Yang terlihat buruk belum tentu benar-benar buruk. -raina sngadis itu terduduk diam, pandangannya lurus ke atas awan, matanya terus menghitung bintang dengan deras air mata bercucuran, mulutnya terus berkomat-kamit menyampaikan rindu yang begitu mendalam, tangannya tak tinggal diam menulis bait kata yang tak dapat ia sampaikan.
berbeda dengan mata lain yang menatap sendu kearah gadis itu, hatinya gelisah, ingin menghampiri gadis yang sedang terisak disana, namun apa dayanya, bahkan untuk melihat wajahnya saja gadis itu tak ingin, memang begitu besar kesalahannya, otak dan hatinya terus memohon pada tuhan agar waktu dapat dikembalikan, agar dia bisa memperbaiki kesalahan yang ia buat tiga tahun silam.
setelah berjam-jam gadis itu menyampaikan rindu nya, dia pun masuk ke kamar nya untuk beristirahat karena tubuhnya yang sudah lelah, sama seperti orang yang sedari tadi memperhatikannya, kini dia merasa lega karena gadisnya masih tau waktu untuk beristirahat.
~0o0~
kring...kring....kring..
suara alarm terus berbunyi membuat gadis yang sedang tertidur terbangun, dengan sigap gadis itu mematikan alarm kesayangannya, dan bangkit menuju kamar mandi.setelah membersihkan tubuhnya gadis itu melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Selesai solat subuh gadis itu pergi lari pagi untuk melaksanakan rutinitasnya setiap hari minggu, mood yang seharusnya sudah membaik menjadi buruk saat ia melihat sekumpulan keluarga bahagia yang sedang sarapan bersama.
"Raina ayo kita sarapan bareng" ucap perempuan paru baya yang dihiraukan Raina.
"Raina kamu di ajak sarapan bareng tuh sama bunda merlyn" merasa muak dengan ucapan laki-laki itu Raina ingin protes, namun itu semua ia urungkan saat melihat gadis kecil berusia dua tahunan sedang tersenyum menatapnya, demi apapun rasanya Raina ingin pergi menyusul mama nya sekarang juga.
Raina berbalik meninggalkan keluarga bahagia itu tanpa mengucapkan apapun.
saat sampai di taman kota, Raina langsung lari tanpa menyapa orang-orang yang ia kenal seperti biasa, kali ini mood nya benar-benar hancur, wajah anak kecil itu selalu terbayang dalam otaknya, pikirannya dipenuhi dengan segala masalah sampai-sampai ia tak sadar dan menabrak seseorang.
"eh.., sorry gue gk sengaja" ucap Raina sambil membatu laki-laki itu bangun, saat melihat wajah laki-laki itu Raina sangat-sangat terkejut.
"ya tuhan, kenapa ketemu dia sih, apa gak cukup masalah dirumah tadi" batin Raina meringis saat melihat laki-laki dihadapannya.
"oh elo yang nabrak gue, kemarin kabur kemana lo?" geram laki-laki itu sambil mencengkram tangan Raina.
"apaan si lo!, lepasin gk"
"gak bakal gue lepasin"
"Devan!, gak cukup apa lo nyiksa gue disekolah, lepas gak"
"gue bilang enggak ya enggak, ikut gue sekarang" ucap Devan menarik Raina.
"mau kemana si lo"
"mau jalan-jalan lah sama pacar"
"gila lo ya?!"
Devan tak mengubris ucapan Raina dan terus menarik Raina agar menaiki motornya.
"naik"
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta remaja
Teen Fiction{ON GOING} sebuah rasa, yang menciptakan lika-liku cerita, menghancurkan persahabatan, pertemanan, dan perasaan, serta menimbulkan kekecewaan. bagaimana akhirnya? apakan semua akan kembali seperti semula? persahabatan dengan janji sejatinya? peteman...