Enjoy your reading!
"Yaa"
"Liyaa"
"Liyani!"
Liyani merngerjap seketika, teguran dari Keni membuatnya terkejut sekaligus tersadar dari lamunan. Memang, sepulang dari toilet Liya lebih pendiam, bicara pun hanya menjawab pertanyaan dari orang lain. Kejadian yang tak terkira akan terjadi membuat pikirannya tambah kalut.
"Lo kenapa sih jadi diem gini?! Kesel tau, gue ngomong dicuekin mulu"
"Sorry kenn, ayo-ayo lo ngomong apa?" Dengan tatapan teduhnya ia mencoba pokus kepada Keni, takut temannya semakin marah.
"Ada masalah?"
"H-hah? Engga kok" tidak mungkin kan ia bercerita tentang apa yang ia alami, bisa saja membuat Keni terkejut setengah mati.
Rasa penasaran yang sepertinya ada didalam benak Keni terhalang oleh datangnya Bu Atini —Guru Sejarah, memilih untuk pokus ke pembelajaran Keni dan Liyani pun tidak saling berbincang.
Liyani pikir dengan datangnya Bu Atini membuat pikirannya tidak akan se-kalut tadi, tapi nyatanya ia semakin melamun, tidak fokus dengan Bu Atini yang sedang menerangkan mata pelajaran Sejarah itu.
Pandangan Bu Atini tertuju pada barisan yang di duduki Keni dan Liyani. Keni mengerutkan keningnya dengan perasaan kaget karena tatapan Bu Atini seolah menegur.
Kini Keni menyadari keadaannya, ia memalingkan wajah menatap Liyani dengan teliti. Ternyata temannya itu sedang melamun. Disenggol lengan Liyani membuat sang empu terperanjat, lalu menatap Keni seolah bertanya apa yang terjadi.
"Liyani!, Anak baru ya? Apa yang kamu lamun kan?" Pertanyaan Bu Atini membuat satu kelas menegang, mengikuti pandangan Bu Atini yang tertuju pada Liyani
Sungguh, kini Liyani berkeringat dingin. Pasalnya ia sangat lemah dalam pelajaran Sejarah. Lemah karena tidak menyukai pelajaran itu. Sudah lemah, tidak suka, malah mendapat masalah.
Kini Liyani mencoba membuka suara "S-saya bu?"
"Iya kamu, sekarang coba jawab pertanyaan saya. Pertanyaan ini mudah karena masuk dalam materi saat kalian kelas 10" Dengan kacamata yang turun sampai pangkal hidung, Bu Atini memandang Liyani.
"Saat perkembangan iptek, pada zaman yunani kuno terjadi perubahan besar pada cara berpikir umat manusia dan babak dimulainya teknologi, apa yang mengawali perubahan tersebut?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent
Teen FictionIni bukan tentang kisah bunga yang selalu membutuhkan matahari untuk kelangsungan hidupnya. Mengharapkan seperti itu ibarat berdiri di atas jurang dan meminta perpotolongan kepada orang yang bahkan tak melirik sedikitpun. Tapi ini tentang kisah dua...