Debt

2.4K 126 27
                                    

Yang sebelumnya di unpub karena belum selesai, mohon maaf atas ketidaknyamanannya.

Rating: T

Yuvin x Yohan

Warning: Bahasa tidak baku dan Local AU

Happy reading!

💰💰💰

Di suatu desa tradisional dan asri, tinggal lah sebuah keluarga kecil yang terdiri dari seorang ayah, ibu, anak laki-laki, berserta kerbau-kerbau mereka.

Mereka adalah keluarga sederhana yang mencintai satu sama lain, termasuk kerbau-kerbau peliharaan mereka. Walau hanya tinggal di gubuk pinggir sawah, tetapi mereka hidup bahagia dalam kesederhanaan.

"Ayaahh, bundaa!! Yoyo berangkat dulu ya," ucap putra dari pasangan Lee Dongwook dan Bae Yoonjeong, Lee Yohan. Pemuda manis berusia 19 tahun itu berpamitan pada kedua orang tuanya untuk membawa kerbau kesayangannya, Gregory, pergi merumput.

"Ya, nak! Hati-hati di jalan! Jangan lupa lihat kanan kiri kalau menyeberang!" Seru ayahnya yang masih tampan di usianya yang tak lagi muda.

"Baik, ayaaahh!" Teriak pemuda itu sambil melambaikan tangannya kirinya, sedangkan tangan kanannya memegang tali yang mengekang Gregory, kerbaunya.

Selepas kepergian putranya, Pak Dongwook kembali memasuki gubuk reotnya yang terlihat sudah bobrok. Mau bagaimana lagi? Rumah lama mereka yang layak huni sudah dijual demi membayar sebagian hutang mereka pada seorang juragan tanah di desa ini.

Saat ia melangkah lebih jauh ke dalam gubuk tua itu, ia melihat istrinya tengah memasak singkong rebus untuk sarapan mereka.

"Bu, tadi Dek Yohan belum sarapan ya?"

"Belum, pak. Tadi dia memaksa untuk berangkat duluan. Dia kasihan sama Gregory yang kelaparan katanya," jelas sang istri sambil mengipasi tungku agar api di dalamnya tak padam.

Pak Dongwook mengangguk pelan. Ternyata putranya tadi belum sempat sarapan sebelum berangkat, pria paruh baya itu jadi khawatir. Pasti anaknya yang manis itu sedang kelaparan sekarang.

Pak Dongwook beralih ke kamar tidur yang merupakan tempat tidur bagi ketiga anggota keluarganya. Ia bersiap-siap untuk berangkat kerja mengurus sawah milik Pak Seunggi.

"Pak, makan dulu mumpung singkongnya masih hangat!" Seru istrinya dari luar kamar.

"Iya bu!" Sahut pria itu sambil berjalan keluar. Dilihatnya sang istri yang tengah menyiapkan sepiring singkong rebus dan teh manis hangat di atas sebuah tikar anyaman.

Pak Dongwook mendudukkan dirinya di samping istrinya yang sudah lebih dulu duduk di atas tikar. Mereka mulai menyantap sarapan sederhana mereka dengan khidmat.

"Pak, bagaimana hutang kita pak? Kemarin sudah batas terakhir setoran. Bunda takut juragan itu datang ke sini dan mengambil kempunyaan kita, pak," ucap Bu Yoonjeong lirih, raut wajahnya muram.

Dongwook tak berani menatap wajah sedih istrinya, ia hanya menatap tikar di bawahnya dengan tatapan bersalah. Kemarin malam, ia sudah menghitung tabungan mereka dan ternyata jumlahnya tak mencukupi untuk membayar hutang berserta bunganya yang membludak. Dengan berat hati, ia menelan makanan yang ada di mulutnya.

Jujur ia merasa dirinya adalah seorang kepala keluarga yang gagal. Dimulai dari ketidak-mampuannya dalam pengelolaan lahan persawahan warisan keluarganya hingga hasil panen yang tak melimpah dan kualitasnya pun tak begitu baik.

Khawatir dengan perkembangan usaha tani yang kian merugi, ia pun berinisiatif untuk meminjam dana tambahan dari seorang tuan tanah yang memiliki sebagian besar lahan di desa ini. Setelah mengadakan pinjaman dalam jumlah cukup besar, ia tak menyadari bahwa bunga pinjamannya membengkak sedemikian banyak. Ditambah lagi kurang kompetennya ia dalam mengelola lahan pertanian, menyebabkan sumber daya yang ia investasikan untuk sawahnya terbuang sia-sia.

Our Prince, Yohannie! (All X Yohan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang