Prolog

141 21 15
                                    

Seorang bocah cilik berumur lima tahun. Sudah rapih dengan kemejanya. Kini ia sedang  berada di taman, bermain perosotan.

Tak jauh darinya seorang gadis kecil sepantaran dengannya. Terlihat sedang berlari mengejar kupu-kupu kecil. Tak sadar ada batu kecil didepannya, gadis kecil itu terjatuh hingga lututnya membentur tanah.

"Aduhhh" rengek anak perempuan itu, lalu setetes air bening keluar dari matanya.

Bocah laki-laki yang sedang bermain perosotan itu menghampirinya. Berniat membantunya.

"Kamu gak apa-apa? Sini aku bantu berdiri." Ucap anak laki-laki sambil berusaha menenangkan anak perempuan yang ada di depannya.

"Huaaaa, gak mau... hiks... lututku berdarah... hiks..."

"Jangan nangis dong, nanti kalo aku yang dimarahin bunda kamu gimana? Aku antar pulang aja deh ya."

"Aku... aku gak mau pulang... hiks... Aku maunya es krim." Anak perempuan itu masih terus menangis sambil memegangi lututnya yang sakit.

Bocah laki-laki itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia tak ingin disalahkan karena perbuatan yang tidak ia lakukan sama sekali. Sedangkan gadis kecil itu terus menangis.

"Ayo, kita beli es krim! Tapi kamu jangan nangis lagi ya?" Kedua anak itu membeli es krim dengan tangan yang bergandengan.

Setelahnya, mereka duduk di bangku taman. Kedua anak itu saling berbagi cerita sambil sesekali tertawa. Hingga es krim mereka habis pun mereka masih belum menyelesaikan cerita mereka.

"Eh, kita tadi belum kenalan. Nama aku Refan Samudra, kalo kamu siapa?" Tanyanya sambil mengulurkan tangannya pada anak perempuan itu.

Baru akan menjabat uluran tangan Refan, suara seseorang mengalihkan perhatian keduanya. Hingga mereka menoleh ke arah suara dan mendapati seorang wanita sedang menenteng koper.

"Refan, ayo nak, kita akan segera berangkat." Ucap wanita itu.

"Iya, Bun." Lalu Refan menarik uluran tangannya dan menghampiri Bundanya. Anak perempuan itu hanya menatapnya dengan tatapan kosong. Dulu, Ibunya sudah pergi meninggalkannya, dan sekarang teman barunya juga akan pergi?

Tapi, pada saat bocah laki-laki itu sudah berjalan  hampir mendekati ibunya, dia berbalik dan berlari ke arah anak perempuan tadi. Ditariknya tangan anak perempuan itu, lalu sebuah kalung berbentuk bintang diletakkan diatas telapak tangannya.

"Nanti kalo aku pulang, kita ketemu lagi ya?" Ucapnya disertai dengan senyuman. Sekarang, dia benar-benar pergi meninggalkannya.

(Not) HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang