Chapter 1

94 20 13
                                    

Rasa penasaran tidak menutup kemungkinan akan menjalar lebih dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasa penasaran tidak menutup kemungkinan akan menjalar lebih dalam.

***

Cuaca pagi ini cukup mendukung Lauren untuk melakukan aktivitas olahraga pagi. Saat ini Lauren sedang berlari mengelilingi komplek rumahnya. Rasanya ia merindukan udara sejuk pagi ini.

Bangun tidur tadi, ia langsung memakai hoodie dan celana training. Lalu ia pergi keluar rumah dan melakukan aktivitas lari pagi. Tanpa sarapan dan izin dari orang tua tentunya. Sebab, jika Lauren pergi keluar rumah sendirian, orang tuanya tidak akan pernah mengizinkannya keluar. Entah karena apa, yang jelas sejak enam bulan yang lalu, semuanya menjadi seperti itu.

Saat ia akan melanjutkan langkahnya, ia dikejutkan oleh suara gonggongan seekor hewan. Matanya memincing melihat hewan itu, "itu apa ya? Kok kayak pernah liat sih, tapi dimana? Kapan?" Katanya sambil menunjuk hewan tersebut.

Tiba-tiba seorang laki-laki lari berlari ke arahnya sambil melambaikan tangannya. "Heh! Awas lo! Itu anjing gue lagi ngamuk."

"Hah? Anjing? Anjing apaan sih? Oh iya, anjing kan musuh ya." Tanyanya pada dirinya sendiri, ia juga menjawab pertanyaannya sendiri. Aneh memang.

Lauren melangkahkan kakinya untuk mendekati anjing yang sedang mengamuk itu. Anehnya, saat ia mengelus-elus kepalanya, anjing itu tak lagi mengamuk.

"Ini musuh kamu? Masa lucu gini sih musuhnya, uuu gemes." Ucapnya sambil terus mengelus bulu anjing itu.

"Itu anjing gue, bukan musuh gue!" Ujar lelaki itu sambil merebut anjing kesayangannya dari tangan Lauren.

"Ihh, kan anjing itu musuh. Gimana sih!"

Aneh banget ni orang, masa anjing itu musuh. Perasaan gue gak ada hubungannya tuh, gila. Batin lelaki itu.

"Makasih udah bikin anjing gue gak ngamuk lagi. Kenalin, nama gue Refan Samudra." Ia mengulurkan tangannya.

"Halo Refan!" Lauren menjabat uluran tangan Refan.

"Umm.. aku jalan lagi ya, dadah!" Pamit Lauren melambaikan tangannya. Namun, saat Lauren akan meneruskan langkahnya...

Krukk... kruk...

"Lo laper?" Tanya Refan begitu mendengar suara yang berasal dari perut Lauren.

Lauren hanya mengangguk sambil memegangi perutnya.

"Yaudah, sebagai tanda terimakasih gue sama lo karena udah bikin anjing gue gak ngamuk lagi, gue ajak lo makan."

"Waahh beneran?" Tanya Lauren dengan mata berbinar.

"Iya, ayo cepet!" Refan segera menarik lengan Lauren untuk pergi ke tukang bubur langganannya.

***

"Oh ya, nama lo siapa? Gue kan belum tau nama lo." Tanya Refan sambil menyantap bubur yang ada dihadapannya.

(Not) HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang