"Ku dengar kau menolak ajakan menikah Mark."
Aku terdiam. Makananku yang tadi tengah ku kunyah, langsung ku telan seketika. Aku ingin menjawab. Sungguh. Pernyataan kakakku yang menyebabkan orang tuaku serta kakak iparku kini menatap padaku penuh tanya.
"Aku..."
"Sudahlah. Bicarakan ini di luar jam makan. Kalian hanya punya satu mulut."
Bibirku kembali terkatup. Begitu pula kakakku yang hanya mengendikkan bahu dan kembali menyuapi keponakanku seolah tak pernah memulai pembicaraan ini.
Sampai ketika makan malam selesai dan aku membantu ibuku di dapur, wanita yang melahirkanku tersebut memijat bahuku pelan. Tersenyum begitu meneduhkan.
"Apapun masalah kalian, sebaiknya bicarakan baik-baik. Atau mungkin kau bisa menanyakan hyungmu jikalau dia tahu dari sudut pandang milik Mark."
Aku menghela napasku pelan. Mengangguk kecil dan membasuh tanganku. Mengecup pipi ibuku dan berujar selamat malam sebelum beranjak ke kamar kakakku, melewati ayah, kakak ipar, dan keponakanku yang masih betah berada di depan televisi.
Pintu kamar tempat kakakku biasa menginap, yang juga bekas kamarnya dulu, ku buka perlahan. Mengintip dari celah yang ada dan mendapati ruangan itu kosong. Meski tak menampik adanya eksistensi di sana karena pintu ke arah balkon yang terbuka.
Kakiku berusaha berjalan dengan penuh hati-hati sebab temaram yang diberikan ruangan tersebut. Takut-takut jika ada benda penting yang terinjak ataupun yang lainnya. Menemui kakakku yang mengapit cerutu di balik kedua bibirnya.
"Ku kira kau sudah berhenti merokok sejak menikah dan punya anak."
Kakakku tak menoleh. Matanya masih lurus memandang gerlap cahaya yang berpendar dari berbagai penjuru terutama gedung tinggi pencakar langit.
"Kau tahu kenapa Mark tidak ke sini bukan?"
Aku yang kini sudah menyejajarkan diri di samping kakaku dan bersandar pada pagar, hanya mengangguk kecil. Mengigit bibirku seolah tahu dasar pembicaraan yang akan kami angkat saat ini. Mengenaimu yang magkir dari acara makan malam rutin bulanan yang diadakan keluarga kecilku.
"Aku kira dia tak marah karenanya."
Kakakku mendengus. Menghisap kembari cerutunya sebelum membuang asapnya sehingga kepulan tebal mengudara bercampur dengan uap hembusan napas yang ia keluarkan.
"Tentu saja dia takkan marah. Bocah itu bahkan tak akan marah kalau kau menyelingkuhinya."
Wajah kakaku tertoleh padaku. Menatapku sendu bak tengah mengasihaniku saat ini.
"Tapi kau tahu, Donghyuck-ah? Seseorang bisa saja tak bisa marah, tapi seseorang pasti bisa kecewa."
"ー dan satu-satunya alasan yang membuat dia tak datang malam ini dan segala sumber kefrustrasianku saat ini, adalah Mark yang tengah menyiapkan keberangkatannya ke Kanada besok."
****
Mark akan pulang. Mark akan pulang. Mark akan pulang. Mark akan pulang.Sisa malam ini kembali membuatku kembali bernostalgia saat ketika aku mengetahui kalau kau tengah sakit, namun membohongiku bulan lalu. Aku berusaha secepat mungkin untuk mencapai apartemenmu yang sejak kemarin lusa aku terakhir kali meninggalkan tempat itu dan sibuk di rumah karena kelas yang ku miliki hari setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loading.... [MarkHyuck]÷
FanfictionProject work for MarkHyuck Summer Party 2019 6th of June, Introduction (dedicated for Lee Donghyuck's Birthday) 9th of June, Breakfast 10th of June, Reflection 11th of June, Online 21st of June, Confession 22nd of June, Dinner 6th of July, Eclipse 1...