'8

37 6 4
                                    

*vote, comment, and share juseyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*vote, comment, and share juseyo



Enjoy your reading!










Terik matahari yang lebih panas dari biasanya tak membuat pria itu gertak dari tempatnya. Memantulkan bola lalu memasukkan kedalam ring, dilakukan secara berulang.

Alunan musik yang mengalir dalam earphone seperti berpihak padanya kali ini, yang semakin semangat memainkan bola basket itu.

Gata pergi ke satu sisi lapangan, mengambil dan meminum air yang ia sengaja bawa. Ia pokus meneguk airnya tanpa sadar bola basket yang sebelumnya tersimpan ditengah lapangan, kini sedang dipantulkan oleh seseorang.

"Lo naksir cewek kemarin?" Suaranya berdengung diantara pantulan bola

Plung!

Yensen berhasil memasukkan bola kedalam ring.

Karena pendengaran Gata terhalang oleh earphone, kini ia melepaskan kedua earphone nya dan menatap Yensen.

"Lo ngomong apa?"

"Ck, lupain"

"Lawan gue deh, yang menang jadi ceweknya si maroon" Lanjut Yensen

Gata mengernyit "Si maroon?"

"Haduh, itu cewek yang kemarin lu tarik-tarik"

"Apa-apaan bocah"

"Jadi lo relain dia nih?"

Sumpah, pikiran Gata kali ini semakin ingin memukul wajah pria di depannya. Entah maksudnya apa datang-datang sudah memberi tantangan tak masuk akal.

"Jadi?" Tanya Yensen tak cukup

"12 poin, yang kurang dari itu dalam waktu 10 menit jauhin Liyani"

"Ooo, she's name Liyani? Cantik juga"

"Buruan!"

Akhirnya tantangan Yensen disetujui oleh Gata, bukan karena ia ikut serta dalam pikiran tak masuk akalnya Yensen. Tapi setidaknya ia membela diri, dan bonusnya pria yang kini menjadi lawannya menjauhi Liyani.

Permainan semakin sengit, 3 menit sudah berlalu tapi keduanya belum ada yang bisa mendapatkan poin. Kini Gata sadar bahwa Yensen memang handal dalam bermain basket, dan Yensen juga sadar bahwa ia melawan orang yang cukup sulit dikalahkan.

Silent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang