kejutan!!!

232 11 1
                                    

RAINA POV

ini udah satu bulan dari hari dimana cowok gk jelas itu mengaklim gue sebagai pacarnya, dan selama satu bulan juga hari-hari gue berubah seratus delapan puluh derajat, gue rindu dimana gue bisa hidup tenang tanpa berbagai nyinyiran, tanpa berbagai tatapan tajamnya orang-orang.

ini juga udah satu bulan dari hari dimana gue ngehubungin papa supaya pulang, namun sampai sekarang semua nihil, mungkin dia lupa kalau punya anak, lagi-lagi gue harus tinggal berdua sama laki-laki yang enggan gue lihat wajahnya.

"rain..." 

"sarah, gue kira siapa untung gue gk jantungan" 

"hehehehe, sorry kali"

"ngapain?"

"itu.., hmm, lo dicariin devan"

"devan?, lagii?" Sarah cuma senyum gak enak sama gue, "santai Sar, gak usah gak enakan gitu"

"maaf ya Rain, gara-gara gue sama Manda ngiyain ajakan Siska buat main TOD lo jadi kaya gini"

"iya gpp, yaudah gue nyamperin Devan dulu ya" 

setelah itu gue pergi untuk nemuin Devan, gue tau lo semua pasti bingung kenapa gue nurut, gue juga bingung kenapa, gue rindu diri gue yang gk pernah peduli sama suasana sekitar, tapi itu semua udah berubah, gue gak tau kemana perginya Raina yang nyebelin, yang bikin orang naik darah karena ketidak peduliaannya, mungkin semua itu pergi bersama perginya mereka.

~0o0~

Sesampainya gue dikantin, banyak berbagai pasang mata yang langsung natap gue, mulai dari tatapan memuja, tatapan ngeselin, sampai tatapan menghina, karena sudah terbiasa, jadi gue gak peduli dengan itu semua, tujuan gue sekarang adalah pergi nyamperin Devan yang lagi ngeliatin gue di pojok kantin sama gerombolannya.

"apa lagi?!" tanya gue ketus, karena ini udah kali ketiga Devan manggil gue buat ketemu dia.

"suapin" ucap devan sambil menyodorkan makanannya.

"lo punya tangan kan?"

"jadi lo gk mau?, ok-

"oke fine!" gue langsung ngambil makanan yang di kasih Devan, dan mulai nyuapin dia dengan perasaan super gondok, beda sama dia yang lagi senyum ngejek ke arah gue.

"gue duluan" uacapan seseorang berhasil bikin gue nengok kearah dia.

"mao kemana lo sep?" tanya Farhan, ya, orang itu Septian bahkan gue baru tau dia termasuk geng kriminal saat gue masuk sekolah di hari ke empat, Septian gak jawab pertanyaan Farhan, dia malah natap gue dan pergi dari sana.

"kenapa tuh bocah?" Farhan hanya mengedikkan bahu tanda tak tahu.

"makan sendiri, gue ada urusan" setelah mengatakan itu gue pergi tanpa peduli protesan Devan.

~0o0~

AUTHOR POV

TRING!... TRING!...

bel pertanda istirahat telah habis sudah berbunyi, namun itu semua tak berdampak apa-apa untuk dua orang manusia yang sedang duduk di atap sekolah menikmati panasnya sinar mentari.

"kenapa tadi lo pergi dari kantin?"

"gpp"

"masih aja malu-malu, bilang aja lo tuh cemburu"

cinta remajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang