14 - Lorong yang Terbengkalai

757 43 2
                                    

Entahlah, tapi kaki ku ini terus menerus melangkah tanpa henti.

Dan juga hati kecilku pun selalu berkata, ikuti dan ikuti terus. Hingga aku bisa menemui ujung alirannya, yang entah dimana tujuannya.

"Adek kamu lagi apa?," tanya seorang wanita dewasa berkulit sawo matang yang juga merupakan seorang pengunjung rumah sakit ini.

Dia mungkin juga melihat tingkah ku yang aneh itu. Sama dengan orang orang yang lain di sini.

"Oh, aku mau ke kamar mandi," kata ku yang mencoba untuk tidak membuat wanita dewasa itu penasaran.

"Ok," katanya sambil menganggukkan kepalanya.

Aku yang masih dengan pakaian rumah sakit perlahan melangkah terus mengikuti aliran air berwarna merah darah itu, sambil meninggalkan wanita dewasa itu berada di tempatnya.

Ditengah aku sibuk melihat melihat keatas sambil berjalan, dan akhirnya.

Bruak....

Tanpa sengaja aku menabrak seorang pria tinggi dengan jaket hitam dan ponsel yang menempel di telinganya. Dan cincin dengan motif salib melingkar di jari manisnya.

"Maaf om, aku enggak sengaja," kata ku.

"Iya iya," ucap pria itu singkat lalu melanjutkan langkahnya sambil menelpon.

Jujur, tingkah pria itu sangat mencurigakan. Terlihat pria itu sedang menoleh ke kanan dan ke kiri seperti mengawasi daerah sekitarnya.

Aku enggak tahu apa maksudnya, yang jelas pria itu terlihat sangat mencurigakan.

Langkah ku terus berlanjut, mengikuti aliran air yang berwarna merah darah itu yang mungkin enggak terlihat oleh banyak orang. Dia menuntunku kelantai dua rumah sakit yang terlihat cukup sepi.

Setelah berada di sebuah lorong rumah sakit pada lantai tiga yang tadinya bersih dan banyak pot bunga, kini secara tiba tiba berubah menjadi terbengkalai. Terlihat seperti tidak pernah terurus sekian tahunnya.

 Terlihat seperti tidak pernah terurus sekian tahunnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku yang melihatnya langsung kaget. Barusan saja tadi aku melihat lorong ini begitu bersih dan indah. Cat putih pada dinding pun juga bersih tidak ada coretan sama sekali. Sekarang jauh berbeda dari yang pertama aku lihat, terbengkalai.

Ini juga aneh, air yang berwarna merah darah yang tadi mengalir di loteng mendadak jatuh kelantai dan membuat lantai lorong rumah sakit ini basah. Seperti darah yang ada dimana mana.

Aku terkesiap, ternyata ada sebuah ruangan diujung lorong dengan pintu yang kini lagi tertutup.

Aku enggak tau itu ruangan apa, yang jelas tadi aku melihat ada seseorang masuk didalamnya.

Kemudian aku melangkahkan kaki ku menuju ruangan itu, dengan perlahan sambil mempertajam penglihatan ku.

Karena aku penasaran, kenapa lorong ini tadi secara tiba tiba berubah menjadi terbengkalai, dan juga kenapa aku bisa mendengarkan suara yang mengisyaratkan kalau ada seseorang yang akan mati. Dan juga, kenapa aliran air yang berwarna merah darah itu menuntun aku datang kesini.

Bisikan HawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang