12

380 73 34
                                    

Jihoon gak tau. Dia diem aja. Sumpah dia gak tau mau ngomong apa.

Hyungseob yang disampingnya natap tajam mereka yang lagi jalan berdua.

"Untung kemarin gak lo iyain dulu Ndra! Liat kan? Idih berani beraninya dia nembak sahabat gue tapi besoknya ngantin berdua sama cewek?!" Hyungseob mendengus sebal.

"Udah Ndra, jangan sedih, untung kamu belum nerima Damar kemarin," Seonho ikut ikutan mendengus sebal.

"Huum, biarin aja, Andra juga belum sayang sama Damar, makannya kemarin belum Andra jawab."

Bohong sih kalo belum sayang, perhatian Jinyoung, perlakuannya, semuanya walau diakhiri dengan ejekan Jinyoung tapi itu semua tulus dilakukan. Iya Jihoon tau itu. Dia bisa ngerasain ketulusan Jinyoung. Tapi kayaknya abis ini ragu deh sama ucapannya sendiri. Hahaha.

"Ayo ke kelas aja!" Hyungseob menarik tangan Jihoon yang masih diam terduduk sambil memainkan sedotan jus Alpukatnya.

Hyungseob, Jihoon, dan Seonho pun berdiri dan meninggalkan kantin. Sengaja melewati meja Jinyoung, agar si manusia bermuka kecil itu tau kesalahannya.

Jinyoung yang melihat Jihoon digiring oleh sahabatnya keluar kantin hanya diam. Dia juga tidak tau kenapa dia malah diam.

"Iya kan kak?"

"Ehh iya Ra," Dan memilih tetap bersama Jiheon di kantin itu.

.
.
.

"Ih cowok apaan coba kayak gitu? Liat dia bahkan gak ngejar Andra!" Hyungseob menghentakkan kakinya sebal.

Aksinya itu memancing Woojin yang baru keluar dari ruang osis untuk menghampirinya.

"Kinan kenapa? Kok cemberut gitu?" tanyanya.

"Radittttt!!!! Kinan sebel! Sama si pacil sahabat Radit tuh!"

Hyungseob langsung saja menggelendot manja pada lengan Woojin, yang dibalas Woojin kewalahan karena diserang tiba tiba.

"Kenapa emang si Damar hm?" Kata Woojin sembari mengusap rambut Hyungseob.

"Terus aja terus, mentang mentang Argani lagi ke luar kota, gantian ya Kinan manas manasin aku."

Itu Seonho. Yang tengah mengerucutkan bibirnya lucu, menatap Hyungseob dengan tatapan yang mengatakan seolah 'Kinan curang!'

Jihoon hanya diam saja, melihat sepasang anak adam yang tidak mempunyai hubungan itu bermesraan ria.

"Kalian tau diri dong, gak ada hubungan kok mesra mesraan."

Keluar deh sindirannya. Ya abis gemes sama Woojin yang dikodein tapi gak peka sama Hyungseob yang tingkat males buat ngodenya itu tinggi. Jadilah Jihoon penengahnya.

Hyungseob dan Woojin yang disindir hanya tersenyum masam, lalu Hyungseob melepaskan pegangannya pada lengan Woojin dengan terpaksa.

"Damar kenapa?" Ucap si yang mempunyai gigi gingsul.

"Kemarin Damar nembak Diandra, tapi sekarang malah ngantin bareng cewek!" Lagi lagi Hyungseob menghela nafas kesal.

"Hah? Nembak Diandra? Ngantin sama cewek? Siapa?"

"Rara, anak kelas sepuluh itu, yang jadi cengcenggannya Haris."

"Haris Haknyeon Rahaja?" ucap Woojin membenarkan perkataan Seonho.

"Iyaaaaaa," Hyungseob menggeram kesal.

"Duh Kinan udah yak Andra ke kelas aja," Jihoon akhirnya memilih meninggalkan teman temannya bersama Woojin dan berjalan menuju kelas.

Hyungseob bersama Seonho lantas saja mengejar Jihoon, dan mensejajarkan langkahnya dengan si yang sedang menahan kesal tapi tidak diungkapkan.

"Udah Ndra, abis pulang sekolah mending kita ke mall aja buang pikiran sekalian cuci mata," saran Hyungseob.

"Ihh Kinan, emang mata bisa dicuci? Kok Deva baru tau??" Seonho menatap Hyungseob dengan tatapan bingungnya.

"Radepppp! Bukan itu maksudnya ishhh!"

.
.
.

Setelah perbincangan itu, mereka setelah pulang sekolah pun langsung menuju parkiran untuk mengambil kendaraan masing masing.

Jihoon dengan scoopy merah mudanya, Seonho dengan vario hitamnya, dan Hyungseob dengan N-max nya.

Hyungseob dipaksa maminya pake itu motor. Bukan maksud pamer loh ya.ysj

Karena tingginya yang bisa dibilang meningginya ke bawah jadi Jihoon mending make scoopy yang pendek, biar nyampe kiw

Tapi pas mereka mau keluar gerbang mereka dihadang segerombolan laki-laki sangar.ora

Mereka dihadang Jinyoung bersama Woojin dan pasukannya, gak usah disebutin, yang jelas banyak.

"Turun." Perintah Jinyoung mutlak ke arah Jihoon.

Jihoon hanya diam, melihat Jinyoung dengan pandangan bingung, lalu menggeleng.

"Gak mau, Damar siapa sampe berani nyuruh Andra?"

"Gua? Calon suami lu."

"Calon suami katanya?" Jihoon bisa mendengar Hyungseob menyindir Jinyoung keras.

"Calon? Yang masih calon belum tentu jadi, dan calon gak cuma satu. Inget tuh ya, jadi jangan mikir Damar calon suami Andra lagi."

"Lo kenapa? Cemburu sama yang tadi?"

"Awas atau Andra tabrak?"

"Tabrak aja kalo berani," Tantang Jinyoung.

Dan tanpa diduga, dengan beraninya Jihoon memajukan motornya, hingga benar benar didepan Jinyoung. Lantas berkata lagi, "Minggir, Andra gak mau nyakitin Damar, biar aja hati Andra yang sakit!"

Jinyoung tertegun, dia terdiam, lalu menyingkirkan tubuhnya dari jalan Jihoon, dan segera dimanfaatkan oleh ketiga makhluk manis itu untuk lewat.

'belum apa apa gua udah nyakitin lu ya ndra?'

.
.
.

Jinyoung dan Woojin lagi dimarkas mereka, warung kopi deket sekolah bersama pasukannya.

"Yaila Dam, dipikirin amat, udah nikmatin aja dulu idup, dibawa repot amat lu ama cinta, jadi bucin lu sekarang? Hahaha," karena ucapan Samuel itu terdengarlah beberapa orang yang tertawa.

"Au lu Dam, santai aja kali, lu baperin juga luluh tu anak," Lanjut Changbin.

"Sans udah sans."

Diledek begitu, Jinyoung hanya diam, dan pergi meninggalkan markas tempatnya berkumpul.

"Setan semua dalemnya."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

A/n: hai. Kin sepi ya ini work wkwk, bukan cuma work ini sih, tapi wattpad. Makin sepi cem gak ada kehidupan.

Btw, bin ada work baru, Jihoon only pov, mau baca? kalo mau nanti malem di pub. Itu bin buat cuma mau ngasih kalian saran ya, gimana ngambil keputusan yang benar, bukan ngeharepin semangat atau kasian, sekali lagi bin ingatin, itu cuma work curhatan bin sekaligus bin mau ngasih saran disana.

Tapi kayaknya gak ada yg mau baca yakan? orang tulisan bin ecek ecek, masih kaleng kaleng wkwk.

Oh iya, Dianmar yg asli udah gak ada wkwk, jadi work ini akhirnya masih bakal berubah ubah kayaknya. Liat mood bin aja:v

Yaudah itu aja, maaf kalo ada typo dan semacamnya.

-Bintang

Bucin [Winkdeep]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang