prologue

2.2K 103 16
                                    

More to you. I've given up my sanity, my soul, my vision, my sleep. Oh dear love tell me, how can i give myself more to you

. . .

____________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________________

Gadis yang baru saja menginjak usia 16 tahun itu, seperti biasa melakukan kesehariannya sebagai seorang pelajar SMA. Berangkat pagi hari, dan di sekolah hingga pulang ke rumah dengan keadaan tubuh seperti mau patah rasanya.

Amy Calluella, itu adalah nama lengkapnya. Panggil saja, Ella. Dia lebih menyukai dipanggil Ella dibanding Amy, karena menurutnya lebih keren.

Tentu— bukan karena membenci nama Amy, hanya saja Ella yang dari nama keduanya Calluella berasal dari kosakata Yunani berartikan ; sangat cantik.

Gadis mana yang tidak senang jika dirinya dipuji oleh kata yang berhubungan dengan keayuan itu? Cantik! Semua menginginkannya.

Ella sangat bangga pada mama dan papanya, yang sungguh kreatif— sampai berpikir memberi nama dari bahasa Yunani untuk putrinya.

- - -

"Plis lepasin. Jangan sakitin aku!"

"Gue gak bakal nyakitin lo," bisik pria itu seduktif pada telinga gadis itu. "Kalo lo bisa diam."

Tak kuasa menahan air mata, gadis itu terus menutupi wajah dengan tangannya ia rasa berdenyut. Tak lain, akibat ulah pria di atasnya ini.

Pria itu menyingkirkan tangan gadis itu, yang menghalangi wajahnya sendiri dengan paksa.

"Berhenti. Tolong berhenti! Hiks.."

Gadis itu berupaya mendorong pria itu, memukul-mukulnya walau tenaganya yang tak sebanding.

"Lepasin aku! LEPASIN!" Gadis itu meraung-raung, berteriak meminta kebebasan.

Pria itu terus menahan gadis itu dalam dekapannya, dan membekap mulut gadis itu. Ia lihat seluruh wajahnya penuh dengan air mata, "Diam."

Ella sejenak diam dengan tubuhnya yang bergetar nyeri hebat, aura pria itu benar seakan mendominasi pergerakan bahkan pikirannya.

Pandangannya menajam, terus menatap kedua mata gadis lemah yang terbaring di kungkungannya. "Ssttt..."

Pria itu menarik sudut bibirnya lalu membelai pelan wajah gadis itu, dan membuat ketakutannya itu meronta-ronta. Ia tak ingin ini semua menjadi akhirnya, sama sekali tidak.

- - -

Ella sedang duduk santai di sofa ruang tengah bersama Anneth, mama Ella. Ia menikmati serial drama Korea kesukaannya.

"Ma.." Ella menyadari ternyata sedari tadi Anneth, memandangnya aneh.

Anneth tersadar, "Ha iya?"

"Mama lagi mengkhayal? Atau merhatiin aku?" Ella menghapus jarak duduk mereka, ia semakin mendekat.

"Enggak.. Mama cuma kepikiran sesuatu aja."

"Ada apa ma? Cerita dong, biasanya juga mama kalo ada apa-apa tuh cerita ke Ella."

"Hmm. Waktu dulu pas mama sama papa ke Bekasi, Ella pergi ke rumah nenek'kan ?" Tanya Anneth, ia terlihat serius.

Dan Ella menjawab dengan sedikit hati-hati, entahlah hanya nalurinya saja. "Uhm.. iya?"

Ella menyadari perubahan raut wajah Anneth, yang tak tertebak. "Emang kenapa ma?"

"Enggak. Gak kenapa-napa." Anneth melenggang pergi.

Menurut Ella ada yang aneh, tidak biasanya Anneth seperti itu. Ella mempunyai firasat ada sesuatu.

- - -

Who cares? You? Him? Or nobody one else?

Its love or just an obssession?

S i l e n c e
is
A n s w e r
too.

to be countinue

.
.
.

hi olz, mmf sblumnya ini ff lisa.
tp hiatus, dan berakhir
dgn stuck (**gaada akhlak) hehe
jadi cerita ini tahap baru..

genre ini youngadult, jadi akan ada
kata-kata kasar, dll.

i hope you enjoyed this teenfict.
VOMENTnya, trims<3

ELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang