The beginning of the meeting

44 2 0
                                    

Hari senin hari yang sangat enggan diharapkan oleh sebagian siswa, terlebih mereka harus mengikuti upacara bendera rutin.

Seperti hal nya Liora, dia memilih menyembunyikan diri ditaman belakang sekolah yang sepi oleh orang-orang. Meskipun itu masih bernamakan taman, tetap saja orang-orang tidak mau kesana.

Tempat itu dianggap sedikit angker, terlebih beredar rumor jika disana ada penunggu tak kasat mata yang meninggal secara tragis.

Suasana yang kadang mencekam ditambah sebuah pohon beringin besar yang sudah berusia hampir seabad.

Dan para siswa biasanya lebih memilih untuk pergi ketaman samping lapangan futsal, yang lebih ramai, asri dan nyaman.

Tapi bagi seorang Liora tak mengapa, asalkan dia dapat bebas dari upacara senin tempat apapun dia jabanin. Padahal hari ini merupakan senin kedua Liora bersekolah di SMA Bina Bangsa.

Liora murid pindahan dari salah satu sekolah yang sudah kewalahan dengan sikapnya, sehingga pihak sekolah Liora sebelumnya memutuskan untuk mengeluarkannya saja.

Kemudian sang ayah memasukkannya di sekolah swasta favorit yang sama dengan Meyra, dan Bramantyo juga termasuk investor terbesar di sekolah itu, dia lebih mudah meminta bantuan kepada pihak sekolah untuk memantau anaknya yang satu itu.

Ayahnya berharap dengan dimasukkannya disekolah itu Liora dapat sedikit mengubah sikapnya, tapi nihil tidak mudah mengubah sikap seseorang yang sudah melekat pada dirinya.

Bahkan di awal masuk sekolah yang terhitung baru dua minggu, sikapnya udah nyeleneh, dalam 10 hari Liora sudah 8 kali di panggil keruang BK.

Dari bolos jam pelajaran, tidak mengerjakan tugas, berkelahi dengan teman seangkatannya, melawan kakak kelas, ataupun melanggar peraturan sekolah.

Dia lebih sering mengunjungi kantin atau rooftop sekolah ketimbang kelasnya sendiri.

Kali ini dia duduk bersandar pada tembok gedung yang tak jauh dari pohon itu, meski sesekali bulu kuduknya juga ikut berdiri.

Liora menyalakan sebatang rokok yang sudah ia apit diantara bibirnya dengan menggunakan alat pemantik api.

Meskipun dia tahu rokok itu tidak baik untuk kesehatannya, tapi dia tetap menghisapnya walau hanya sesekali jika dia lagi ingin saja atau pikirannya benar-benar kacau.

Liora menghembuskan asap itu di udara sambil menyunggingkan bibirnya, meratapi nasibnya yang semalang ini.

Tiba-tiba telinga Liora mendengar derap langkah kaki yang sedang berlari, suara langkah itu semakin mendekat.

Kemudian ditambah teriakan dari seorang guru yang sepertinya sedang mengejar seseorang yang sedang lari.

"ARGAAA BALIK KAMU!!" Teriak guru itu.

"Akh, shitt.." Liora langsung berdiri lalu mematikan rokok dengan menginjaknya, karena orang itu lari ke arah dirinya.

"Hantu?" Kaget Arga, pasalnya selama sekolah disini ia tak pernah menemukan siapa pun yang berani ketempat ini terlebih itu seorang perempuan.

"Sialan gue dikata hantu, lo gak lihat kaki gue napak?" Kesal Liora.

Arga memperhatikannya dan benar saja bahwa orang yang dihadapannya ini adalah manusia sungguhan.

"Cepat sembunyi" Arga langsung menarik kerah baju Liora, keduanya langsung bersembunyi dibalik tumpukan meja usang yang sudah tidak terpakai lagi.

Liora menatap cowok yang berada didekatnya ini, dia selama disini belum pernah melihat cowok itu, entah emang dia juga orang baru atau emang Liora yang terlalu masa bodo dengan keadaan sekitar sehingga tak menyadari ada siswa yang penampilannya juga sebelas dua belas dengan dirinya.

Singa Jantan dan Macan BetinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang