung dan  ingin seperti menghancurkan kepala Mika dengan tangannya, tapi langsung ditahan oleh Ammy.

"Udah, lagipula kalo buatan tangan lebih enak daripada buatan tangan orang lain. Lagipula buat bekel untuk Mika juga gak bikin gue repot kok, malahan seneng," jawab Ammy dengan tersenyum. Mendengar ucapan Ammy, Mika langsung seringai di depan Jessy bahwa dia sudah menang.

Karena itulah Ammy tiap hari selalu bawa dua bekal, Mika juga senang dibikinin bekal oleh cewek. Gimana gak senang, contoh cewek perhatian. Apalagi kalau makanannya enak, udah di dalam kelas aja nunggu makanan enak datang. Sayangnya dibalik itu, Jessy gak suka Ammy memberi bekal ke Mika walaupun dia tau alasan Mika selalu gak bawa bekal atau ke kantin. Bukan karena mau juga dibikinin, tapi sikap Mika yang Jessy liat itu kayak gak tau diri, bagaikan Ammy adalah babunya Mika. Jessy ingin Ammy itu tau, tapi Ammy tetap tidak peduli dengan perkataan Jessy sedikitpun. Jessy jadi tahu kalau Ammy orangnya keras kepala, polos malahan terlalu polos, pinter tapi bisa dibego-begoin sama orang yang kayak Mika.

Jessy sudah tidak tahan langsung menarik tangan Mika dan membawanya ke tempat yang sepi. Jessy gak mau bawa-bawa Karen karena Karen gak tau kalau Ammy dibego-begoin oleh Mika. Sampai di tempat sepi Jessy melepaskan tangannya dan menghirup napas sedalam dalamnya.

"Lo mau buat Ammy jadi babu lo ya? Gue gak percaya sama cerita lo," marah Jessy sambil terengah-engah.

"Mau lo gak percaya sama cerita gue ato enggak itu hak lo. Tapi apa yang gue cerita itu fakta. Gue jadiin Ammy babu? Emang gue cowok sebejat itu, gue mah cowok baik-baik,"

"Dari nada bicara lo aja udah gak bisa dipercaya,"

"Terserah. Dengerin gue bersyukur bisa berteman sama Ammy, dia mau nemenin kesepian gue. Dia bagaikan cahaya gue, ingetnya cahaya itu gak akan pernah gue bohongin dan khianatin,"

"Wahhhh!!!!! Jangan-jangan lo suka sama Ammy?" Sambil bertepuk tangan.

"Suka? Gue gak suka sama dia, gue cuma nganggep dia sebagai teman, bukan kayaknya tapi sahabat? Lagipula lo cuma ngomongin itu doang? Kalo lo gak suka dia bikinin bekel untuk gue, lo aja yang bikin,"

"Gak mau dan gak akan pernah,"

Jessy pun kembali ke kelas dengan perasaan yang sangat kesal menjadi tenang karena melihat Ammy yang sedang makan terlihat imut karena kedua pipinya yang tembem diisi dengan makanan seperti anak kecil.

"Ulululuuu, lucu banget," seru Jessy sambil mencubit pipi Ammy.

Setelah Jessy kembali ke kelas, Mika juga kembali ke kelas dan duduk di sebelah Ammy. Ia tersenyum dengan sangat lembut ke Ammy, Ammy pun membalas senyumannya.

Selanjutnya....

Preview Chap#04
Ammy, bertabrakan sama cowok terganteng dan terdingin setelah Mika di sekolahnya! Wah... apa yang akan terjadi?!  Selain itu kejadian Jessy dan Mika, di depan Ammy, Jessy dan Mika terlihat tidak terjadi apa-apa. Tapi dibelakang Ammy, Jessy dan Mika seperti kucing dan anjing. Sayangnya Ammy mengetahui tentang dibalik Jessy dan Mika, tau darimana? Jangan lupa Karen ingat!

Soal Pertanyaannya kemarin, jawabannya adalah cowok. Namanya memang Mika, tapi kepanjangan nya Mikaela Ridous. Selain itu, Mika dipanggil "Pangeran Ice". Ternyata ngelabui pembaca itu seru ya🤣🤣

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jemmy (Jevan & Ammy) #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang