Chapter 23

13.2K 289 0
                                    

Play Music;

All Time Low - Cinderblock Garden🎶

̷̿̿═

"Itu akibat kau tidak pernah datang ke perusahaanmu sendiri."

Sosok pria berbalut kemeja putih masuk tanpa mengetuk pintu terdahulu. Ia duduk di sofa dekat kaca sambil memegang secangkir kopi.

Devlin mendelik, memperhatikan sosok itu dengan tajam. "Felix, apa kau mau kupecat menjadi sekretarisku?"

Felix berpura-pura terkejut dan takut tapi sejurus kemudian ia tertawa. "Jangan, baby. Jahat sekali kau dengan sepupumu sendiri."

"Ya. Kuharap Bibi Anne tidak pernah melahirkanmu." ketus Devlin sambil menyibukkan diri pada berkas-berkasnya.

"Tapi pada nyatanya aku sudah lahir lebih dulu, Devlin. Sayang sekali harapanmu itu pupus." ucap Felix sambil tertawa lebar.

"Hentikan dan tutup mulutmu sebelum kujahit!"

"Iya iya. Kejam sekali sih, Viper Red."

"Jangan sebut nama itu di kantorku, Felix." Devlin mendesis jengkel. "Aku bisa saja membunuhmu, tak peduli kalau kau anak dari Bibi Anne."

Tidak heran jika Felix mengetahui nama julukan Devlin di dunia gelap. Karena hanya Daddy, Justin, dan Bibi Anne yang tahu sisi lain nya. Dikarenakan pula Felix adalah anak dari adik daddynya, sudah pasti yang memberitahu lelaki itu adalah Bibi Anne.

Felix menghentikan tawanya, menyisakan kekehan kecil. Dia bangkit dan menarik kursi dihadapan gadis itu. "I'm sorry baby. Bagaimana dengan misimu? Apakah menegangkan?"

"Shut up!" Devlin membanting berkasnya dan menatap Felix dengan marah. Kali ini ia merasa antipati kalau sudah membahas tentang misi, itu mengingatkannya pada kejadian kemarin. "Tidak usah membawa topik itu!" bentaknya.

Betapa terkejutnya Felix mendengar bentakan Devlin karena baru kali ini gadis itu tampak tak suka jika ditanyakan perihal 'misi' gelapnya. Biasanya gadis itu akan santai menjawab.

"Oh oke, maaf aku tak tahu kenapa kau bisa sesensitif ini." Felix mengangkat tangannya menyerah melihat wajah Devlin. Meskipun ia penasaran dengan sikap Devlin saat ini, tapi ia memilih untuk mundur daripada menjadi pelampiasan gadis itu.

Sebelum Felix melangkah keluar, Devlin berujar. "Beritahu wakil direktur ntuk menggantikanku di rapat nanti. Aku ingin pulang."

Setelah mendengar perintah itu, Felix hanya mengangguk lalu benar-benar pergi. Di luar ruangan, Felix menggaruk pelipisnya. "Ada apa dengan sepupuku hari ini?"

Devlin mengabaikan sapaan para karyawan yang berlalu lalang. Sebagian tenaganya terkuras karena marah. Entahlah, Devlin merasa butuh istirahat penuh untuk melupakan kejadian yang terjadi di malam itu.

Entah bagaimana reaksi Justin jika lelaki itu tahu kalau ia sudah 'tidur'--meskipun dalam pengaruh obat--dengan partner kerjanya yang tak lain adalah Mike. Devlin teringat ucapan Mike yang mengatakan kalau pria bertato itu mencintainya.

"Arrghh! Brengsek!" Devlin mengumpat seraya mengacak rambutnya. Apa yang dilakukannya itu dilihat oleh orang-orang yang berlalu lalang.

Gadis itu mempercepat langkah kakinya keluar gedung dan secepat mungkin masuk ke dalam mobil Audi R8 Gold. Ia menghempaskan tasnya ke samping dan menutup wajahnya dengan telapak tangan.

Bahkan ketika Justin masuk kedalam mobil dan melihatnya seperti itu, Devlin tak memperdulikannya. Bayangan-bayangan kejadian malam itu mendesak tampil di pikirannya.

The Baby Boss With Hot Bodyguard #BOOK1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang