'10

42 5 1
                                    

"Can't you see me?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Can't you see me?"



Enjoy your reading!



Hambar. Itu yang sekarang Liyani rasakan. Semakin hari, ia jalani dengan siklus yang secara berulang-ulang. Tak ada yang spesial. Bila ditanya setelah satu minggu yang lalu ia bercerita, membuka semua yang ia alami dan rasakan kepada temannya Keni sikapnya semakin menjauh dari Gata. Berbanding balik dengan orang yang dijauhi.

Gata sering bertanya kepada Keni kenapa Liyani sangat enggan berurusan dengannya, selalu membelikan air minum bila waktu istirahat apalagi seusai berolahraga, bahkan tak jarang mengirim pesan tanpa menerima jawaban.

Sampai suatu saat setelah Gata menyimpan satu botol yogurt dan roti sandwich di meja Liyani
"Gue gak butuh"

Satu kata yang membuat Gata membalikan badannya dengan perasaan berkecamuk.

"Anggap aja itu bukan dari gue" setelahnya menjawab pernyataan Liyani ia segera berlalu, berjalan menuju keluar kelas

Tak berhenti disitu, Liyani mengejar dan menarik lengan Gata
"Terus buat apa lo lakuin semua ini?!"

"Gue lagi gamau berdebat"

"Niat lo apa dari awal bersikap seperti ini? Gue bahkan ga ada sedikitpun mau berurusan dengan lo, Gata!"

Gata memijat pelipisnya, sungguh kali ini ia memang tidak mau berdebat dengan siapapun, bahkan untuk bicara saja ia malas.

Sudah cukup semalam ia berdebat dengan Bundanya karena tidak mau memberi pengertian tentang semua yang ia alami. Diantara semua orang sepertinya hanya dirinya yang tidak tahu apa-apa.

Jawaban Bundanya sekedar
"Jangan terlalu dekat dengan Liyani, beri sedikit jarak sampai ia sendiri yang berani dekat dengan mu"

Jawaban seperti apa itu? Bahkan Gata semakin berpikir liar.

"Buang aja kalo gamau dimakan susah banget si" dan itu jawaban dari Gata

Raut wajah Liyani tak habis pikir, kenapa bebannya semakin berat sejak pindah sekolah. Bukan ini tujuannya.

"Bukan itu yang gue masalahin, tapi—"

"TERUS APA?! GUE DISINI YANG MERASA PALING BEGO DIANTARA KALIAN"

Bentakan Gata menyita perhatian sekitarnya. Bahkan ketiga temannya sudah ingin melerai perdebatan Gata dan Liyani tapi ucapan Tanu yang buat mereka mundur dari niat tersebut.

"Biar mereka selesain, apa lo pada ga muak liat Gata setiap hari kaya orang stres?"

Kini Liyani terpaku dengan tatapan terkejut, tak pernah menyangka bahwa ia akan mendapat bentakan dari seorang Gata.

"Sesudah lo berbicara di UKS waktu itu, apa lo pikir gue gak kepikiran?!"

"Gue tau, banyak yang lo sembunyikan. Dari lo enggan berhadapan dengan gue aja udah ngejawab bahwa lo bukan sekedar orang yang tau nama gue doang!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Silent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang