Prolog

7.6K 224 6
                                    



Tiin! Tiin!

Brugh!

"Shit." umpatan keras terdengar dari dalam mobil, mobilnya telah hancur saat tak sengaja ia menabrak mobil orang lain yang terparkir.  berniat melempar setir agar tidak menabrak anak kucing yang melintas di depan mobilnya. Sandoro kini harus mengganti rugi mobil orang yang telah ia tabrak, belum lagi renovasi mobilnya sendiri yang jauh lebih hancur.

Melirik jam tangan, ia berdecak kesal. Sudah pukul sembilan malam, ibunya pasti akan segera mengutuknya bila ia pulang telat. Sandoro turun dari mobil. Menyimpan kartu namanya di atas Bemper mobil itu dan pergi begitu saja saat deringan ponsel berbunyi.

"Pasti ibu." ujarnya, Sandoro segera menancap gas meninggalkan area itu.

Tak lama seorang wanita keluar dari sebuah restoran. Yang tak lain milik sahabatnya sendiri, Tiara.
Sandra yang biasa di panggil Sasa, menatap heran pada Bemper mobilnya yang Sudah tidak karuan.
Matanya melotot lebar, saat menyadari mobilnya baru saja di tabrak dengan seseorang.

"Tiaraaa!!" serunya memanggil Tiara, tak lama wanita itu keluar dengan berlari kecil menghampiri Sasa.

"ya Tuhan, ada apa sih sa?" Sasa menunjuk bemper mobilnya dengan mulut yang ia kerucurti, Tiara mendekat pada bemper mobil milik Sasa. Ia tercengang.
"Ini kenapa ya?" tanya Tiara. "Lo baru renovasi mobil? em .. Kok agak aneh ya?"

"Ih, Tiara lo tuh lemot gak ilang-ilang, mobil gue ada yang nabrak ini."

"Hah?? siapa?"

"Mana gue tau. Orangnya gak tanggung jawab banget." Tiara memandang bemper mobil Sasa dengan tatapan sedih. Sebaliknya Sasa memandang mobilnya dengan wajah garang.

"Eh tunggu deh." Tiara mengambil sebuah kartu yang tersimpan di atas bemper mobil Sasa. "Sa, orangnya mau tanggung jawab kok, nih buktinya ada kartu namanya."
Tiara menyerahkan kartu nama itu pada Sasa. Sasa menatap lekat kartu nama itu.

"S. Sandoro Putra." gumamnya.

"Lo kenal?" Sasa menggeleng kecil.

"Namanya kaya atasan gue, itu loh yar, si perjaka tua biang onar." Tiara tersenyum. Seraya menggelengkan kepalanya.

"Jangan terlalu benci loh, nanti jodoh."

"Idih amit-amit cabang utun deh." ujar Sasa seraya mengusap-usap perutnya. Tiara tertawa. "Bentar ah, gue mau telepon ini orang dulu."  Sasa mengetik digit demi digit nomor pada ponselnya. Dan matanya melebar saat nomor itu terhubung langsung pada 'Boss Gila' yang merupakan Sandoro.

"tuh, kan. Bener kata gue. Ini si boss gila." Sasa mematikan panggilannya. "Sialan tuh si perjaka tua. Bisa-bisanya dia nabrak mobil gue, terus kabur."

"Dia gak kabur lah sa. Kalau dia kabur, dia gak akan simpen kartu namanya di bemper mobil lo."

"Engga, pokonya dia itu kabur. Kalau dia gak kabur, seharusnya dia tungguin gue sampe dateng. Ini kan engga."

"Tapi sa--"

"Pokoknya gue menuntut tanggung jawab dia. liat aja besok." sungut Sasa.

****




Halo, hisa kembali dengan cerita bru berjudul Beloved Enemy, siapa sih yang pengen banget baca cerita dari Sandra dan Sandoro?? Ini hisa udah buat, jangan lupa tambahkan Cerita ini pada perpustakaan kalian ..

slow up dated. Cerita ini akan di lanjut saat My Tutor benar-benar tamat

Beloved Enemy (Sudah Tersedia Di Google Play)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang