Chapter 4

30 10 4
                                    

~●~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~●~

Bunyi bel istirahat yang sejak tadi Lauren tunggu-tunggu akhirnya terdengar. Dengan semangat 45 Lauren mengajak kedua sahabatnya ke kantin. Selama pelajaran berlangsung tadi, Lauren begitu semangat bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru yang mengajar. Kemungkinan besar nanti ia akan sama seperti Lilyana-sahabat Lauren sekaligus si juara kelas-yang menjadi murid kesayangan para guru.

"Ana! Kinan! Lauren seneng banget bisa balik lagi kesini." Entah sudah berapa kali Lauren mengatakan kalimat itu.

"Iya, saking senengnya kita tadi sampe pelukan di depan kelas. Huaa gue malu." Dan Kinan, ia pun sudah beberapa kali mengatakan itu.

"Dan saking senengnya, kuping gue sampe panas ngedenger kalimat yang keluar dari mulut kalian. Udah lebih dari seratus dua puluh kali loh kalian ngulang terus kalimat yang sama." Cerocos Lilyana merasa bosan dengan ucapan kedua sahabatnya yang terus diulang.

"Hehe, maaf." Ujar keduanya berbarengan.

~●~

Setibanya mereka di kantin, beberapa pasang mata melihat ke arah mereka. Mungkin lebih tepatnya ke arah Lauren.

"Ana! Kinan! Kok mereka pada liatin Lauren gitu sih?" Tanya Lauren dengan dahi mengernyit.

Beberapa detik kemudian ia menjawab pertanyaannya sendiri dengan senyum merekah, "mungkin karena Lauren ini cantik ya."

"Serah lo!" Kinan mendengus mendengar perkataan Lauren yang terkesan sangat percaya diri itu.

Sebelum Lauren menimpali perkataan Kinan, Lilyana sudah lebih dulu menengahi mereka berdua. "Udah, udah. Berantem mulu kapan makannya ini, ayo cari bangku!"

Lalu mereka bertiga duduk di bangku kosong yang berada di pojok kantin. Kinan dan Ana memesan makanan, sedangkan Lauren duduk menunggu pesanan. Tanpa Lauren sadari, sedari tadi ada sepasang mata yang terus memperhatikan gerak geriknya.

"Taraaa!! Lo kangen gak ama ni makanan? Atau kangen sama yang bikinnya?" Ujar Kinan yang membawa tiga mangkuk bakso ikan Mang Eki-penjual bakso ikan favorit Lauren-sekaligus.

"Kalo sama yang ini gimana? Kayaknya udah gak aneh deh, pasti di rumah sering bikin." Ujar Lilyana menyodorkan tiga gelas teh manis hangat.

"Wahh! Makasih banyak ya, Lauren jadi terhura gara-gara kalian bawain Lauren makanan."

"Terharu, Ren!" Lilyana meralat perkataan Lauren.

"Ya gapapa sih, cuma bawain makanan doang, Ren." Kinan ikut menimpali sambil memotong baksonya.

"Hehe, iya deh. Emm... karena hari ini Lauren baru masuk lagi ke SHS, gimana kalo kalian Lauren traktir?" Tanya Lauren yang disetujui oleh kedua temannya.

"Boleh banget, Ren. Ya ampun, lo baik deh. Kalo gini kan uang jajan gue bisa disimpen buat beli novel," Kinan berseru semangat.

"Hilih! Novel mulu lo pikirin!" Cibir Lilyana.

"Iya iya, udah uang Kinan simpan aja buat beli novel. Jarang jarang juga kan Lauren traktir kalian," Lauren menengahi.

Mereka memakan makanannya sambil bercanda tawa. Kedatangan Lauren membuat mereka senang dan ingin bercerita sepuasnya.

~●~

Para penghuni perut Refan dan teman temannya sudah demo, meminta agar segera diberi makan. Setelah bel istirahat berbunyi, dengan semangat yang menggebu mereka berempat segera melangkahkan kakinya menuju kantin.

Sesampainya disana, terlihat kantin sudah ramai dengan orang-orang kelaparan. Refan dan ketiga sahabatnya duduk di bangku dekat pintu kantin. Mereka memesan makanan dengan menu yang berbeda. Lalu menyantap pesanannya masing-masing dengan khidmat. Namun, saat ia akan meminum es teh miliknya, nama dan suara seseorang masuk ke dalam indra pendengarannya.

Lauren.

"Uhuk uhuk!" Refan terbatuk-batuk.

"Anjir si Refan, kalo mau minum gak suka baca bismillah dulu sih lu!" Aldo mengoceh sambil menepuk punggung Refan dengan keras.

"Sakit, bego!" Keluhnya saat merasa tenggorokannya sudah tidak ada makanan yang masuk lagi.

"Lo kenapa keselek gitu? Perasaan tadi tenang tenang aja, Fan." Akhirnya Devan bersuara setelah beberapa menit bungkam.

"Ha? It-tu... masa tadi gue denger suaranya si titisan setan."

"Titisan setan?"

"Iya, cewek yang gue ceritain kemarin." Ucapnya sambil celingukan mencari sosok yang sedang ia cari.

"Lo lagi nyari dia, Fan?" Aldo yang super kepo ini selalu saja bertanya.

"Iya, nah tuh dia orangnya!" Tunjuk Refan heboh saat ia berhasil menemukan Lauren.

"Itukan murid baru anjir!" Gibran ikut-ikutan heboh.

"Gue kayaknya pernah liat dia." Devan ikut-ikutan menimpali.

"KOK GUE GAK TAU APA APA SIH?!" Teriak Aldo yang membuat mereka menjadi pusat perhatian semua orang.

Devan yang tidak suka dirinya menjadi pusat perhatian, menginjak kaki Aldo sambil mengumpat. "Setan lu, do!"

Daripada mendengar perdebatan para sahabatnya yang unfaedah itu, Refan memilih menghampiri Lauren yang sedang menyantap bakso miliknya. Tanpa izin orang di sekitarnya, ia duduk saja di sebuah kursi kosong sebelah Lauren. Sontak, hal itu membuat penghuni bangku melihat ke arah Refan.

"Kamu siapa?" Tanya Lauren.

"Lo pikun? Ck, ayo cepet bayar yang kemarin di minimarket, gue gak mau tau."

"Minimarket apa sih? Emang kapan Lauren ke minimarket?"

Kedua sahabat Lauren yang sejak tadi diam melongo, kini menengahi sang bintang sekolah yang sedang berdebat dengan sahabat mereka.

"Eh, udah udah! Kalian ada masalah apa sih? Kok ribut ribut?" Tanya Lilyana kebingungan.

"Lauren gak tau, dia tiba-tiba nyamperin kesini. Lauren aja gak kenal dia siapa." Ucap Lauren sambil terus melirik Refan yang ada di sebelahnya.

Kedua sahabat Lauren yang sudah mengetahui kondisi Lauren, mencoba menanyakan hal yang sebenarnya terjadi pada Refan.

"Coba ceritain sedetail-detailnya!" Pinta Kinan.

Refan pun menceritakan kejadian sewaktu mereka berada di minimarket. Sebenarnya, Refan sudah ikhlas dengan belanjaan Lauren yang ia bayarkan kemarin. Hanya saja, rasa penasarannya pada Lauren begitu tinggi.

~●~

A/n:

Ekhem ekhem!

Jadi gini...
Maafin Author yang telat lagi update ceritanya😭 En den, Author mau ubah jadwal update")

(N)H update setiap seminggu sekali ya:) Jangan bosen nunggu story ini update, huhu.

Oiya, besok sekolah ya? Ciee kelas baru ciee:> Sepatu baru, tas baru, temen baru, serba baru ya? Gebetan pun baru, ciee. Dede gemes baru, ciee. Yang baru MPLS, Kakak cogan sama cecan baru, ciee. Wkwkwk, semangat deh pokoknya buat kalian yang sekolah:D

Author juga sama kok masih sekolah, makanya sekarang updatenya seminggu sekali, maklum anak rajin, sibuk belajar, belajar mencintai dia, muehehe:>

Pluto, 14 Juli 2019

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(Not) HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang