8 - Broken

49 8 0
                                    

Hari pengumuman kenaikan kelas pun tiba, banyak murid yang menunggu cemas akan hasil ujiannya. Para orang tua diundang untuk mengambil rapot anaknya. Koridor kelas dipenuhi murid-murid yang sudah tak sabar ingin melihat hasil nilainya.

Di ruang kelas X IPA 1 tampak Aina, Ibunya Reza sedang berbincang dengan guru wali kelas di sana. Raut gembira terpancar dari wajah Aina, saat membuka buku rapot anaknya.

Aina pun keluar dan menghampiri anaknya di koridor depan kelas. Ia mengusap kepala anaknya dengan lembut sambil tersenyum bangga.

“Alhamdulillah Za, kamu dapat rangking 1. Mama bangga loh, walau pun kata gurunya kamu tuh sering main hp dikelas, kurangin ya.”

“Iya Ma, insyallah deh Reza kurangin dikit.” Reza tersenyum sambil memeluk Ibunya.

“Oh iya telepon Ayah gih. Pasti Ayah seneng banget, siapa tau Kamu di kasih hadiah.”

“Ok deh.” Merangkul saku celana, Reza pun menelepon Ayahnya.

Cukup lama Reza berbincang  dengan Adnan, Ayahnya yang sedang bertugas di luar kota. Terdengar tawa khas keluar dari Sang Ayah.

“Janji ya, kasih hadiah jangan yang aneh-aneh, Reza maunya yang bisa Reza gunain.”  Pintanya seperti anak kecil.

“Iya-iya tenang aja, bentar lagi  ayah bakal pulang kok, jadi tunggu ya.”

“Ok deh,” Aina, tampak ingin berbicara dengan suaminya, “nih Mama mau ngomong, assalamualaikum.” Reza pun memberikan hpnya.

Reza mengambil rapotnya, dan melihat nilai-nilainya berjejer rapih, Ia tersenyum sendiri. Konsentrasinya terganggu saat terdapat rambut pendek yang cukup menghalangi pandangannya, Ia pun melirik kedepan dan melihat Lisa yang tersenyum di hadapanya.

“Ciee dapat rangking 1, selamat ya. Kirain bakal dapat peringkat terakhir.” Ia menjabat tangan Reza.

“Lah kok gitu?” Reza mengerutkan dahinya.

“Iya lah, kerjaan kamu kan maen hp mulu dari kemaren, jadi Aku kaget aja gitu. Ternyata bisa juga Reza dapet rangking ya, bagus deh.” Lisa berjinjit untuk bisa menepuk-nepuk kepala Reza seperti anak kecil.

“Wah diremehin, gini-gini aku juga sering belajar di hp kali. Emang kamu dapet rangking juga? sini liat.” Lisa menyodorkan rapotnya dengan bangga.

Reza melihat nilai rata-rata diatas 80 an, hanya bisa nyengir tak percaya, Reza pun kembali membuka lembaran sebelumnya, dan terlihat nilai 80 dan 90 yang terpajang indah.

Gila... nilainya bikin ngiri, udah beda level ini mah.

Sedikit membersihkan tenggorokannya, Reza berdiri tegap,
“Ba-bagus, tingkatkan lagi prestasi mu nak.”

“Eheheh.. pasti dong.”

Hanna, ibunya Lisa menghampiri mereka berdua setelah mampir ke kantin untuk membeli jajanan,
“Lis mau nggak? Enak loh.” Hanna menawarkan jajanan telur gulung dengang balutan saus merah.

“Eh ada Reza, gimana nilanya, dapet rangking kan?” Tampak saus masih menempel di pipihnya.

“A-alhamdulillah dapet rangking 1 Bu.” Reza agak canggung melihat tingkah Ibu Lisa yang lucu.

“Wah sama kek Lisa dong ya, cocok deh.” Tawa anggun Ibu Lisa pun mencairkan suasana.

“Oh iya, kenalin Bu ini Mama Reza, Ma ini Ibunya Lisa.” Reza memperkenalkan ibunya yang sudah selesai menelepon.

“Wah calon besan ya, hallo Saya Mamanya Reza, Aina Talita Zahran.” Reza kaget mendengar ucapan ibunya itu.

“Hallo juga, Saya ibunya Lisa, Hanna Aulia Akbar. Cantik ya mamamnya Reza, cocok deh, hahaha.” Mereka berdua pun tampak asik mengobrol dan lupa dengan anaknya.

Gua Cupu Terus Kenapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang